E. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut: Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan
pariwisata terutama objek wisata Candi Ceto salah satu kebijakannya dengan memanfaatkan upacara religi sebagai komoditas pariwisata. Kasus pada
penelitian ini ditinjau dari bagaimana komodifikasi upacara religi Saraswati di Candi Ceto oleh pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Komodifikasi merupakan suatu upaya agar sesuatu mempunyai nilai jual. Dalam kasus ini dapat dipahami melalui telaah pendekatan kritis terhadap
kebijakan program pariwisata yang mengarah pada pengembangan objek wisata candi. Komodifikasi tidak terlepas dari pelaksanaan kegiatan
komunikasi pemasaran. Bagaimana terjadinya transmisi kegiatan upacara religi dari komunikator kepada komunikan baik proses, pesan maupun
medianya hingga terjadi umpan balik dari khalayak. Dalam kasus penelitian ini, Dinas Pariwisata dapat dikatakan sebagai
komunikator yaitu pihak yang menyampaikan pesan pada komunikan dengan Kebijakan
Program Pariwisata
Upacara Religi
Saraswati Komunikasi
Pemasaran Pariwisata
Candi
Komodifikasi
Proses
Pesan
Media Audience
Feedback
para petugas Dinas Pariwisata sebagai penyampai langsung yaitu yang terlibat pada pelaksanaan upacara religi di Candi Ceto. Pesan pariwisata disampaikan
melalui saluran atau media komunikasi pemasaran. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menimbulkan reaksi yang berpengaruh pada khalayak
sehingga mereka memberikan umpan balik feedback berupa ketertarikan khalayak pada objek wisata sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisata
di Kabupaten Karanganyar khususnya Candi Ceto. Selain umpan balik berupa kunjungan wisata, tanggapan khalayak
terhadap kebijakan program pariwisata juga diperlukan dan penting untuk dikaji. Mengingat umpan balik yang berupa pujian, kritik maupun masukan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk evaluasi program kebijakan pariwisata yang dilaksanakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kritis melalui perspektif politik ekonomi. Penelitian dilakukan di dua lokasi
yaitu Candi Ceto dan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar akan tetapi yang digali adalah informasi mengenai satu kasus yang merupakan rangkaian
komodifikasi upacara religi dalam kemasan pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar atau disebut studi kasus tunggal Sutopo, 2002:112.
Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why atau bagaimana dan mengapa Yin,
1987;9. Pada penelitian ini, karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan
maka penelitian
ini disebut
studi kasus
terpancang Sutopo,2002:113.
Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Penelitian sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dilakukan dengan
menggambarkan keadaan atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dll pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya Nawawi,1998:31. Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada
sekedar angka atau frekuensi Sutopo,2002:35. Menurut Kirk Miller dalam Moleong,2002:3, metode ini merupakan salah satu tradisi dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan