32 menurut perkara sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negeara
Republik Indonesia. Urusan pemerintah wajib adalah urusan pemerinth yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah.
Matrik pembagian urusan pemerintah konkuren antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupatenkota, sesuai Undang-Undang Republik
Indonesia Nomer 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
Tabel 1. Pembagian kebijakan
No Sub urusan Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi Daerah
KabupatenKota 1.
Manajement pendidikan
a. Penetapan
standar nasional pendidikan
b. Pengelolaan
pendidikan tinggi a.
Pengelolaan pendidikan
menengah b.
Pengelolaan pendidikan khusus
a. Pengelolaan
pendidikan dasar
b. Pengelolaan
pendidikan anak usia dini dan
pendiddikan nonformal.
2. Kurikulum
a. Penetapan
kurikulum nasional
pendidikan menengah
pendidikan dasar, pendidikan anak
usia dini dan pendidikan non
formal. a.
Penetapan kurikulum muatan
lokal pendidikan menengah dan
muatan lokal pendidikan khusus.
a. Penetapan
kurikulum muatan lokal
pendidikan dasar,
pendidikan anak usia dini dan
pendidikan non formal
3. Akreditasi
a. Akreditasi
akreditasi perguruan tinggi,
pendidikan menengah,
pendidikan dasar, pendidikan anak
usia dini, dan pendidikannon
formal -
-
4. Pendidik
dan tenaga a.
Pengendalian formasi pendidik,
a. Pemindahan
pendidik dan a.
Pemindahan pendidik dan
33 pendidik
pemindahan pendidik dan
pengembanagn karier pendidik.
b. Pemindahan
pendidik dan tenaga
kependidikan lintas Daerah
Provinsi. tenaga
kependidikan lintasdaerah
kabupaten kota dalam 1 satu
Deraha provinsi tenaga
kependidikan dalam daerah
kapupatenkota
5. Perizinan
Pendidikan a.
Penerbitan izin perguruan tinggi
swasta yang diselenggarakan
oleh masyarakat
b. Penerbitan izin
penyelenggaraan satuan
pendidikan asing a.
Penerbitan izin pendidikan
menengah yang diselenggarakan
oleh masyarakat
b. Penerbitan izin
pendidikan khusus yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
a. Penerbitan izin
pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh
masyarakat.
6. Bahasa dan
sastra a.
Pembinaan bahasa dan sastra
Indonesia a.
Pembinaan dan sastra yang
penuturanya lintas Daerah
kabupatenKotadal am 1satu daerah
provinsi a.
Pembinaan bahasa dan
sastra yang penutupan
dalam daerah kebupaten kota.
5. Implementasi
a. Definisi Implementasi
Implementasi menurut Van Horn dan Van Meter Wahab, 2008 : 89 yang merumuskan implementasi sebagai:
“Those action by public or private individuals or groups that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy
decisions” tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu- individu pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemeritah atau swasta
34 yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan. Sementara menurut Lester dan Stewart 2000: 104 mendefinisikan
implementasi sebagai: “The stage of the police process imadiately after the passage of a low.
Implementation viewed mst broadly, means administration of the low in which various actor, organization, procedurs, and techniques work
together to put adopted police into effect in a effort to attain policy or program goals”
Tahap penyelenggraan kebijakan segera setelah ditetapkan menjadi undang-undang. Dalam pandangan luas implementasi diartikan sebagai
pengadministrasian Undang-Undang kedalam berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik-teknik yang bekerja secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan dan dampak yang ingin diupayakan oleh kebijakan tersebut.
b. Implementasi Kebijakan
Studi Implementasi Menurut George C. Edwards Hepikus: 2012: 6 adalah krusial bagi public administration dan publik policy. Implementasi
Kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antar pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.
Dalam hal ini bisa diartikan apabila dalam sebuah kebijakan tidak dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan sasaran kebijakan, maka kebijakan itu
mungkin akan mengalami kegagalan meskipun kebijakan itu dilakukan dengan
35 baik. Sedangkan suatu kebijakan akan mengalami kegagalan apabila dalam
implementasi tidak dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan implementasi kebijakan terkadang banyak kendala yang tidak
terduga. Proses Implementasi kebijakan sendiri bisa dikatakan sebuah proses yang sangat rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut memiliki berbagai macam
penyebab salah satunya adalah faktor karakteristik dari program-program kebijakan yang dijalankan maupun aktor-aktor yang terlibat dalam Implementasi
kebijakan. Seperti disebutkan oleh Lester dan Stewart, pelaku dalam implementasi kebijakan birokrasi, legislatif, lembaga-lembaga pengadilan, kelompok-kelompok
penekanan, dan komunitas organisasi. Dari masing-masing kebijakan itu mempunyai
kepentingan sendiri-sendiri
sehingga permintaan
terhadap implementasi kebijakan juga akan beragam.
6. Sistem Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan publik
Menurut Budiman Rusli dalam buku Reformasi Pelayanan Publik mengatakan bahwa sesuai dengan Life cycle Theory of Leadership LCTL bahwa
pada awal kehidupan manusia bayi pelayanan secara fisik sehingga tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun.
Menurut Kepmenpan No.63KEPM.PAN72003, pelayanan publik segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
36 Menurut Undang-Undang Nomer 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik Pelayananan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga dan penduduk atas barang, jasa,
danpelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanana publik.
Berdasarkan pengertian, kriteria dan ruang lingkup di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan publik adalah pelayanan barang publik, jasa publik atau
administrasi yang dilakukan oleh penyelengara baik pemerintah pusat maupun daerah atau oleh Badan Usaha Milik Negara dan Daerah atau oleh institusi lain
dengan anggaran berasal dari APBN atau APBD.
b. Standar Pelayanan
Menurut Albert dan Zemke dalam buku Manajement Pelayanan Ratmiko dan Atik Septi Winarsih: 2008: 98 bahwa organisasi-organisasi yang bergerak
dibidang pelayanan yang sangat berhasil memiliki kesamaan, yaitu 1
Disususn stategi pelayanan yang baik 2
Orang digaris depan yang berorientasi pada pelanggankonsumen 3
Sistem pelanggan yang ramah Setiap organisasi harus mengkondisikan tiga faktor tersebut untuk
mewujudkan kepuasan pelanggan. Interaksi di antara strategi, sistem, dan orang di garis depan serta pelanggan akan menentukan keberhasilan manajement dan
kinerja pelayanan organisasi tersebut.