18 elongasi plastik kitosan terplastisasi sorbitol, diperoleh bahwa semakin banyak
plasticizer sorbitol yang ditambahkan maka nilai kekuatan tarik film semakin kecil.
Menurut Ani Purwanti 2010, secara umum, dengan penambahan sorbitol sebagai plasticizer, molekul-molekul plasticizer di dalam larutan tersebut terletak di
antara rantai ikatan biopolimer dan dapat berinteraksi dengan membentuk ikatan hidrogen dalam rantai ikatan antar polimer sehingga menyebabkan interaksi antara
molekul biopolimer menjadi semakin berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya kekuatan tarik film dengan adanya penambahan bahan tambahan plasticizer. Plastik
dengan plasticizer dapat meningkatkan fleksibilitas plastik menjadi 11 kali lipat apabila dibandingkan dengan plastik kitosan tanpa plasticizer.
Pada penelitian Romadloniyah 2012, variasi sorbitol yang digunakan sebagai plasticizer adalah 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tensile strength terbesar dimiliki oleh plastik biodegradable dengan penambahan 1,5
ml sorbitol yaitu 126,87 MPa dan elongation terbesar dimiliki oleh plastik biodegradable
dengan penambahan 2,5 ml sorbitol yaitu 78,33.
2.7 PROSES HIDROLISIS
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses
pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa [43]. Proses hidrolisis
pati menjadi sirup glukosa dapat menggunakan katalis enzim, asam atau gabungan keduanya. Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dengan
hidrolisis secara asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak, sedangkan hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada
percabangan tertentu.
Hidrolisis secara
enzimatis lebih
menguntungkan dibandingkan hidrolisis asam, karena prosesnya lebih spesifik, kondisi prosesnya
dapat dikontrol, biaya pemurnian lebih murah, dan kerusakan warna dapat diminimalkan [44]. Menurut Purba 2009 proses hidrolisis enzimatik dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran partikel, Suhu, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku volume substrat, dan pengadukan. Enzim
Universitas Sumatera Utara
19 yang dapat digunakan adalah α-amilase, β-amilase, amiloglukosidase, glukosa
isomerase, pullulanase, dan isoamilase [43]. Hidrolisis pati dihasilkan dengan 2 cara yaitu dengan asam dan enzim. Cara
yang telah lama digunakan dan tradisional adalah hidrolisis dengan asam yang membutuhkan medium dengan tingkat keasaman yang tinggi pH = 1
– 2; temperatur tinggi 150
– 230
o
C dan tekanan tinggi 1-4. Hasil yang diperoleh pada proses secara termal, hidrolisis dengan asam menghasilkan produk samping yang
tidak diperlukan yang mengontaminasi produk akhir hasil hidrolisa. Hidrolisis pati dengan enzim dihasilkan dibawah kondisi yang ringan; temperatur yang lebih rendah
sampai 100
o
C; tekanan normal; pH medium sekitar 6 – 8. Pada waktu yang sama,
hidrolisis dengan enzim menghasilkan laju reaksi yang tinggi; kestabilan enzim terhadap penghilangan aktivitas pelarut, detergen, enzim proteolitik yang tinggi dan
penurunan viskositas medium reaksi pada temperatur yang lebih tinggi [45].
2.8 PROSES GELATINISASI