Tujuan Desa Mandiri dan Produktif Pengertian Pendampingan Masyarakat oleh Pekerja Sosial

26 Sedangkan menurut Pedoman Umum Penyuluhan Kehutanan 2004 :2 bahwa pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama masyarakat dalam mencermati persoalan nyata yang dihadapi di lapangan selanjutnya mendiskusikan bersama untuk mencari alternatif pemecahan kearah peningkatan kapasitas produktivitas masyarakat. kemudian dikatakan bahwa pendampingan berintikan sebagai upaya menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Menurut Badan Perkumpulan Keluarga Berencana BPKB Jawa Timur 2001 : 5 pendampingan merupakan aktivitas yang dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Berkaitan dengan pendampingan desa mandiri dan produktif, pendampingan tidak hanya dilakukan oleh tenaga pendamping atau pekerja sosial kepada masyarakat, tetapi dibutuhkan keterlibatan masyarakat desa. Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan pendampingan masyarakat oleh pekerja sosial adalah proses relasi sosial antara pekerja sosial dengan masyarakat yang berupa pengajaran, pelatihan, pengarahan, pembinaan, dalam upaya memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

b. Metode Pendampingan oleh Pekerja Sosial

Menurut Istiana Hermawati 2011 : 32 metode pendampingan oleh pekerja sosial adalah serangkaian cara kerja atau prosedur yang teratur dan 27 sistematis yang dilaksanakan oleh pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial kepada klien sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif. Metode pokok pendampingan oleh pekerja sosial terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut : 1 Metode Bimbingan Sosial Perorangan social case work Merupakan serangkaian cara kerja atau prosedur yang teratur dan sistematik untuk menolong individu yang mengalami permasalahan sosial sehingga semua masalah tersebut dapat diatasi dengan baik dan individu yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan serta fungsi sosialnya secara lebih baik. 2 Metode Bimbingan Sosial Kelompok social group work Merupakan suatu metode bimbingan yang dilakukan pekerja sosial untuk membantu individu yang terikat dalam suatu kelompok, agar dapat mengikuti kegiatan kelompok. Dengan demikian individu tersebut dapat bergaul dan mengambil manfaat dari pengalaman pergaulan dalam kelompok tersebut. 3 Metode Bimbingan Sosial Masyarakat social community organization Merupakan suatu metode dan proses untuk membantu masyarakat agar dapat menentukan kebutuhan dan tujuannya, serta dapat menggali dan memanfaatkan sumber yang ada sehingga kebutuhannya terpenuhi dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang tepat digunakan dalam pendampingan desa mandiri dan produktif adalah metode 28 bimbingan sosial masyarakat, karena yang menjadi subyek dalam pendampingan adalah sebuah desa dengan jumlah orang yang banyak. Pendampingan yang dilaksanakan adalah untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya sehingga terwujud desa mandiri dan produktif.

c. Prinsip Bimbingan Sosial Masyarakat

Prinsip bimbingan sosial masyarakat terdiri atas prinsip umum dan khusus yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1 Prinsip-Prinsip Umum General Principles a Keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai kehormatan, harga diri, kesempatan, dan keinginan. Dalam melaksanakan pendampingan, pekerja sosial harus menghargai dan mendengar semua pendapat, usul, saran, dan pertimbangan dari setiap anggota masyarakat. b Pengakuan bahwa semua orang memiliki masalah dan berhak untuk menentukan kebutuhannya sendiri dan bagaimana cara mengatasinya. Pekerja sosial harus memberi kesempatan dan hak kepada anggota masyarakat untuk menentukan permasalahan dan kebutuhannya, serta menentukan cara kerja untuk memecahkan masalahnya. c Keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama, yang hanya dibatasi oleh kemampuan masing-masing. Pekerja sosial harus memahami setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama besar untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada di masyarakat. 29 2 Prinsip-Prisnsip Khusus Differential Principles Sebagaimana dikutip dari Kasni 1987:87 prinsip bimbingan sosial masyarakat menurut Athur Dunhan yaitu sebagai berikut : a Kegiatan sosial yang dilaksanakan dengan bimbingan sosial masyarakat harus didasarkan atas kebutuhan dan bermanfaat untuk mengatasi kebutuhan tersebut. b Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini hendaknya terlibat aktif dalam mengolah, mengarahkan, memimpin pekerjaan, atau ikut serta dalam melaksanakan. c Membina kerja sama dengan pihak-pihak swasta atau sukarelawan. d Usaha yang dilaksanakan hendaknya mengutamakan usaha-usaha yang bersifat pencegahan. Dari penjelasan beberapa prinsip bimbingan sosial masyarakat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip bimbingan sosial masyarakat dalam pendampingan desa mandiri dan produktif yaitu kegiatan pendampingan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pendampingan.

d. Tahapan Bimbingan Sosial Masyarakat

Tahapan bimbingan sosial masyarakat menurut W.A Friedlander 1965, tahapan bimbingan sosial masyarakat sebagai berikut : 1 Tahap Pengumpulan Data Fact Finding, yaitu tahapan yang melakukan penyelidikan, penelitian, survei, assesmen, sehingga diperoleh data yang cukup lengkap sebagai bahan pertimbangan untuk tahap diagnosis. 30 2 Tahap Diagnosis, yaitu tahap untuk menentukan permasalahan kebutuhan mendesak yang dirasakan dan harus dipenuhi serta rencana kegiatan yang dilaksanakan. 3 Tahap Pelaksanaan Treatment, yaitu pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat. Sedangkan Frans Wuryanto Jomo mengemukakan lima tahap bimbingan sosial masyarakat, antara lain sebagai berikut : 1 Tahap pertama, pembahasan tentang kebutuhan masyarakat, masalah- masalah yang ada, dan pemikiran baru. 2 Tahap kedua, mencari fakta, data, sumber pengetahuan, teknis persetujuan pemerintah, dan putusan. 3 Tahap ketiga, merencanakan semua langkah dan tindakan dalam pelaksanaan, motivasi, dan langkah masyarakat. 4 Tahap keempat, melaksanakan menurut rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. 5 Tahap kelima, evaluasi dan pengaturan pemeliharaan hasil kegiatan. Dari kedua penjelasan para ahli mengenai tahapan bimbingan sosial masyarakat, apabila digambarkan dalam bentuk bagan, dapat dilihat pada gambar 1.

Dokumen yang terkait

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGAWASAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

5 25 90

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

KESIMPULAN DAN SARAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 2 14

ANALI ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 2 18

PENDAHULUAN ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 4 13

TINJAUAN PUSTAKA ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 2 19

Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Sentra Industri Kecil Kerajinan dan Anyaman Tenun Bukan Mesin di Desa Gamplong, Kelurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman.

0 2 33

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

0 0 115