37
3.6.1 Prosedur Analisa Kadar Pati
Analisa kadar pati amilum dari pati biji alpukatdilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada dengan
memanfaatkan metode gravimetri. 1.
Timbang 2-5 g sampel berupa bahan padat yang telah dihaluskan atau bahan cair dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 50 ml aquades dan diaduk selama 1
jam. Suspensi disaring dengan kertas saring whatman 42 dan dicuci dengan aquades sampai volume filtrat 250 ml. Filtrat mengandung karbohidrat yang
terlarut dan dibuang. 2.
Bahan yang mengandung lemak, maka pati yang terdapat sebagai residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml ether, biarkan ether menguap dari
residu, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10 untuk membebaskan lebih lanjut karbohidrat yang terlarut.
3. Residu dipindahkan secara kualitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer
dengan pencucian 200 ml aquades dan tambahkan 20 ml HCl 25 BJ 1,125, tutup dengan pendingin balik dan panaskan di atas penangas air mendidih
selama 2,5 jam. 4.
Setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH 45 dan encerkan sampai volume 500 ml, kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, tentukan
kadar gula yang dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang diperoleh. Penentuan glukosa seperti pada penentuan gula reduksi. berat glukosa
dikalikan 0,9 merupakan berat pati.
3.6.2 Prosedur Analisa Kadar Amilosa
Analisa kadar amilosa dari pati biji alpukatdilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada dengan
memanfaatkan alat yaitu spektrofotometer. I.
Pembuatan Kurva Standar 1.
Timbang 40 mg amilosa murni, masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N.
2. Panaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai semua
bahan membentuk gel. Setelah itu dinginkan.
Universitas Sumatera Utara
38 3.
Pindahkan seluruh campuran ke dalam labu takar 100 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air.
4. Pipet masing-masing 1, 2, 3, 4 dan 5 ml larutan diatas masukkan masing-
masing ke dalam labu takar 100 ml. 5.
Ke dalam masing-masing labu takar tersebut, tambahkan asam asetat 1 Nmasing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml, lalu tambahkan masing-masing 2
ml larutan iod. 6.
Tepatkan masing-masing campuran dalam labu takar sampai tanda tera dengan air. Biarkan selama 20 menit.
7. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 625 nm. 8.
Buat kurva standar, konsentrasi amilosa vs absorbans. II.
Pengukuran Sampel 1.
Timbang 100 mg sampel dalam bentuk tepung sampel sebagian besar terdiri dari pati, jika banyak mengandung komponen lainnya, ekstrak dulu patinya
baru analisa kadar amilosanya, masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N.
2. Panaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai terbentuk
gel. 3.
pindahkan seluruh gel ke dalam labu takar 100 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air.
4. pipet 5 ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu takar 100 ml. Tambahkan
1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml larutan Iod. 5.
Tepatkan sampai tanda tera dengan air, kocok, diamkan selama 20 menit. 6.
Ukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.
7. Hitung kadar amilosa dalam sampel.
3.6.3 Prosedur Analisa Kadar Amilopektin