Standar Nasional Pendidikan Deskripsi Teori

20 c Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. d Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah danatau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: 1 Kompetensi pedagogik 2 Kompetensi kepribadian 3 Kompetensi profesional, dan 4 Kompetensi sosial Pendidik melaksanakan pendidikan pada TKRA, SDMI, SMP,MTs, SMAMA, SDLBSMPLBSMALB, SMKMAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B, dan Paket C dan pendidikan pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga pendidikan meliputi kepala sekolahmadrasah pengawas satuan pendidikan, 21 tenaga administrasi, tenaga perpustakaan satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. e Standar Sarana Dan Prasarana Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Satiap satuan pendidikan wajib mewakili prasarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruangtempat lain yang diperlukan untuk menunjukan proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. f Standar Pengelolaan Standar pengelolaan terdiri dari 3 tiga bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh pemerintah daerah dan standar pengelolaan oleh pemerintah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan standar pengelolaan adalah Permen No 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. 22 g Standar Pembiayaan Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan model kerja tetap. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi: 1 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji. 2 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan 3 Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air dan jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. h Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan non formal terdiri dari: 1 penilaian hasil belajar oleh pendidik 2 penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan 3 penilaian hasil belajar oleh Pemeritah Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: 1 penilaian hasil belajar oleh pendidik 2 penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. 23 Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaiamana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 Tahun 2004 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

3. Standar Pelayanan Minimal

a. Pengertian Standar Pelayanan Minimal

Standar pelayanan minimal minimal service standart merupakan suatu istilah dalam kebijakan publik public policy yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyakarat. Terkait dengan pemenuhan tersebut Oentarto, dkk. 2004: 173 menyatakan bahwa standar pelayanan minimal memiliki nilai yang sangat strategis baik bagi pemerintah daerah maupuan bagi masyarakat konsumen. Adapun nilai strategis tersebut yaitu: pertama, bagi pemerintah daerah: standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai tolak ukur benchmark dalam penentuan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pelayanan, kedua, bagi masyarakat standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai agen mengenai kualitas dan kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah. Selanjutnya bila ditelaah lebih dalam maka pengertian standar pelayanan minimal di atas terkait pula dengan konsep menejement kinerja performance management. Pendapat Berntein yang dikutip dalam buku Sistem Manajement Kinerja Otonomi Daerah, Lan 2004: 18 menyatakan bahwa sebagai sebuah 24 sisem yang terintegrasi, manajement kinerja diyakini dapat digunakan untuk mendukung keputusan, peningkatan kualitas pelayanan dan pelaporan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 15 Tahun 2010, Standar Pelayanan Minimal pendidikan dasar atau SPM pendidikan adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan oleh KabupatenKota. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 38 Tahun 2007. Urusan pendidikan merupakan salah satu pelayanan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintahan kabupatenkota. Oleh karena itu penyelenggaraan standar pelayanan minimal adalah kewenangan kabupatenkota. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomer 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah bahwa standar pelayanan minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintah wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Berdasarkan pendapat di atas maka pengertian standar pelayanan minimal menyangkut dua konsep utama yaitu: “tolak ukur penyediaan layanan bagi penyedia layanan dan acuan mengenai kualitas dan kuantitas layanan bagi pengguna layanan”. Adapun yang dimaksud dengan konsep tolak ukur penyediaan layanan ialah kondisi optimal yang dapat dicapai oleh penyedia layanan pemerintah daerah yang ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki sumber daya manusia, perlengkapan dan pembiayaan serta sumber daya pendukung lainya. 25 Sedangkan konsep acuan kualitas dan kuantitas bagi penggunaan layanan masyarakat adalah kondisi yang dapat diperoleh dari penyedia layanan pemerintah daerah terkait pelayanan publik yang diberikan. Dengan demikian “minimal” dalam pengertian “standar pelayanan minimal” merupakan kondisi “minimal” dari sudut pandang masyarakat tetapi mengandung arti “optimal” bagi aparat pemerintah daerah. Atau dengan kata lain bahwa standar pelayanan minimal merupakan istilah dari sudut pandang masyarakat sebagai pengguna layanan terhadap kualitas dan kuantitas yang dapat diterima dari pemerintah daerah sebagai penyedia layanan publik. Prinsip-prinsip penyusunan SPM pendidikan terdapat dalam Lampiran 1 Permendikbud Nomer 23 Tahun 2013. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1 Ditetapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu, SPM merupakan bagian integral dari pembangunan pendidikan yang berkesinambungan menyeluruh, terpadu sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. 2 Diberlakukan untuk seluruh daerah KabupatenKota, SPM dimaksudkan untuk menjamin terjadinya pelayanan kepada publik tanpa kecuali mencakup jenis dan mutu pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. 3 Menjamin akses masyarakat guna mendapatkan pelayanan dasar tanpa mengorbankan mutu. 4 Merupakan indikator kinerja, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya: 26 5 Bersifat dinamis, artinya dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan layanan di masyarakat. 6 Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar. Standar Pelayanan Minimal perlu adanya kriteria yang bertujuan untuk mengukur hal tersebut. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan indikasi suatu