Definisi pendidikan Pendidikan Non Formal

14 oleh anak didik dan masyarakat yang menjadi layanan pendidikan formal tersebut 2 Penambah Suplementery Education Pendidikan non formal dapat memberi kesempatan tambahan pengalaman belajar dalam mata pelajaran yang sama disekolah kepada mereka yang masih bersekolah atau mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal. 3 Penganti pendidikan non formal Substitute Education Pendidikan non formal dapat mengganti fungsi sekolah didaerah-daerah yang karena berbagai alasan penduduknya belum terjangkau oleh pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan Paket A,B dan C adalah contoh- contoh fungsi sebagai penganti ini. Pendidikan yang sejatinya untuk mencerdaskan, harus memiliki fungsi yang sama dalam mewujudkan hal itu, tak jauh berbeda dengan pendidikan formal dan pendidikan non formal yang mana bersama-sama membina dan mengembangkan manusia yang cerdas. Manusia yang cerdas tidak identik dengan manusia pandai, tetapi tidak setiap manusia pandai itu cerdas. Manusia cerdas asli mempunyai kemampuan dalam merespons dengan cepat terhadap lingkungan hidupnya.

c. Pendidikan Kesetaraan

Standar proses pendidikan kesetaraan meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan 15 dapat ditempuh melalui kegiatan tatap muka, tutorial, mandiri danatau kombinasi ketiganya. Community-based Education pendidikan berbasis masyarakat selanjutnya disebut CBE atau menurut Campton dan H Mc Clusky dalam Ara Hidayat 2012: 252 disebutkan dengan istilah Community Education merupakan sebuah “sistem yang memberikan peluang sama bagi setiap orang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup ”. “Kemudian CBE didorong oleh arus globalisasi yang menutut modernisasi dan demokratisasi dalam suatu hal, termasuk di dalamnya pendidikan, dalam situasi semacam ini pendidikan sudah seharusnya dikelola secara desentralisasi dengan memerikan kesempatan seluas-luasnya bagai pertisisipasi masyarakat ” Mastuhu 2003: 86. Secara konseptual, sebagaimana yang ditulis oleh Winarto Suhakhmal dan dikutip oleh Zubaidi Ara Hidayat:2012:131 CBE adalah model penyelenggraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat Pendidikan oleh masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai subjek atau pelaku pendidikan, bukan objek pendidikan. Pada konteks ini, masyarakat dituntut peran dan partisipasi aktifnya dalam setiap program pendidikan. Pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Oleh karena itu, masyarakat harus diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk 16 mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang dilakukan secara spesifik di dalam, untuk dan oleh masyarakat sendiri. Menurut Umbrerto Sihombing dalam buku Pengelolaan Pendidikan, konsep, prinsip dan aplikasi mengelola pesantren dan madrasah 2012:253 menyebutkan bahwa terdapat lima aspek dalam pelaksanaan CBE yaitu: Pertama, teknologi yang dipelajari hendaknya sesuai dengan kondisi dan situasi nyata yang ada di dalam masyarakat. Teknologi canggih yang diperkenalkan dan ada kalanya dipaksakan sering berubah menjadi pengarbitan masyarakat yang akibatnya tidak digunakan sebab kehadiran teknologi itu bukan karena kebutuhan, melainkan karena dipaksakan. Hal inilah yang membuat masyarakat rapuh. Kedua adalah kelembagaan artinya ada wadah yang statusnya jelas memiliki atau dipinjam, dikelola, dikembangkan oleh masyarakat. Disini digugah dan ditumbuhkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pengadaan, pengantian dan pemeliharaan lembaga. Ketiga adalah sosial, artinya program belajar harus bernilai sosial atau bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar. Oleh karena itu program harus digali berdasarkan potensi lingkungan yang dimiliki. Keempat adalah kepemilikan program, artinya kelembagaan harus menjadi milik masyarakat, bukan milik instansi pemerintah. Kelima adalah organisasi, artinya pengelola pendidikan tidak menangani sendiri programnya, melainkan bermitra dengan organisasi kemasyarakatan lain.