Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

12 akhlak dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Dari berbagai pendapat tersebut tentang pendidikan bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah hak segala umat manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan Undang-Undang Republik indonesia Nomer 23 Tahun 2004 Kompas, 2011: 6. Memasuki era abad ke 21 ini tantangan yang kita hadapi semakin kompleks dalam semua aspek kehidupan. Keberlangsungan kehidupan bangsa ini hanya tergantung pada kemampuan kita dalam menjawab berbagai tantangan yang muncul secara bersamaan. Seperti dalam bidang politik mengarah pada demokratisasi, dalam bidang ekonomi akan terjadi liberalisasi dan yang jelas adalah dalam bidang sosial budaya mengarah pada universalisasi sebuah nilai. Institusi sosial yang mana memiliki sebuah peran strategis dalam menjawab tantangan yang ada. Namun selama ini peran tersebut belum dapat dilakukan secara optimal. Pendidikan belum melakukan perubahan apalagi rekonstruksi yang memiliki makna secara luas. Hal ini sesebabkan karena pendidikan masih belum berorientasi pada proses pemberdayaan. Hal ini kita perlu melakukan perubahan orientasi, yaitu pada pelaku pendidikan dan program pendidikan. Para pelaku pendidikan harus mampu membuka pandangan-pandangan baru yang ada dengan ilmu-ilmu lain sehingga mampu memiliki pandangan yang komprehensif dan bisa bersaing secara sehat. Tidak lupa, pendidikan juga harus berorientasi pada fungsi pengetahuan, proses pendidikan, kontekstual dalam program pendidikan, dan tidak lupa berbasis pada budaya lokal dan transformatif. 13

b. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal terasa berjalan ditempat, sebenarnya masyarakat menginginkan pendidikan non formal ini berkembang secara berkualitas dan berkuantitas karena masyarakat ingin meningkatkan kualitas hidupnya. Standar nasional pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 tahun 2005, pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Saleh Marzuki 2012: 79 mendefinisikan bahwa: Pendidikan non formal adalah proses belajar terjadi secara terorganisirkan diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula. Dari berbagai definisi di atas maka dapat diartikan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan dengan jangka yang relatif singkat yang mana bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu yang bersifat fungsional untuk kehidupan masa kini dan masa depan. Menurut D. Sudjana 2004: 141 pendidikan non formal dapat ditampilkan dalam pemecahan masalah pendidikan formal, yaitu sebagai: 1 Pelengkap Complementery Education Pendidikan non formal dapat menyajikan berbagai mata pelajaran atau kegiatan belajar yang belum termuat di dalam kurikulum pendidikan formal sedangkan materi pelajaran atau kegiatan belajar tersebut sangat dibutuhkan 14 oleh anak didik dan masyarakat yang menjadi layanan pendidikan formal tersebut 2 Penambah Suplementery Education Pendidikan non formal dapat memberi kesempatan tambahan pengalaman belajar dalam mata pelajaran yang sama disekolah kepada mereka yang masih bersekolah atau mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal. 3 Penganti pendidikan non formal Substitute Education Pendidikan non formal dapat mengganti fungsi sekolah didaerah-daerah yang karena berbagai alasan penduduknya belum terjangkau oleh pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan Paket A,B dan C adalah contoh- contoh fungsi sebagai penganti ini. Pendidikan yang sejatinya untuk mencerdaskan, harus memiliki fungsi yang sama dalam mewujudkan hal itu, tak jauh berbeda dengan pendidikan formal dan pendidikan non formal yang mana bersama-sama membina dan mengembangkan manusia yang cerdas. Manusia yang cerdas tidak identik dengan manusia pandai, tetapi tidak setiap manusia pandai itu cerdas. Manusia cerdas asli mempunyai kemampuan dalam merespons dengan cepat terhadap lingkungan hidupnya.

c. Pendidikan Kesetaraan

Standar proses pendidikan kesetaraan meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan