40 4.
Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang hingga beratnya tetap.
Perhitungan :
3.6.6 Prosedur Analisa Kadar Lemak SNI-01-2891-1992
Analisa kadar lemak dari pati biji alpukat dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran dengan menggunakan
metode gravimetri untuk mendapatkan bobot lemak tetap pada saat penimbangan. 1.
Timbang dengan teliti 1 - 2 gram sampel dalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas, kemudian sumbat selongsong yang berisi sampel dengan kapas.
2. Keringkan dalam oven pada suhu tidak lebih 80
o
C selama kurang lebih satu jam.
3. Masukkan selongsong dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu
lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya. 4.
Ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama kurang lebih 6 jam. 5.
Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven pada suhu 105
o
C. 6.
Dinginkan dan timbang. 7.
Ulangi pengeringan hingga tercapai bobot tetap. 8.
Catat data pengamatan dalam logbook. 9.
Perhitungan : Lemak=
x 100
Dimana : W
= berat sampel W1
= berat lemak sebelum ekstraksi W2
= berat labu lemak sesudah ekstraksi
3.6.7 Prosedur Analisa Kadar Protein SNI-01-2891-1992
Analisa kadar protein dari pati biji alpukat dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
41 metode volumetri atau titrimetri yaitu teknik analisa dengan menambahkan volume
spesifik satu larutan pada larutan lain. 1. Timbang dengan teliti 0.51 gram sampel dalam labu kjeldahl 100 ml.
Tambahkan 2 gram selenium 5 dan 25 ml H
2
SO
4
pekat. 2. Panaskan diatas kompor listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
larutan berubah menjadi warna jernih kehijauan sekitar 2 jam. 3. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukan ke dalam labu ukur 100 ml,
tepatkan sampai tanda batas. 4. Untuk menampung destilat, pipet 10 ml asam borat 2 masukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 5 tetes indikator campuran. 5. Pipet 5 ml larutan hasil dekstruksi ke dalam alat destilasi protein tambahkan 5 ml
NaOH 42.8 dan akuades untuk membilas. 6. Destilasi selama kurang lebih 15 menit sampai destilat yang tertampung tidak
bersifat basa uji dengan menggunakan kertas lakmus. 7. Bilas ujung kondensor dengan air akuades.
8. Titrasi destilat dengan HCl 0.01 N. 9. Kerjakan penetapan blanko.
10.Catat data pengamatan dalam logbook 11.Perhitungan :
Kadar protein :
Dimana : W
= berat sampel V1
= volume HCl 0.01 N yang dipergunakan titrasi sampel V2
= volume HCl 0.01 N yang dipergunakan titrasi blanko N
= Normalitas HCl Fk
= faktor konversi protein
3.6.8 Prosedur Analisa
Morfologi Permukaan
Pati Biji
Alpukat DenganScanning Electron Microscope SEM
[71] Analisa dengan SEM ini dilakukan di Laboratorium Teradu USU.
Universitas Sumatera Utara
42 1.
Sampel serbuk pati ditempelkan pada set holder dengan perekat ganda.
2. Sampel dilapisi dengan logam tembaga dalam keadaan vakum.
3. Sampel dimasukkan pada tempatnya di dalam Scanning Electron Microscope
SEM.
4. Gambar topografi diamati dan dilakukan perbesaran 5000 kali dan 10000 kali.
3.6.9 Prosedur Analisa Profil Gelatinisasi Dengan Rapid Visco Analyzer RVA