multiplier perkembangan ekonomi lokalitas di sekitar daerah tujuan wisata. Media yang digunakan pada umumnya lahir dari kreativitas
masyarakat setempat sehingga memungkinkan terjadinya aktivitas bersama menuju keseimbangan dalam suatu sistem sosial yang
dinamis. Komunikasi sebagai proses kegiatan penyampaian berita atau
informasi yang mengandung arti dari suatu pihak seseorang atau tempat kepada pihak seseorang atau tempat lain, dalam usaha
mendapatkan saling pengertian Deddy Mulyana,2002:62. Definisi ini memberi pengertian yang sangat luas karena tidak hanya
menitikberatkan pada segi manusianya saja. Pada zaman modern dewasa ini, peralatan elektronis komputer mampu menjadi pengirim
atau penerima berita dalam suatu sistem komunikasi modern. Oleh karena itu, baik manusia ataupun mesin elektronis dapat menjadi suatu
saluran jaringan komunikasi.
b. Media Komunikasi Pemasaran
Dalam komunikasi pemasaran seperti dalam bukunya P.R. Smith 1998:7 dilakukan melalui berbagai bentuk yaitu selling penjualan,
advertising periklanan, sales promotion promosi penjualan, direct marketing penjualan secara langsung, publicity publisitas humas,
sponsorship sponsor,
exhibitions pameran,
packaging pengemasan, point of sale and merchandising titik tolak penjualan
dan barang dagangan, internet, word of mouth secara lisan,
corporate identity identitas perusahaan. Melalui berbagai bentuk komunikasi pemasaran tersebut citra suatu perusahaan dapat dikenal
oleh khalayak. Tidak semua bentuk komunikasi pemasaran diterapkan dalam
suatu usaha namun tergantung pada sasaran dan tujuan ditetapkan. Dalam komodifikasi upacara Saraswati dalam kemasan pariwisata,
seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar antara lain melalui radio, televisi, brosur atau leaflet dan calender of
event baik dalam bentuk booklet maupun kalender meja atau dinding. Calender of event cukup efektif untuk menarik minat wisatawan
karena sudah ada kepastian jadwal-jadwal upacara diselenggarakan. Namun pesan sangat terbatas karena tidak mampu menyediakan space
untuk penulisan kata-kata lebih banyak sehingga uraikan berkaitan dengan upacara hanya sedikit.
Promosi yang dilakukan oleh Dinas pariwisata melalui televisi atau radio hanya bersifat news report. Pada saat ada event maka saat
itu baru mengundang media elektronik tersebut. Seperti yang diungkapkan Drs. Nugroho Hary Widyanto,M.Si., Kepala Sub Dinas
Objek Wisata Dinas Pariwisata Karanganyar, “ Kalau pas ada event kita undang mereka, media untuk meliput. Itu malah ada greget ke
penonton. Kita adakan dialog interaktif” Wawancara tanggal 17 Januari 2008.
Kabupaten Karanganyar sebagai produsen wisata harus senantiasa mendorong proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat
dilakukan melalui perantara pemandu wisata tourist guide maupun pelaku pemasaran lain untuk mendorong konsumen mengambil
keputusan berwisata. Oleh karena itu para pemasar harus menguasai informasi secara luas tentang objek wisata yang mereka tawarkan.
Jelaslah bahwa pemasar maupun pemandu wisata yang kurang terlatih atau yang kurang dilengkapi dengan bahan informasi tertulis akan
mengalami hambatan kekurangan fakta dan data yang berbentuk dorongan mengajak ketika ia berhadapan dengan para konsumen
wisata. Dalam artian bahwa sebagaimana para konsumen wisata gigih berusaha mencari produk yang diinginkan, demikian juga produsen
wisata harus gigih mengusahakan peluang dalam ingatan calon wisatawan. Di sini salah satu bentuk komunikasi pemasaran sudah
dapat dilakukan yaitu publisitas yang biasa dilakukan oleh bagian humas.
Dapat dikatakan bahwa media penyampai pesan dalam komunikasi pemasaran pariwisata oleh Kabupaten Karanganyar masih
terbatas. Hal ini disebabkan juga oleh faktor biaya. Seperti dijelaskan Drs. I.A. Joko Suyanto, MM, “Anggaran itu pertama mendapat
tantangan, apa itu? Tidak ada yang mendukung, terutama dari dewan. Ini kan saatnya anggaran dibahas untuk 2008... ” Wawancara tanggal
17 Januari 2008. Walaupun ada keterbatasan anggaran, promosi
melalui atraksi dan daya tarik sebagai potensi wisata tetap digencarkan.
Dinas Pariwisata
memanfaatkan celah
tertentu menyampaikan promosi yang mengandung keunikan daerah wisata
setempat. Kemudian
mereka menyergap
wisatawan melalui
serangkaian kegiatan
komunikasi pemasaran
dalam rangka
meningkatkan kesempatan kunjungan wisatawan. Dalam rangkaian kegiatan ini, pesan pemasaran selalu mereka sampaikan secara
konsisten. Dengan kata lain, mereka memakai pendekatan terpadu melalui komodifikasi upacara hari raya Saraswati dalam kemasan
pariwisata untuk pemasaran Candi Ceto, sehingga pesan mereka dapat menerobos masuk secara lebih sukses dan dampak serta ingatan yang
mereka peroleh meningkat secara lebih efisien dan berpengaruh pada meningkatnya jumlah kunjungan wisata.
c. Feedback Khalayak terhadap Kebijakan Pariwisata Karanganyar