Pengertian Standar Pelayanan Minimal

26 5 Bersifat dinamis, artinya dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan layanan di masyarakat. 6 Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar. Standar Pelayanan Minimal perlu adanya kriteria yang bertujuan untuk mengukur hal tersebut. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan indikasi suatu inisiatif disebut Praktek baik Good Practice adalah: 1. Kentalnya unsur governance tata kelola pemerintahan yang baik pada praktik baik tersebut. 2. Relatif baru pendekatannya atau penerapannya di suatu daerah dan memiliki daya tarik untuk disosialisasikan kepada wilayah lainnya. Ada pelajaran yang bisa diambil. 3. Memiliki kepedulian yang besar dari masyarakat, kepala daerah, dan media. Hasil penerapan inisiatif memiliki pengaruh yang besar dan penerapan inisiatif berkelanjutan. Misal: adanya penandatanganan maklumat atau MOU dihadiri yang disaksikan oleh BupatiWalikotaGubernur dan banyak orang sehingga kegiatan itu bisa dianggap sudah bisa merubah perilaku pihak yang terkait SKPD atau masyarakat. 4. Telah terjadi perubahan di unit pelayanan, dinas danatau di masyarakat misal: memberikan layanan sesuai dengan standar SPM dan telah dipublikasikan. 5. Sudah mulai diimplementasikan atau diterapkan di unit layanan atau dinasSKPD. 27 6. Berpotensi meningkatkan kinerja unit layanan atau SKPDDinas misal: jumlah guru cukup dan terdistribusi dengan merata. Ada perbedaan sebelum dan sesudah inisiatif diterapkan. Lebih baik jika ada data perbandingan sebelum intervensi dan sesudah intervensi. 7. Inisiatif dapat diterapkan ke daerahwilayah lain. Contoh lain praktik baik perlu diidentifikasi dan dipelajari kemungkinan implementasinya di daerah kita, meskipun persoalan pendidikan relatif sama antar satu daerah dengan daerah lain, namun dalam implementasinya perlu penyesuaian dengan situasi dan kondisi lingkungan sosial politik dan budaya lokal.

4. Kebijakan Standar Pelayanan Minimal

a. Definisi Kebijakan publik

Kebijakan publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Sedangkan menurut Mustopasidjaja, Kebijakan Publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Mustopadidjaja, 2002 : 231. Model Kebijakan merupakan penyederhanaan sistem masalah dengan membantu mengurangi kompleksitas dan menjadikan dapat dikelola oleh para analisis kebijakan. Beberapa pendapat lain mengenai definisi kebijakan publik, yaitu: 1 Frederick menyatakan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang atau pemerintah dalam suatu lingkungan 28 tertentu dengan menunjukan hambatan-hambatan dan kesempatan- kesempatan terhadap pelaksana usulan kebijakan tersebut dalam rangkai mencapai tujuan tersebut. 2 Anderson, kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau kelompok guna memecahkan suatu masalah tertentu. 3 Raksasataya, kebijakan sebagai trik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Suatu kebijakan memuat tiga element yaitu: a identitas dari tujuan yang ingin dicapai, b taktik atau strategi dari berbagai langkah utuk mencapai tujuan yang diinginkan dan c penyedianya berbagai input untuk memungkinkan pelakasanaan secara nyata dari taktik atau strategi. Untuk melahirkan suatu produk yang baik, kebijakan harus terlebih dahulu melalui proses perumusan dan penelitian yang memadai agar terhindar dari gugatan atau tantangan pihak lain dikemudian hari.

b. Proses kebijakan

Sebelum suatu kebijakan diambil, maka ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: 1 Pembuatan kebijakan Dalam pembuatan kebijakan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: a Penyusunan masalah-masalah apa yang akan diangkat dan masalah apa yang akan ditunda atau tidak dibicarakan sama sekali 29 b Perumusan kebijakan hasil dari perumusan yang berupa kebijakan c Dukungan atas kebijakan, baik dari legislatif, pemimpin lembaga atau putusan pengadilan d Implementasi kebijakan pelaksanaan oleh instansi terkait e Penilaian kebijakan apakah kebijakan yang dibuat telah memenuhi persyaratan

c. Jenis-jenis kebijakan publik

1 Desentralisasi Ada satu hal yang yang hilang dan sangat penting dalam dunia pendidikan terutamanya diiringi dengan perubahan kebijakan dari sentralisai menjadi desentralisasi dalam dunia pendidikan. Dewasa ini pendidikan kita banyak kehilangan kekuatan yang sangat diagung-agungkan, sehingga pendidikan Indonesia kehilangan apa yang menjadi tujuan dan lupa dengan apa yang akan diperjuangkan bersama. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagai urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, danatau kepada Gubernur dan BupatiWalikota sebagai penanggung jawab urusan pemerintah umum. Desentralisasi pendidikan adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka Negara 30 Kesatuan Republik Indonesia 2012 :50. Dengan adanya desentralisasi maka muncullah otonomi bagi pemerintah daerah. Pada mulanya istilah desentaralisasi digunakan dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerah kewenangan. Desentralisai menurut Pondinelli dalam Pengelolaan Pendidikan 2012:50 mempunyai empat bentuk yaitu dekonsentrasi, delegasi, devolusi pengalihan dan privatisasi. Pertama dekonsentrasi adalah pembagian sebagian kewenangan atau tanggungjawab administratif ketingkat yang lebih rendah di bawah departemen dan perwakilan pemerintah pusat, pengalihan beban kerja dari pejabat pusat ke staf atau kantor diluar ibukota atau pemerintah pusat. Kedua delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewenangan menejerial untuk melakukan tugas-tugas khusus, kepada suatu organisasi yang tidak secara langsung berada di kewenangan untuk mengambil keputusan, keuangan dan manajemenn kepada unit otonomi daerah. Keempat privasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan-badan sukarela, swasta dan swadaya masyarakat. Keempat bentuk tersebutlah yang menjadi model desentralisasi di Indonesia sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah model devolusi. Desentraliasai dan pemberian otonomi luas kepada pemerintah daerah dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatiakan prinsip demokrasi, pemerataan,