Maksud dan Tujuan Sasaran Program

61 ingin dilatih apa. Kegiatan TNA adalah diskusi, setelah TNA tim peksos mulai untuk menyusun desan pelatihan, bagaimana konsep pelatihannya, menentukan siapa narasumbernya, menentukan bagaimana susunan acaranya, dan tanggal waktu pelaksanaannya” Bapak PW : Pekerja Sosial, CW 1.12, Lamp hal 134. Pernyataan di atas juga mendapat dukungan dari pernyataan Bapak “SR” sebagai berikut : “Perencanaan pendampingan ada dua kegiatan bimbingan teknis outbound dan pengolahan pangan. Bimbingan teknis itu bermula dari permintaan warga untuk dilatih outbound, kemudian kami mengadakan pertemuan untuk mengkonfirmasi permintaan itu, selanjutnya selaku pekerja sosial meminta ijin terlebih dahulu dengan pemerintah Desa Sumber Rahayu dan Dusun Gamplong terkait dengan perijinan mengadakan pelatihan, kemudian kami melakukan pertemuan lagi dengan beberapa pengurus untuk membahas konsep dan tema acara, lokasi, dan bagaimana susunan acaranya” Bapak SR : Pekerja Sosial, CW 2.12, Lamp hal 145. Beliau juga menambahkan pernyataan sebagai berikut : “Setelah itu kami mengadakan TNA untuk bimbingan teknis selanjutnya yaitu pengolahan pangan. Kami mengadakan TNA untuk mengetahui kebutuhan pelatihan ibu-ibu. Setelah TNA kami menyusun desain pelatihan itu seperti apa, menentukan tema dan konsep acara, menentukan siapa narasumber, dan waktu pelaksanaanya” Bapak SR : Pekerja Sosial, CW 2.12, Lamp hal 145. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendampingan desa mandiri dan produktif di Dusun Gamplong terdiri atas 1 Pertemuan dengan warga, 2 Koordinasi perijinan pengadaan pelatihan dengan pemerintah Desa, 3 Analisis kebutuhan pelatihan atau TNA Training Need Assesment, 4 Penyusunan Desain Pelatihan, 5 Pembahasan konsep kegiatan, susunan acara, penentuan narasumber, metode pelatihan, dan perlengkapan yang dibutuhkan. 62 Dalam perencanaan tersebut, warga Dusun Gamplong juga terlibat aktif dalam penentuan konsep kegiatan, dengan didampingi oleh pekerja sosial mereka bersama-sama untuk membahas konsep kegiatan bimbingan teknis yang akan diadakan. Sebagaimana pernyataan Bapak “WL” tentang pendampingan pekerja sosial dalam perencanaan kegiatan sebagai berikut : “Pendampingannya kalau dalam perencanaan itu lebih ke mengarahkan kami untuk menentukan bagaimana konsep kegiatannya mbak. Kami ditanya mau bagaimana pelatihan outboundnya. Seperti nanti tema pelatihan outbound itu mau yang gimana nanti mereka yang akan menyusun rancangannya” Bapak WL : Warga, CW 3.11, Lamp hal 155. Serupa dengan pernyataan di atas, Bapak “GN” juga menyampaikan sebagai berikut : “Kalau diperencanaannya mereka yang membantu membuat konsep dan tema acara, kalau dari warga sini ya yang menyediakan tempat” Bapak GN : Warga, CW 4.11, Lamp hal 162. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga di atas, dapat disimpulkan bahwa pendampingan oleh pekerja sosial dalam perencanaan program pendampingan desa mandiri dan produktif dilakukan melalui pendampingan saat pembuatan konsep kegiatan bimbingan teknis.

b. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan pendampingan desa mandiri dan produktif, teridir atas dua kegiatan, yaitu bimbingan teknis outbound dan bimbingan teknis pengolahan pangan

Dokumen yang terkait

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGAWASAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

5 25 90

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

KESIMPULAN DAN SARAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 2 14

ANALI ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 2 18

PENDAHULUAN ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 4 13

TINJAUAN PUSTAKA ANALISI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PENGRAJIN (Studi Kasus pada Centra Industri Kerajinan Ayaman dan Tenun ATBM di Desa Gamplong Kelurahan Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011).

0 2 19

Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Sentra Industri Kecil Kerajinan dan Anyaman Tenun Bukan Mesin di Desa Gamplong, Kelurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman.

0 2 33

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

0 0 115