Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru

(1)

PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DI SMP ISLAM AL-FALAAH SAWAH BARU Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Hamdan Syamsudin 1112018200025

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

iv

ABSTRAK

Hamdan Syamsudin (NIM: 111201820025). Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru. Skripsi: Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah.

Pengambilan Keputusan merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam pengambilan keputusan terdapat faktor yang menentukan efektivitas keputusan yang diambil yaitu peranan sistem informasi manajemen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi manajemen pendidikan berperan terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini ialah kualitatif deskriptif analisis dimana penulis mendeskripsikan dan menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.

Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil bahwa sistem informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan telah berperan. Hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah menggunakan peranan SIM lebih besar dibanding pengambilan keputusan tanpa peranan SIM. Data menunjukkan bahwa 89% keputusan kepala sekolah menggunakan peranan SIM sedangkan 11% tidak menggunakan SIM.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang dapat diterapkan dalam menggunakan SIM di sekolah yaitu : 1) hendaknya kepala sekolah selalu mengacu kepada data dalam mengambil keputusan. 2) sekolah hendaknya memaksimalkan penggunaan teknologi informasi 3) sekolah

hendaknya menggunakan aplikasi sistem pengambilan keputusan / decision


(5)

v

ABSTRACT

Hamdan Syamsudin (NIM: 1112018200025). The Role of Education Management Information System For Principal Decision Making in SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru. Thesis: Departement of Education Management. Tarbiyah and Teachers Training Faculty of State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.

Keywords : Management Information System (MIS), Decision Making, Principal

Decision-making is an activity that is always done by the Principal in carrying out his duties in conducting education. In decision-making, there is the factor that determine the effectiveness of the decision made i.e. the role of management information systems. This study was conducted to determine how the education management information systems contribute to decisions made by the principal.

The research method used in conducting this research is qualitative descriprive analysis which the author describe and analyze the data obtained in the field. Data was collected through interviews, observation and documents study.

From this research, the author obtains the result that the education management information system for the principal in the decision-making has the essential role. It can be proven by the percentage of decision-making done by principal using the MIS is greater than the role of decision-making without it. Data shows that 100% of the principal’s decision to use the MIS role.

Based on these results, there are some suggestions that can be applied in using the MIS in school they are: 1) the principal should always refer to the data in making decisions. 2) Schools should maximize the use of information technology. 3) Schools should use decision support system application in order to make the decision-making faster, more accurate, and appropriate.


(6)

vi

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan keberkahan dan karunia serta kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat mengerjakan tugas akhir skripsi dengan penuh ikhtiar yang sungguh-sungguh lagi baik dan berada dalam rida-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan judul “Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru

Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi kehidupan dengan ajaran dan suri tauladannya untuk seluruh alam. Nabi yang menjadi panutan umat muslim di dunia dan yang akan memberi syafaat kelak di akhirat.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak secara langsung dan tak langsung serta dalam berbagai bentuk mulai dari materi sampai moril. Sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Mu’arif Sam, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

5. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom., Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dr. Didik

Suprijadi, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada

umumnya dan Jurusan Manajemen Pendidikan khususnya yang telah memberikan pengajaran dan pendidikan untuk bisa menempuh jenjang sarjana.

7. Rais Helmi, S. Th. I., Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

8. Bapak H. Syamsudin dan Ibu Khodijah, Orang Tua tercinta yang senantiasa

memberikan kasih dan cintanya tiada tara dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

9. Seluruh keluarga penulis mulai dari tiga orang kakak yang penulis cintai dan

tiga orang adik yang penulis sayangi serta keluarga dekat yang selalu memberikan keharmonisan dalam keluarga.

10.Keluarga Besar SDN DK 07 Pagi, SMPN RSBI 45 Jakarta, SMAN 33 Jakarta

yang telah mengajar dan mendidik penulis hingga dapat bermasyarakat dan melanjutkan ke jenjang sarjana.

11.Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 yang telah

memberikan rasa kebersamaan, kesenangan, serta perjuangan untuk menyelesaikan skripsi. Begitu juga dengan keluarga besar Manajemen Pendidikan yang telah mengajarkan penulis berbagai hal hingga dapat menjadi seorang akademisi yang mumpuni akan keilmuan manajemen pendidikan.

12.Pengelola Program Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan penulis

bantuan dana pendidikan secara penuh sehingga penulis dapat menjalankan pendidikan S1 tanpa terbebani biaya operasional pendidikan.

13.Teman-teman di berbagai organisasi mulai dari Forum Mahasiswa Bidikmisi

(Formabi) UIN Jakarta, Organisasi Mahasantri Ma’had (OMM), Himpunan Mahasiswa Banten (HMB), Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB),


(8)

viii

Forum Lingkar Pena Ciputat, rekan-rekan jurnalis di berbagai forum dan media pemberitaan, serta organisasi dan komunitas lainnya yang pernah penulis ikuti sehingga penulis menjadi seorang mahasiswa yang kritis, kreatif, dan cekatan serta menjadi lebih peka terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.

14.Keluarga besar Asrama Ma’had UIN Jakarta terutama kepada Pengasuh Asrama, Ust. Utob Tabrani, Lc., MCL., yang telah mengasuh dan membina penulis selama dua tahun berada di asrama.

15.Keluarga besar Yayasan Bina Ikhwan Sawah Baru terutama kepada Bapak

pemilik Yayasan, Drs. H. Subarja, M.Pd., yang telah memberikan penulis tempat singgah dan bernaung selama kuliah dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mengelola sebuah yayasan.

16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

menjadi bagian dari kesuksesan penulis.

Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada baik dari penulis maupun dalam skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan dengan pahala dan kebaikan-kebaikan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Alhamdulillahi Rabbil’aalamin


(9)

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... v

Kata Pengantar ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 11

1. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 11

2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 28

B. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan ... 31

1. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 31

2. Tipe-Tipe Keputusan ... 33

3. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan ... 35

4. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan ... 36

5. Model Pengambilan Keputusan ... 39

6. Tahap Pengambilan Keputusan ... 41

7. Teknik Pengambilan Keputusan ... 43

C. Peranan SIM Pendidikan Bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan ... 45

D. Penelitian Relevan ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

1. Tempat Penelitian ... 58


(10)

x

B. Latar Penelitian ... 59

C. Metode Penelitian ... 59

D. Sumber Data ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 61

G. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Data ... 63

B. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. KESIMPULAN ... 85

B. SARAN ... 88


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai macam aktivitas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Ada berbagai macam kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan mulai dari yang bersifat pengelolaan dan administratif sampai yang bersifat teknis pembelajaran. Sebagaimana lembaga pada umumnya, sekolah membagi kegiatan ini ke dalam bagian-bagian atau unit-unit tertentu yang mana terdapat peran-peran dari para pemangku jabatan di sekolah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan tersebut sesuai posisinya masing-masing. Mulai dari guru, petugas TU, kepala sekolah dan jajaran yang ada memiliki andil dalam

setiap kegiatan di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut secara

berkesinambungan membangun sekolah menjadi organisasi yang dapat mewujudkan visi dan misi yang dimilikinya dengan baik.

Dari semua kegiatan yang ada di sekolah terdapat kegiatan yang menjadi kunci dari pencapaian keberhasilan sekolah. Kegiatan tersebut ialah pengambilan keputusan yang sangat penting di antara kegiatan lain karena

terdapat peran manajer sebagai pemimpin dalam hal ini kepala sekolah. Ada

istilah yang patut kita soroti dari pernyataan tersebut. Istilah tersebut ialah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan hanya sekedar kegiatan biasa tetapi lebih dari itu.

Pengambilan keputusan memungkinkan setiap kepala sekolah dapat mengetahui langkah apa yang semestinya dilakukan di masa yang akan datang terkait pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah akan berperan sesuai dengan keputusan apa yang ia ambil sehingga akan terjadi efektivitas manajemen yang baik atas implikasi dari teori pengambilan keputusan.

Kepala sekolah merupakan jabatan yang mempunyai wewenang dalam membuat keputusan dan berada pada posisi teratas dalam suatu organisasi. Peraturan pemerintah yang menjelaskan bahwa kepala sekolah merupakan seorang pemimpin ialah Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang


(12)

2

Standar Pengelolaan Pendidikan yang menjelaskan bahwa “Setiap

sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah”.1

Sehingga kita dapat mengetahui bahwa di sekolah yang menempati posisi jabatan yang tertinggi ialah kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga berwenang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bersifat final. Artinya, keputusan itu merupakan kegiatan akhir sebelum diimplementasikan menjadi kebijakan atau program-program sekolah. Oleh karena itu yang berperan dalam pengambilan keputusan ialah kepala sekolah sebagai manajer di sekolah.

Pengambilan keputusan dapat menjadikan sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan yang terus berdinamika ditengah hambatan dan ancaman yang muncul baik itu dari internal maupun eksternal sekolah. Sekolah menjadi lebih fleksibel meskipun harus melewati proses yang begitu rumit dalam mencapai tujuannya. Adakalanya sekolah dihadapkan pada situasi yang menghantarkan pada kegagalan namun di saat seperti inilah kegiatan pengambilan keputusan menjadi solusi untuk tetap mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah organisasi.

Sebelum kegiatan pengambilan keputusan itu berlangsung, sekolah mengalami berbagai macam problematika yang berkaitan dengan pencapaian tujuan. Kesenjangan yang terjadi antara kenyatan yang dialami sekolah dan harapan yang ingin direlisasikan menjadi sasaran utama kepala sekolah dalam

memainkan peranannya sebagai decision maker. Masalah ini akan

mempengaruhi respon apa yang harus diberikan untuk melahirkan sebuah solusi melalui pemecahan masalah.

Dalam kegiatan pengambilan keputusan seorang kepala sekolah membutuhkan informasi. Karena dengan informasi maka akan ditempuh sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan yang ada. Sistem informasi yang dikelola dengan baik dapat menjadi aset bagi sekolah yang menerapkannya. Kepala sekolah dapat

1


(13)

3

memanfaatkan sistem informasi dalam memanaj sekolah mencapai tujuan serta visi misi yang ditetapkan.

Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 19 tahun 2007 mengatur tentang standar pengelolaan pendidikan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa di dalam pengelolaan pendidikan terdapat pengelolaan informasi dalam bentuk siste informasi manajemen.

“1. Sekolah / Madrasah :

a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;

b. menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses;

c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan

untuk melayani permintaan informasi maupun

pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan;

d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah

terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

2. Komunikasi antar warga sekolah/madrash di lingkungan

sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif”.2

Sejatinya dunia sedang mengalami kebangkitan dari segi informasi. Kemajuan teknologi mutakhir diorientasikan kepada informasi. Sehingga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berbasis informasi. Hal ini tidak terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh dari informasi itu sendiri. Informasi merupakan sumber daya yang patut dipertimbangkan oleh kemajuan dunia.

Tidak hanya perusahaan, sekolah juga sebagai sebuah instansi yang berdiri di tengah-tengah persaingan tersebut berusaha mempertahankan eksistensinya di kala persaingan bisnis juga merambah dunia pendidikan. Pertanyaan yang muncul kemudian ialah bagaimana sekolah memanfaatkan sistem informasi bagi keunggulan dalam bersaing.

2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 Poin E Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.


(14)

4

Informasi juga menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam dunia pendidikan. Informasi yang diolah dalam dunai pendidikan berupa sebuah sistem informasi. Semenjak sebuah sekolah didirikan sistem informasi manajemen pendidikan telah berjalan pula di dalamnya. Tetapi peranannya belum begitu dirasakan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Ada sebuah kecenderungan yang telah lama berjalan di mana parameter yang digunakan untuk keunggulan bersaing ialah dengan pengelolaan sumber daya yang bersifat fisik. Namun sekarang paradigmanya telah berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan bahwa informasi dapat menjadi keunggulan dalam bersaing.

Tidak bisa dipungkiri betapa informasi memiliki nilai yang tinggi terhadap keberlangsungan sebuah organisasi termasuk sekolah. Hal ini tidak terlepas dari dimensi yang dimiliki dari sebuah informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang begitu besar.

Pengambilan keputusan oleh kepala sekolah yang didukung dengan sistem informasi manajemen membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan. Informasi ini berasal dari berbagai unit atau bagian yang ada di sekolah seperti kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan sebagainya. Setiap bagian tersebut menerapkan sistem informasi manajemen dalam menjalankan tugasnya. Data-data yang dihasilkan dari setiap bagian tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah informasi yang dapat menggambarkan kondisi dan keadaan yang terjadi. Dengan demikian kepala sekolah dapat mengetahui posisi sekolah berapa pada keadaan yang berpeluang untuk maju atau sedang mengalami kemunduran. Kepala sekolah dapat menentukan apa langkah yang harus diambil untuk memberikan arah sekolah untuk berkembang.

Kepala sekolah tidak sendirian dalam menjalankan fungsinya sebagai decision maker. Ada sejumlah wakil bidang yang mengurusi bidang-bidang yang ada di sekolah. Para wakil bidang ini menjadi perantara antara kepala


(15)

5

sekolah dengan level-level yang berada di bawahnya yang berhadapan langsung dengan program-program yang dijalankan sekolah.

Sekolah yang berkualitas dapat kita lihat dari prestasi-prestasi yang diraihnya. Selain itu program-program yang dijalankan juga mendukung peyelenggaraan kegiatan pendidikan. Hal ini merupakan implikasi yang dapat diperoleh sekolah dari penerapan sistem informasi manajemen pendidikan yang baik khususnya bagi kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang tepat dan dapat diimplementasikan sebagai sebuah kebijakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

SMP Islam Al-Falaah merupakan lembaga pendidikan yang berbasis ke-Islaman. Sekolah ini mengedepankan keunggulan dalam iman dan taqwa (IMTAQ), ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan fasilitas. Hal ini dapat dilihat dari program unggulan yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah bagi para peserta didiknya. Program tersebut yaitu Native, Pesantren, Field Trip, Persari/Perjumsa, Sholat Dhuha, Sholat Berjama’ah, Tahfidzul Qur’an, LDKS, dan Manasik Haji.

Selain program unggulan, di sekolah juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu Iqro, Pramuka, Karate, Basket, Sepak Bola, Menari,

Melukis, Paduan Suara, Bahasa Arab, Bimbingan Al-Qur’an, English Course

(AEC), Drumband, dan MIPA Class.

Selain dari program pendidikan dan ekstrakurikuler, untuk mewujudkan misinya yang unggul dalam IMTAQ, sekolah menambah muatan Agama dan

penguatan Baca Tulis Al-Qur’an dan keterpaduan kurikulum Departemen

Agama (DEPAG) untuk kurikulum sekolah disamping penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Untuk menunjang hal tersebut sekolah menyediakan fasilitas berupa Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer Multimedia, Lapangan, Ruang Ekstrakurikuler, UKS, Masjid, Ruang Serba Guna, Masjid, Kantin, Lapangan Parkir, dan Sport Hall.

Satu lagi aspek yang tidak kalah pentingnya ialah tenaga pendidik. SDM-nya terdiri dari lulusan yang memiliki dedikasi tinggi di bidangnya,


(16)

6

menguasai disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang ajarnya, berpengalaman, inovatif, kreatif, dan berakhlakul karimah.

Dengan demikian SMP Islam Al-Falaah dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dan berakhlakul karimah sesuai dengan misinya. Hal ini dapat dibuktikan dari berbegai prestasi yang pernah diraihnya dalam berbagai macam ajang perlombaan.

Semua ini dapat dicapai tergantung dari kepemimpinan kepala sekolah dalam menghasilkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. Kebijakan ini merupakan implikasi dari keputusan-keputusan yang diambil kepala sekolah. Sehingga keputusan yang diambil kepala sekolah sangat menentukan arah tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekolah.

Untuk menghasilkan keputusan yang strategis, Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falaah dibantu oleh unit Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum. Kedua bagian ini memiliki sistem pengelolaan informasi yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.

Penulis mengamati bagaimana sistem informasi manajemen di SMP Islam Al-Falaah berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan. Hasil dari pengamatan tersebut penulis menemukan bahwa unit TU SMP Islam Al-Falaah tidak menggunakan SOP dan pedoman dalam melaksanakan proses administrasi sekolah. Dalam pelaksanaanya, TU SMP Islam Al-Falaah menjalankan segala aktivitas keadministrasiannya berdasarkan arahan langsung dari atasannya.

Kemudian, dalam menjalin hubungan dengan pihak eskternal, misalnya orang tua murid, sekolah menggunakan sarana surat. Sedangkan pihak eksternal yang lebih luas lagi dalam hal ini masyarakat, sekolah menggunakan website untuk memberikan informasi yang ada di sekolah misalnya info penerimaan peserda didik baru (PPDB).

Selain itu, dalam mengumpulkan informasi pihak sekolah

memanfaatkan data-data yang berasal dari agenda kegiatan program, laporan penilaian, serta laporan tertulis dan tidak tertulis. Agenda kegiatan dan


(17)

7

penialain program ini dapat diperoleh dari laporan yang diberikan dari penanggung jawab program kegiatan. Sedangkan laporan tertulis dan tidak tertulis bisa diperoleh dari masukan yang diberikan oleh murid, wali murid, dan penanggung jawab program.

Dari penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen yang berjalan di sekolah menggunakan berbagai macam alat untuk

membantu mengumpulkan, mencatat, mengolah, menganalisis, dan

menyediakan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memutuskan kebijakan apa yang akan terapkan di tahun ajaran berikutnya.

Dengan demikian terdapat berbagai sumber informasi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam proses pengambilan keputusan. Namun dalam pelaksanaanya sumber informasi ini dipusatkan ke dalam dua bagian.

Pertama, untuk mengetahui informasi mengenai kurikulum yang

diimplementasikan di sekolah dapat diperoleh dari wakil kepala sekolah (wakasek) bidang kurikulum. Sedangkan untuk informasi selain yang berkenaan dengan kurikulum, misalnya informasi tentang sarana dan prasarana, keuangan, tenaga pendidik dan kependidikan dan sebagainya dipusatkan pada unit Tata Usaha.

Penemuan selanjutnya dari hasil pengamatan di SMP Islam Al-Falaah ialah terkait dengan proses pengambilan keputusan kepala sekolah. Kepala sekolah memegang posisi puncak dalam hal pengambilan keputusan. Segala hal yang menyangkut kepentingan sekolah harus berdasarkan keputusan dari kepala sekolah terlebih dahulu. Dalam hal pengambilan keputusan, posisi Wakasek Bidang kurikulum dan Tata Usaha ialah sebagai penyedia informasi di bidangnya. Sehingga sangat berperan penting bagi kepala sekolah karena dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan.

Namun, kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab terhadap pihak yayasan selaku pemilik SMP Islam Al-Falaah. Salah satu tanggung jawabnya ialah berupa laporan program kerja yang telah dilaksanakan dalam periode satu tahun ajaran. Untuk menentukan bagaimana model pengembangan dari sebuah program pendidikan yang telah dilaksanakan,


(18)

8

pihak yayasan akan melakukan pendampingan dan studi banding dalam kurun waktu tertentu. Setelah proses itu selesai barulah diputuskan apa saja yang harus dikembangkan dan diperbaharui dari setiap program pendidikan yang ada begitu juga dengan hal lainnya yang menyangkut fasilitas, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum dan sebagainya.

Berdasarkan deskripsi permasalahan yang ada, penulis ingin melakukan penelitian tentang “Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan”.

Persaingan kian kompetitif di zaman teknologi ini berbagai lembaga pendidikan tengah berlomba membangun sistem yang dapat mempercepat proses kemajuan lembaga yang dipimpinnya.

Masyarakat juga sudah beralih kepada teknologi. Dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk pun antara generasi yang berumur muda sekarang sedikit demi sedikit tengah mengakrabkan diri dengan penggunaan teknologi. Disini yang lebih disoroti ialah penggunaan informasi yang semakin cepat baik dalam menghasilkan mengakses maupun menyebarkan. Sehingga hal ini akan mengubah era informasi di mana informasi yang berkembang sudah mencapai pada tingkat nilai informasi yang dihasilkan bukan sekedar bahwa informasi itu ada. Informasi yang berkembang sudah pada taraf keakuratan yang tinggi, daya analisis yang tinggi dan sebagainya.

Informasi menjadi barang berharga yang menentukan maju atau tidaknya sekolah. Karena untuk menciptakan sekolah yang maju dilakukan dengan perencanaan dan penggunaan startegi bersaing yang baik. Kedua hal ini akan percuma apabila dalam proses merencanakan dan menggunakan informasi merupakan informasi yang memiliki nilai rendah dalam arti tidak memiliki nilai jual, daya prediksi yang baik, daya akurasi yang rendah. Maka pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan yang buruk. Oleh karena itu sangat urgen bagi sebuah sekolah dalam memberdayakan informasi


(19)

9

menggunakan SIM. Apabila hal ini terpenuhi maka sekolah dapat melakukan startegi peningkatan mutu sekolah.

Buktikan jika informasi mengejahwantah dalam setiap aktivitas penyelenggaraan pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis menemukan beberapa masalah yaitu:

1. Sekolah belum memaksimalkan fungsi teknologi komputer untuk

mengelola informasi.

2. Tata Usaha tidak menggunakan SOP dan pedoman petunjuk pelaksana

kegiatan dalam mengelola data sekolah.

3. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah dipengaruhi oleh pihak Yayasan.

4. Pengambilan keputusan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh pola pikir

pribadi.

C. Pembatasan Masalah

Secara garis besar terdapat banyak permasalahan yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen di sekolah dan sikap kepala sekolah dalam mengambil keputusan, maka penulis membatasi masalah pada

1. Peranan sistem informasi manajemen pendidikan di sekolah.

2. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: “Bagaimanakah peranan sistem informasi manajemen bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?”


(20)

10

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah: “untuk mengetahui

peranan sistem informasi manajemen bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.”

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan pemahaman akan pentingnya sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan.

2. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif pada sekolah itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen sekolah.

3. Bagi Peneliti lain

Menambah wawasan dan pengalaman serta penguatan pengetahuan mengenai peranan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan


(21)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Pengertian secara keseluruhan mengenai sistem informasi manajemen pendidikan akan dapat diketahui dengan menjabarkan terlebih dahulu pengertian sistem, informasi, manajemen, dan pendidikan. Oleh karena itu berikut ini merupakan pemaparan pengertian dari beberapa ahli.

1.

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

a. Pengertian Sistem

Sistem secara etimologis berasal dari kata systema yang berarti adanya

hubungan antara bagian atau komponen satu dengan lainnya secara teratur dan menyeluruh. Sedangkan terminologinya menyatakan bahwa sistem adalah

kumpulan dari bagian-bagian yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.3

Lebih jelasnya kita lihat beberapa pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai sistem.

Helmawati berpendapat bahwa segala sesuatu yang saling berkaitan termasuk di dalamnya data dan bagian-bagian tertentu yang dikelola maka dapat disebut sebagai sebuah sistem. Dengan adanya pengertian ini maka pendidikan dapat dimasukkan ke dalam sebuah sistem. Ketika di dalam sebuah pendidikan terdapat pengelolaan suatu sistem informasi maka dapat dikatakan sebagai subsistem. Hal ini merupakan kegunaan yang dimiliki oleh sistem informasi manajemen untuk pihak-pihak yang mengelola pendidikan.

Selain itu untuk dapat mengidentifikasi apakah hal tertentu dapat dikatakan sebagai sebuah subsistem maka dapat diketahui dengan menentukan seberapa penting hal tersebut dapat perperan dalam pencapaian tujuan sistem dan apakah hal tersebut dapat dikendalikan dalam analisis yang dilakukan terhadap sebuah

3 Helmawati, Sistem Informasi Manajemen: Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2015), h. 13


(22)

sistem. Jika tujuan sistem dapat dicapai dan ada sesuatu yang dapat dikendalikan maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai subsistem.

Tujuan yang dimiliki oleh sebuah sistem yang ada pada ruang lingkup pendidikan ialah mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Sistem dalam pendidikan ialah berupa pengolahan data yang berasal dari dalam maupun dari luar

lingkungan pendidikan yang menghasilkan informasi penting bagi

keberlangsungan sistem yang ada. Dengan kata lain terdapat sistem terbuka di

mana terdapat masukan yang dikelola menjadi keluaran. 4

Secara sederhana Faisal berpendapat mengenai sistem yaitu sistem merupakan sesuatu yang menjadi kesatuan di mana antara bagian-bagian yang ada di dalamnya memiliki perangkat. Perangkat ini yang menghubungkan satu per

satu bagian-bagian tersebut.5

Sistem dapat dilihat dari dua bentuk yaitu abstrak dan fisik. Sebuah susunan yang teratur berupa gagasan atau konsep yang keduanya saling ketergantungan maka disebut sistem abstrak. Sedangkan sistem fisik merupakan mekanisme, pola, atau tata aturan yang melibatkan benda-benda fisik yang membentuk sebuah aktivitas tertentu contohnya catatan, aturan, prosedur, peralatan, dan petugas yang

beroperasi mencatat data, mengukur, dan menyiapkan laporan.6

James A O’Brien mendefinisikan sistem sebagai sebuah perangkat yang terdiri dari komponen yang bersangkut paut, dengan sebuah sebuah batasan, bekerja bersama untuk mencapai sebuah kesatuan umum secara objektif dengan

menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi

organisasi.7

Judith C. Simon mengatakan bahwa sistem berhubungan dengan elemen yang bekerja bersama untuk meraih sebuah tujuan. Sebuah sistem dapat terdiri

4 Helmawati, Ibid. h. 13

5 M. Faisal, Sistem Informasi Manajemen Jaringan, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 171 6 Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Ikrar

Mandiriabadi, 1999), h. 67

7 James A O’Brien and George M Marakas, Introduction to Information Systems, (New York: McGraw-Hill, 2007), thirteenth edition, h.24


(23)

dari sejumlah subsistem dan sub-subsistem. Subsistem ini adalah sistem yang komplit namun juga bersangkut paut dan bekerja bersama dengan subsistem

lainnya untuk menyediakan sebuah sistem yang komplit.8

Agus E. Pratama menguraikan sistem sebagai kumpulan prosedur yang bekerja secara bersama-sama dalam melakukan kegiatan dan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain. Prosedur ini membuat komponen-komponen yang

ada di dalamnya dapat berjalan.9

Stair menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen atau komponen-komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan-tujuan. Elemen-elemen itu sendiri dan hubungan di antaranya menjelaskan bagaimana

mereka bekerja. Sistem mempunyai input, proses mekanis, output dan umpan

balik.10

Amirin merumuskan pengertian sistem yaitu sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai kepada tujuan maka data energi barang (benda) diolah dengan jangka waktu tertentu guna

menghasilkan informasi, energi dan/atau barang benda.11

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sistem adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang saling berkaitan, berinteraksi, menyusun skema dan tata cara untuk mencapai tujuan.

8 Judith C. Simon, Introduction to Information System, (New York: The Wall Street Jounal, 2001), h. 6

9 I Putu Agus Eka Pratama, Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori & Konsep Sistem Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Menggunakan Perangkat Lunak Open Source, (Bandung, Informatika Bandung, 2014), h. 7

10

Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology, 2012), Ed. 9, h. 8


(24)

b. Pengertian Informasi

Pengertian mengenai informasi perlu kita kaji untuk mengetahui hakikat dari sistem informasi manajemen pendidikan karena yang menjadi basis dari konsep ini adalah informasi. Secara umum kita dapat mengartikan bahwa informasi merupakan data yang memiliki makna dan arti hingga pada akhirnya menjadi pengetahuan baru. Namun sebelum kita menyimpulkan definisi dari kata informasi maka kita lihat penjabarannya dari para ahli.

Menurut Helmawati informasi adalah data yang dianalisis dengan cara yang bermakna akan memberikan manfaat bagi pengguna data tersebut. Data dapat menjadi sebuah pengetahuan untuk dapat melakukan perencanaan pengambilan keputusan dan pengendalian lingkungan pendidikan. Hal ini dilakukan setelah melalui tahap penyeleksian terhadap kualitas informasi sehingga dapat diperoleh sebuah informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan. Artinya, ada sebuah usaha untuk mengolah terlebih dahulu data sebelum akhirnya menjadi informasi dan hal yang perlu diperhatikan ialah tingkat keberartian

informasi tersebut bagi pengguna.12

Agus E. Pratama memberikan penjelasan bahwa informasi dikelola dengan memerlukan teknologi. Teknologi yang dimaksud adalah bukan hanya sebatas komputer melainkan alat-alat yang berguna untuk mengolah data seperti alat tulis, mesin ketik, jaringan komputer dan sebagainya. Teknologi ini yang menghasilkan informasi dari pengolahan data yang berasal dari satu atau berbagai sumber

hingga memiliki nilai, arti, dan manfaat.13

Sebagaimana dengan pendapat dari tokoh lain, Gordon B. Davis juga mengungkapkan bahwa informasi memiliki manfaat dan arti bagi pihak yang menerimanya. Namun, ia menambahkan bahwa terdapat dimensi waktu terkait manfaat yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat durasi atau jangka

12 Helmawati, op. cit., h.17 13 Pratama, op. cit., h. 9


(25)

waktu dari manfaat yang dihasilkan, yakni waktu sekarang atau saat ini dan waktu

mendatang. Manfaat tersebut dikaitkan dengan pengambilan keputusan.14

Faisal berpendapat bahwa informasi merupakan sebuah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pembeli, pelanggan), barang (hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan lain-lain) yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau

kombinasinya.15

Stair mengungkapkan bahwa informasi adalah sebuah koleksi yang terdiri dari fakta yang terorganisir dan terproses sehingga menambah nilai di luar dari nilai fakta individual. Proses transformasi data menjadi informasi dibutuhkan penerapan pengetahuan dengan cara memilih mengorganisasikan dan

memanipulasi. Data terdiri dari alphanumeric (numbers, letters, and other

characters), image (graphic images and pictures), audio (sound, noise, or tones), dan video (moving images or pictures).16

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah dengan cara pencatatan, pengklasifikasian, pengorganisasian, dan dianalisis hingga menghasilkan arti, makna dan pengetahuan.

c. Pengertian Manajemen

Secara singkat manajemen diartikan sebagai sebuah seni dalam mengatur. Anggapan ini berangkat dari fenomena dalam kehidupan kita sehari-hari yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen. Semua kegiatan yang kita lakukan baik secara pribadi maupun secara terorganisir membutuhkan manajemen. Adapun pengertian menurut beberapa ahli sebagai berikut.

Usman menjelaskan bahwa manajemen dalam pengertian yang luas merupakan kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

14 Davis, Op. cit., h. 3 15

Faisal, Ibid., h. 171 16


(26)

Sedangkan pengertian dalam arti sempit yaitu manajemen sekolah/madrasah di mana terdapat kegiatan yang lebih banyak yaitu perencanaan, pelaksanaan, kepemimpinan, pengawasan, evaluasi, dan sistem informasi yang seluruhnya

dijalankan di sekolah/madrasah.17

Robbins menjabarkan manajemen sebagai proses memperoleh sesuatu pekerjaan secara efektif dan efisien melalui kerja sama dengan pihak lain. Efisien berarti melakukan pekerjaan secara benar yang mana menunjukkan kepada hubungan antara masukan dan keluaran dengan penggunaan sumber biaya sekecil-kecilnya. Sedangkan efektif berarti melakukan suatu pekerjaan dengan benar yang

mengarah kepada pencapaian tujuan.18

Terry menjelaskan manajemen mencakup kegiatan pencapaian tujuan yang dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala sesuatu diupayakan agar tidak berjalan seorang diri saja melainkan usaha-usaha kelompok

yang berjalan secara efektif.19

Rue mendefinisikan manajemen adalah proses memutuskan bagaimana sebaiknya menggunakan sumber daya bisnis yang terdiri dari pekerja, peralatan, dan uang untuk memproduksi pelayanan yang baik. Manajemen merupakan sebuah kerangka kerja yang meliputi pengoordinasian sebuah sumber daya

organisasi.20

Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengertian manajemen yaitu serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pengevaluasian terhadap sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.

17 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 6

18 Stephen P. Robbins and David A. DeCenzo, Fundamentals of Mnagement: Essential Concepts and Applications, (New York: Pearson Prentice Hall, 2008), Ed. 6 h. 6

19 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 9 20 Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, (New York: McGraw-Hill Companies, 2003), h. 3


(27)

d. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sistem informasi dan manajemen. Keduanya saling bersinergi dalam proses yang dijalankannya. Helmawati mengungkapkan bahwa manajemen membutuhkan sistem informasi untuk mendukung proses manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.

Manajemen yang terdiri dari serangkaian proses membutuhkan informasi.

Proses perencanaan (planning) membutuhkan informasi agar rencana yang telah

ditetapkan relevan dengan sumber daya yang ada. Pada proses pengorganisasian (organizing) terdapat arus informasi ketika terjadi pengalokasian pekerjaan, wewenang, dan sumber daya antar anggota organisasi. Selanjutnya dalam

kegiatan memimpin (actuating) terdapat proses mengarahkan dan memengaruhi

seluruh anggota yang ada pada sebuah organisasi. Tentunya pemimpin harus mengetahui data dan informasi terkait kemampuan para anggotanya agar dapat

diarahkan dengan baik. Begitu juga dengan pengendalian (controlling) seorang

pemimpin atau manajer yang ingin mengetahui apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya atau tidak maka digunakan informasi yang dapat menggambarkan hal tersebut.

Peran informasi menjadi sangat urgen ketika manajemen sedang menghadapi persoalan yang besar dan rumit. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya rancangan sistem informasi. Apalagi ketika manajemen harus mengolah data dalam jumlah yang besar dan terdapat perhitungan yang rumit maka penggunaan komputer menjadi pilihan yang tepat.

Komputer sendiri merupakan sebuah sistem karena ia terdiri dari beberapa komponen. Komputer terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, data, dan orang. Namun, bukan berarti penggunaan komputer ini merupakan awal dari lahirnya sistem informasi manajemen. Jauh sebelum adanya komputer, sistem informasi manajemen sebenarnya sudah diterapkan oleh setiap organisasi. Sejak awal organisasi berdiri sejak itulah sistem informasi manajemen diterapkan.


(28)

Meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pencatatan dan penyimpanan transkrip pada bagan yang ditulis dengan tangan oleh staf kantor merupakan salah satunya.

Namun, seiring kemajuan teknologi pesat dan tuntutan akan perkembangan manajemen yang semakin dinamis maka digunakanlah komputer. Ha ini disebabkan karena manajemen membutuhkan pengolahan data dalam jumlah yang besar secara rutin disertai dengan sistem penyimpanannya. Selain itu terdapat tugas dan aktivitas yang berulang dan ada kebutuhan untuk melakukan perhitungan yang rumit. Sehingga dengan penggunaan komputer sebagai sebagai sebuah sistem maka seluruh anggota organisasi dapat terbantu dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam menggunakan informasi.21

Judith C. Simon mengartikan sistem informasi sebagai komponen-komponen yang terdiri dari teknologi informasi, manusia, dan prosedur yang bekerja bersama untuk menyediakan informasi yang layak dalam format yang

sesuai kapan pun dibutuhkan.22

Menurut Agus E. Pratama sistem informasi merupakan gabungan dari

perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan sumber

daya manusia (SDM) yang saling berkaitan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat melalui penciptaan sebuah sistem. Selain penggunaan komputer, manusia juga turut menjadi bagian dari sistem ini. Manusia menggunakan seluruh ide, pemikiran, dan perhitungan dalam menggunakan

komputer yang di dalamnya terdapat software dan hardware. Selain itu terdapat

pula proses perencanaan, kontrol, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Oleh

karena itu sistem informasi dinamakan juga sistem kompleks.23

Menurut Gordon B. Davis sistem informasi memadukan antara manusia dengan perangkat lainnya. Perpaduan ini menghasilkan informasi yang

21 Helmawati op. cit., h.22 22 Simon, op. cit., h. 17 23 Pratama, op. cit., h.10


(29)

mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam

sebuah organisasi.24

Anwar menekankan konsep sistem informasi manajemen kepada integrasi antara sistem beserta komponen-komponennya atau disebut subsistem. Sistem dan subsistem yang terintegrasi menghasilkan informasi yang konsisten, akurat,

dan ekonomis.25

Sistem informasi manajemen berdasarkan pendapat Faisal merupakan jaringan prosedur data yang dikembangkan dalam suatu sistem secara terpadu dengan maksud memberikan informasi baik intern dan ekstern kepada manajemen

sebagai dasar pengambilan keputusan.26

Haag menyatakan sistem informasi manajemen berhubungan dengan perencanaan, pembangunan, manajemen, dan penggunaan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu manusia mengerjakan semua tugas yang berkaitan

dengan pemrosesan informasi dan manajemen.27

Sistem informasi menurut Stair adalah seperangkat hubungan dari komponen-komponen yang mengoleksi, memanipulasi, menyimpan, dan mendiseminasikan data dan informasi dan menyediakan sebuah timbal balik

secara mekanik sehingga bersifat objektif.28

Amirin mendefinisikan sistem informasi manajemen merupakan sekumpulan orang, seperangkat pedoman, dan alat perlengkapan pengolah data (sekumpulan unsur) memilih, menyimpan, mengolah, dan memanggil kembali. sistem informasi manajemen dapat mengurangi ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan. SIM menghasilkan atau memberikan informasi bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut tidak mempergunakan

24 Davis, op. cit., h. 3 25

M. Idochi Anwar, Pengembangan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), h. 5

26 Faisal, Ibid,, h. 172 27

Stephen Haag, Maeve Cummings., Management Information Systems: For The Information Age, (New York: McGraw-Hill, 2008), Ed. 7, h. 6


(30)

seefisien-seefisiennya (menghasilkan/memberikan informasi pada saat

diperlukan).29

McLeod mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa di mana informasi tersebut menjelaskan perusahaan dilihat dari apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa

yang kemungkinan akan terjadi di masa depan.30

Indrayani khususkan pengertian sistem informasi manajemen ke dalam

aspek bisnis dengan sistem online. Menurutnya sistem informasi manajemen

melayani fungsi level manajemen di organisasi, memberikan laporan kepada

manajemen, menyediakan fasilitas akses secara online dan menyajikan informasi

kinerja organisasi dan catatan-catatan historisnya. SIM tergantung pada data-data

yang berasal dari sistem pemrosesan transaksi sebagai inputnya. Hasilnya

digunakan untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan pada

level manajemen.31

Pengertian sistem informasi manajemen telah diuraikan di atas berdasarkan teori dari beberapa ahli. Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan sistem informasi manajemen ialah serangkaian komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, seperangkat cara atau skema yang bekerja sama mengolah data menjadi informasi.

29

Amirin, Ibid, h. 11

30 Raymond McLeod, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Ed. 10, h. 12

31 Evi Indrayani dan Humdiana, Sistem Informasi Manajemen: Mempersiapkan Pekerja Berbasis Pengetahuan Dalam Mengelola Sistem Informasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 57


(31)

e. Komponen Sistem Informasi Manajemen

Komponen-komponen sistem informasi manajemen dapat bekerja sama untuk melakukan kegiatan penyediaan informasi dengan format yang layak pada waktu yang tepat sesuai yang diungkapkan oleh Judith C. Simon. Adapun komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :

1. Manusia

Manusia dapat menggerakkan komponen-komponen lain yang ada di

sistem seperti perangkat keras, perangkat lunak / software, prosedur

pengoperasian dan sebagainya. 2. Prosedur

Prosedur digunakan untuk memberikan petunjuk bagaimana seharusnya manusia menjalankan sistem informasi. Prosedur ini juga digunakan manusia

untuk mengoperasikan perangkat keras melalui software yang dimiliki.

3. Hardware

Hardware merupakan peralatan fisik berupa komputer. Komputer dijalankan menggunakan sistem angka binari. Di era digital ini bentuk komputer sudah semakin bervariasi sesuai kebutuhan menjalankan manajemen.

4. Software

Software merupakan istilah yang digunakan untuk instruksi yang dimiliki

sebuah hardware. Instruksi ini disebut juga program. Software terdiri dari sistem

operasi dan program aplikasi. Software memberikan perintah untuk menjalankan

hardware. 5. Data

Data merupakan istilah yang mengarahkan kepada fakta dari sebuah topik tertentu. Data dapat diubah menjadi informasi yang berharga. Data dapat berupa

rekaman, dokumen, lembar catatan.32

32 Simon, op. cit., h. 9


(32)

Sedangkan dalam paper Sarma Fuad sebagaimana yang dikutip oleh Agus E. Pratama, sistem informasi terdapat komponen-komponen yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut terdiri dari tujuh poin yaitu :

1. Input (masukan)

Komponen ini menerima data yang berasal dari sebuah sumber dan telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan manfaat. Data yang diterima berupa data internal dan eksternal. Data ini bersumber baik dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.

2. Output (Keluaran)

Data yang telah dimasukkan ke dalam komponen input selanjutnya akan

disajikan oleh komponen output kepada pengguna sistem informasi. Hasil ini

merupakan akhir dari proses pengolahan komponen sistem informasi. Data yang

dihasilkan sesuai dengan data yang telah di-input dan fungsionalitas dari sistem

informasi tertentu.

3. Software (Perangkat Lunak)

Komponen ini membantu dalam mengolah data, menyajikan informasi, menghitung data, dan lain-lain dalam sebuah sistem informasi. Komponen perangkat lunak terdiri dari sistem operasi, aplikasi, dan driver baik yang

digunakan dalam komputer server dan client maupun sistem operasional yang

diterapkan dalam manajemen sistem informasi. 4. Hardware (Perangkat Keras)

Perangkat dalam komponen ini terdiri dari komputer dengan berbagai

jenisnya termasuk perangkat pelengkapnya seperti hub, switch, dan router.

Termasuk juga komputer yang digunakan oleh server maupun client. Perangkat

ini berperan sebagai media dalam sistem informasi. 5. Database (Basis Data)

Basis data berguna dalam penyimpanan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi. Semua data dan informasi disimpan ke dalam satu atau beberapa tabel. Basis data ini dioperasikan secara komputerisasi.


(33)

6. Kontrol dan Prosedur

Kontrol dan prosedur dapat menjadi satu komponen dalam

implementasinya. Komponen ini terdiri dari segala prosedur dan aturan yang berlaku serta proses pembuatan keputusan pada sebuah sistem. Dengan adanya komponen kontrol dan prosedur membuat sistem informasi dapat terhindar dari ancaman dan gangguan yang berpotensi timbul selama menjalankan sistem informasi.

7. Teknologi dan Jaringan Komputer

Komponen ini berfungsi dalam mengatur komponen lainnya yaitu software, hardware, database, kontrol dan prosedur. Komponen ini memungkinkan banyak pengguna dapat terhubung dengan sistem informasi

melalui jaringan yang ada seperti kabel jaringan dan wireless. Jaringan komputer

dapat dibentuk menjadi jaringan lokal (private) atau pun jaringan internet (public)

sesuai kebutuhan, biaya, kebijakan, situasi, dan kondisi yang ada. Dengan begitu,

sistem dapat berjalan dengan baik.33

Stair juga menjabarkan komponen yang menyusun sistem informasi manajemen yaitu :

1. Input

Input adalah aktivitas pengumpulan dan menangkap data mentah.

2. Proses

Proses berarti mengubah atau mentransformasikan data ke dalam hasil yang berguna. Pemrosesan dapat melibatkan pemakaian hitung-hitungan, membandingkan data dan mengambil alternatif, aksi, dan penyimpanan data untuk digunakan pada masa depan. Pemrosesan dapat diselesaikan secara manual atau dengan menggunakan bantuan komputer.

3. Output

Output melibatkan aktivitas memproduksi informasi berharga, biasanya dalam bentuk format dokumen dan laporan.

33 Pratama, op. cit., h. 11


(34)

4. Feedback

Feedback atau umpan balik adalah informasi dari sistem yang digunakan

untuk membuat perubahan pada input atau aktivitas pemrosesan.34

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tentang komponen-komponen sistem informasi manajemen pendidikan, maka penulis menyimpulkan terdapat lima komponen penyusun sistem informasi manajemen yaitu manusia, prosedur, hardware, software dan data.

f. Jenis-jenis Sistem Informasi Manajemen

Davis memandang terdapat dua jenis sistem berdasarkan klasifikasinya yaitu sistem tertutup dan terbuka.

1. Sistem Tertutup

Sebuah sistem yang tidak terdapat kemungkinan bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungannya disebut sistem tertutup. Sistem seperti ini akan melemah atau bercerai - berai. Namun apabila terdapat kemungkinan untuk saling bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungannya maka dikatakan sistem terbuka. Hal ini dapat dikatakan sebagai kondisi yang relatif terisolasi karena tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik.

2. Sistem Terbuka

Informasi, materi, atau energi di dalam sistem terbuka saling bertukar yang meliputi masukan yang acak dan tak tentu. Dalam meneruskan eksistensinya, sistem terbuka pada suatu organisasi terdapat kecenderungan untuk bersifat adaptif terhadap lingkungan yang memiliki perubahan. Bentuk adaptasinya berupa usaha untuk mengubah dan mengorganisasikan diri sebagai tanggapan atas perubahan keadaan.

Di antara sistem tertutup dan terbuka ada sistem relatif tertutup menerima masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan

keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya.35

34 Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology, 2012), Ed. 9, h. 11

35


(35)

Jenis SIM menurut Eti terdiri dari tiga jenis yaitu intranet, internet, dan ekstranet. Sistem ini merupakan teknologi berbasis elektronik yang dapat memberikan berbagai jenis pelayanan. Sistem ini bisa digunakan untuk lembaga

pendidikan yang ingin menerapkan sistem antarorganisasi (Inter Organizational

System/IOS). Hal ini terkait dengan fenomena persaingan di antara lembaga pendidikan yang mana membutuhkan sistem informasi yang lebih efektif dan efisien serta praktis. Adapun ketiga jenis sistem tersebut ialah sebagai berikut :

1. Intranet.

Sistem jenis ini dapat menghubungkan dua jaringan kantor yang terpisah secara geografis. Dengan sistem ini lembaga pendidikan dapat mendirikan cabang atau unit manajemen di wilayah tertentu dan tetap dapat menjalin hubungan komunikasi.

2. Internet.

Sistem jaringan ini bersifat publik. Semua khalayak dapat mengakses informasi yang disajikan oleh penyedia informasi. Sehingga membantu calon peserta didik dalam menjalin hubungan komunikasi dengan sekolah. Begitu juga dengan masyarakat yang ingin mengetahui informasi seputar kualitas sekolah.

3. Ekstranet.

Ekstranet bersifat hubungan keluar. Sistem jaringan ini berfungsi dalam menjalin hubungan antar lembaga pendidikan dan lembaga penunjangnya.

Ekstranet membuat lingkup sistem informasi menjadi semakin luas.36

g. Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Manajemen memiliki fungsi untuk mengendalikan. Untuk menjalankan fungsi ini dengan baik sehingga proses koordinasi dan pengarahan menjadi efektif maka diperlukan sistem informasi. Adapun manfaat sistem informasi terkait dengan pengendalian manajemen menurut Syopiansyah ialah :

1. Penghematan waktu (time saving).

2. Penghematan biaya (cost saving).

36 Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 22


(36)

3. Peningkatan efektivitas (effecitiveness).

4. Pengembangan teknologi (technology development).

5. Pengembangan personel (staff development).37

Eti Rochaety berpendapat bahwa SIM Pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi para pengambil keputusan bidang pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi

masyarakat.38 Menurutnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada di

lingkup masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam menjaga kualitas dari proses operasional lembaga pendidikan. Karena masyarakat sebagai subsistem

menjadi control society atas penyelenggaraan kegiatan yang sekolah lakukan. Ini

merupakan manfaat SIM Pendidikan dalam perspektif masyarakat. Oleh karena itu sekolah juga harus mempertimbangkan tuntutan yang diinginkan masyarakat dan tuntutan itu dapat dibantu dengan memanfaatkan SIM Pendidikan.

h. Sistem Informasi Manajemen Fungsional

Menurut Judith C. Simon dalam sebuah organisasi terdapat bagian mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian-bagian ini membantu manajer dalam menggunakan sistem informasi manajemen untuk membuat keputusan. Adapun sistem informasi fungsional dalam manajemen sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem informasi sumber daya manusia adalah fungsi organisasi yang mengatur perekrutan dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah organisasi. Fungsi organisasi ini juga mengatur tentang pemberian kompensasi, pengembangan, dan evaluasi kerja pegawai.

2. Sistem Informasi Keuangan / Finansial

Sistem informasi keuangan berfungsi dalam menyediakan data terkait pendapatan dan pengeluaran. Selain itu juga mengatur perencanaan keuangan, investasi, dan pembiayaan sebuah kegiatan. Sistem ini mencatat transaksi yang

37 Syopiansyah Jaya Putra dan A’ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.77


(37)

terjadi dan menganalisis data tersebut hingga menjadi informasi berharga bagi organisasi.

3. Sistem Informasi Pemasaran / Penjualan

Sistem informasi pemasaran digunakan dalam menjual produk dan jasa. Sistem ini melakukan kegiatan berupa studi kelayakan pemasaran, menganalisis kemampuan produk, mengatur pemesanan, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

4. Sistem Informasi Produksi / Operasi

Sistem informasi produksi berfungsi membantu organisasi dalam memutuskan aktivitas produksi. Sistem ini berusaha untuk memberikan metode dalam mengubah sebuah produk menjadi bernilai. Produk yang dihasilkan dapat

berupa barang dan jasa.39

Lain halnya dengan sistem informasi manajemen fungsional menurut Eti. Ia mengungkapkannya dalam praktek lembaga pendidikan. Adapun sistem tersebut ialah :

1. Sistem informasi manajemen keuangan

Sistem informasi manajemen keuangan memiliki sistem pencatatan yang disebut akuntansi. Sistem ini menyajikan neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan modal sebagai informasi yang dibutuhkan manajer. Akuntansi sendiri memiliki arti sebagai proses mencatat, menggolongkan, meringkas peristiwa dan kejadian yang menyangkut transaksi keuangan. Dengan adanya sistem ini maka lembaga pendidikan dapat mengetahui posisi keuangan dan besarnya biaya yang keluar dalam rangka menjalankan kegiatan-kegiatan sekolah.

2. Sistem informasi manajemen operasi

Sekolah sebagai lembaga pendidikan membutuhkan sebuah proses

pengolahan yang dapat menciptakan output berupa lulusan. Oleh karena itu

dibutuhkan sebuah manajemen pengoperasian yang bekerja secara sistematis

dalam memproses input berupa kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan,

sarana dan prasarana, peserta didik, dan sebagainya. Sistem informasi manajemen


(38)

operasi dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada pada proses

pengubahan input menjadi output yang diharapkan. Dengan begitu sekolah dapat

menyajikan jasa pendidikan yang berkualitas.

3. Sistem informasi manajemen pemasaran

Perkembangan lembaga pendidikan saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat. Terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang tumbuh dan menawarkan beragam jasa pendidikan yang berkualitas. Agar dapat bersaing, sebuah lembaga pendidikan membutuhkan sistem yang dapat menganalisis pola persaingan yang sedang terjadi. Untuk itu dibutuhkan sistem informasi manajemen pendidikan yang dapat menyajikan dan mengatur arus informasi dalam memasarkan jasa pendidikan sehingga dapat menyediakan jasa yang sesuai dengan keinginan para pengguna jasa pendidikan.

4. Sistem informasi manajemen sumber daya manusia

Lembaga pendidikan berusaha untuk menciptakan program-program unggulan dalam mencapai tujuan pendidikan. Program-program tersebut harus dibarengi dengan sumber daya manusia yang kompeten dan mumpuni. Selain itu juga diperlukan usaha mengembangkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini dapat diupayakan dengan merancang sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Sistem ini mampu menyediakan data yang menggambarkan keadaan tentang tenaga pendidik dan kependidikan mulai dari jumlah, kondisi, status masa

kerja, kompensasi, keahlian yang dimiliki dan sebagainya.40

2.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara dua bidang kajian yaitu sistem informasi manajemen (SIM) dan pendidikan. Sistem informasi manajemen merupakan bagian dari ilmu manajemen. Sedangkan konsep pendidikan sendiri sebenarnya masih luas. Namun, penulis membatasi pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan formal atau sekolah.

Pemahaman Rochaety terkait konsep sistem informasi manajemen pendidikan tidak terlepas dari era baru yang sedang berkembang. Era ini


(39)

mempengaruhi dunia pendidikan dalam membentuk pola pergerakan lembaga pendidikan. Penggunaan komputer merupakan ciri utama dari sistem informasi manajemen yang diterapkan.

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi kepala sekolah dalam menjalankan organisasi. Hal ini tidak terlepas dari fenomena ledakan informasi pada era ini. Era di mana informasi berkembang begitu pesat dengan dukungan teknologi. Fenomena ini berdampak baik pada kinerja lembaga pendidikan.

Menurutnya penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan merupakan tuntutan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang dipimpin. Hal ini terkait dengan pemahaman bahwa sekolah merupakan organisasi yang memiliki orientasi sosial dan bisnis. Akibatnya lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keunggulan dalam bersaing agar menjadi pilihan bagi para pengguna jasa pendidikan di samping juga harus meningkatkan kualitas pendidikan yang ditawarkan.

Hal ini bisa dipahami sebagai sesuatu yang saling menguntungkan. Di saat sekolah berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat maka orientasi yang mengarah kepada bisnis dapat menunjang dari segi pembiayaan. Dengan orientasi bisnis, sekolah dapat membangun sarana dan prasarana yang memadai. Ketika sekolah sudah memiliki fasilitas yang baik maka dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas. Begitu juga dengan aspek lainnya yang ada di sekolah seperti kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, dan sebagainya.

Pada akhirnya kedua orientasi itu akan berujung pada satu hal. Baik yang berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas pendidikan maupun yang berkaitan dengan orientasi bisnis sama-sama membutuhkan sistem informasi manajemen. Dengan adanya sistem informasi manajemen maka lembaga pendidikan dapat


(40)

melakukan peningkatan kelancaran informasi, kontrol kualitas, dan menjalin

komunikasi dengan berbagai pihak.41

Helmawati menuturkan konsep sistem informasi manajemen pendidikan. Menurutnya pendidikan merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat subsistem atau komponen. Setidaknya di dalam pendidikan terdapat komponen tujuan, program, proses dan evaluasi. Selain itu masih banyak lagi komponen-komponen yang ada dalam pendidikan di mana satu dan yang lainnya saling terkait.

Sistem informasi manajemen membantu setiap komponen yang ada di lembaga pendidikan menghasilkan informasi. Sekolah tentunya memiliki tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Mengetahui tujuan tersebut merupakan sebuah kebutuhan bagi pihak pengguna jasa pendidikan. Sedangkan bagi kepala sekolah, informasi terkait peraturan pemerintah dan informasi lainnya dibutuhkan untuk membuat perencanaan pendidikan untuk mencapai tujuan.

Sekolah juga memiliki kurikulum sebagai program pendidikan. Agar kurikulum yang diterapkan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat dan dunia kerja maka, penting untuk mengetahui paradigma dan isu kontemporer yang sedang berkembang di masyarakat. Paradigma dan isu kontemporer tersebut merupakan informasi yang penting untuk menyesuaikan materi-materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Kemudian dengan sistem informasi manajemen yang ada, sekolah dapat memberikan informasi terkait keunggulan program pendidikan yang dijalankan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Sistem informasi manajemen pendidikan berperan bagi kepala sekolah untuk mengetahui apakah seluruh komponen yang ada di sekolah telah berjalan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Kepala sekolah dapat mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang belum mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Proses pengidentifikasian ini pun dapat dilakukan dengan sangat cepat dan tepat serta akurat dengan mengandalkan sistem informasi manajemen.


(41)

Adapun sistem informasi manajemen pendidikan itu sendiri ialah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan

keputusan pada kegiatan manajemen.42

Dari uraian di atas, secara terpisah kita telah mengetahui pengertian dari masing-masing kata. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi manajemen ialah serangkaian komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, seperangkat cara atau skema yang bekerja sama mengolah data menjadi informasi yang berhubungan dengan aktivitas penyelenggaraan pendidikan.

B. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan

1.

Pengertian Pengambilan Keputusan

Kita dapat mengetahui pengertian pengambilan keputusan dengan menelaah pengertian pengambilan keputusan dari beberapa ahli terlebih dahulu. Sehingga didapat pengertian yang lebih tepat tentang apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan.

Menurut Rochaety, pengambilan keputusan merupakan sebuah hasil, jawaban, dan proses pemilihan, serta usaha mengakhiri proses berpikir. Hasil dari

pengambilan keputusan ialah keputusan (decision). Pengambilan keputusan

menekankan kepada ketepatan dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan yang ada. Hal ini dikarenakan pengambilan keputusan memiliki pengaruh dan

dampak terhadap kelangsungan organisasi sekolah.43

Robbins menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan

serangkaian proses pemilihan alternatif melalui tahap identifikasi masalah, pemilihan solusi, dan evaluasi keefektifan solusi terpilih. Pengambilan keputusan secara sederhana digambarkan sebagai sebuah pemilihan di antara

42 Helmawati, op. cit., h. 38 43 Rochaety ,op.cit., h.152


(42)

alternatif. Proses pengambilan keputusan dimulai dengan pengidentifikasian

sebuah masalah. 44

Kamaluddin memandang keputusan sebagai suatu tindakan koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari rencana awal. Ia

memasukkan proses pembuatan pemilihan (choice making) dan pemecahan

masalah (problem solving) ke dalam pengertian pengambilan keputusan.

Pembuatan keputusan diawali dari kegiatan menginventarisasi seluruh perangkat untuk membuat beberapa pilihan keputusan. Setelah itu dilakukan perumusan masalah sebagai tindakan dari pengambil keputusan. Agar dapat memutuskan pilihan yang terbaik maka ditentukan kelebihan dan kekurangan yang terkandung

pada pemecahan masalah.45

Setelah proses pemilihan dilakukan dan ditetapkan keputusan mana yang paling baik maka langkah selanjutnya ialah tindak lanjut dari keputusan tersebut. Dengan begitu maka proses ini akan mengarah kepada pemecahan masalah.

Tidak hanya sebatas itu saja, pengambilan keputusan juga harus disertai dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi yang dihadapi. Metode ini merupakan cara yang harus dilakukan pengambil keputusan dalam mengelola informasi yang ada untuk kemudian ditemukan alternatif yang tepat. Dengan

metode ini keputusan akan efektif untuk mencapai tujuan. 46

McLeod menyebut alternatif sebagai sebuah solusi. Pengambilan keputusan menurutnya merupakan aktivitas pemecahan masalah yang diselesaikan dengan cara melakukan memutuskan sebuah solusi. Keputusan merupakan sebuah

tindakan pilihan yang akan dijalankan.47

44 Robbins, op. cit., Ed. 6 h. 82

45 Kamaluddin, Pengambilan Keputusan Manajemen, (Malang: Dioma, 2007), h. 1 46 Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi non Profit, (Jakarta, Grasindo, 2015), h. 47

47

Raymond McLeod, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Ed. 10, h. 20


(43)

Rue mengistilahkan pengambilan atau pembuatan keputusan dalam arti sempit ialah proses pemilihan dan menentukan kelayakan respon dari sejumlah

variasi alternatif untuk memecahkan masalah.48

Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif yang tepat, efektif, dan efisien untuk dijadikan tindakan selanjutnya dalam proses pemecahan masalah.

2.

Tipe-Tipe Keputusan

Scott dan Mitchell dalam Kamaluddin membedakan keputusan menjadi dua tipe yaitu keputusan perorangan dan keputusan organisasi. Keputusan perorangan bersifat pada kegiatan partisipatif sedangkan kegiatan yang bersifat produktif termasuk ke dalam keputusan organisasi.

a. Keputusan berpartisipasi (perorangan)

Keputusan berpartisipasi memperhitungkan timbal balik antara kontribusi yang dilakukan seseorang terhadap organisasi atau orang lain. Karakter dan kepribadian seseorang mempengaruhi pola hubungan yang dijalin antara orang tersebut dengan organisasi. Selain itu tujuan seseorang juga mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

b. Keputusan berproduksi (organisasi)

Keputusan ini merupakan penyesuaian yang dilakukan organisasi dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Berdasarkan sifatnya, penyesuaian yang dilakukan dapat digolongkan menjadi dua yaitu penyesuaian rutin dan penyesuaian inovatif atau kreatif. Penyesuaian bersifat rutin diwujudkan dalam bentuk program-program. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan yang bersifat sistemik. Sedangkan penyesuaian inovatif dilakukan untuk menyikapi situasi yang tidak menentu yang disebabkan oleh banyak hal. Dalam keputusan inovatif diperlukan sistem komunikasi dan sistem informasi yang baik

agar dapat menyediakan informasi yang relevan bagi pengambil keputusan.49

48 Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, (New York: McGraw-Hill Companies, 2003), h. 68


(44)

Berbeda dengan Irwin D. Bross dalam Kamaluddin yang membagi keputusan menjadi tiga tipe. Hal ini didasarkan pada tingkatan keputusan.

a. Keputusan otomatis

Keputusan ini berada pada tingkat terendah. Keputusan otomatis dilakukan atas sifat biologis atau fisis, dan gerak refleks atau insting. Keputusan ini tidak dilakukan proses pemikiran terlebih dahulu.

b. Keputusan memoris

Keputusan di tingkat selanjutnya yaitu keputusan memoris. Kebalikan dari keputusan otomatis, keputusan memoris mengutamakan kemampuan mengingat akan wewenang dan tugas yang diberikan kepada yang pengambil keputusan. Keputusan ini cenderung pada penggunaan insting yang diarahkan pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

c. Keputusan kognitif

Keputusan yang paling tinggi tingkatannya yaitu keputusan kognitif. Dalam keputusan ini, ilmu pengetahuan dan faktor-faktor tertentu menjadi dasar pembuatan keputusan. Terdapat proses yang lebih kompleks dalam keputusan kognitif yaitu adanya proses identifikasi, perumusan masalah, pembuatan berbagai

alternatif, pemilihan alternatif dan implementasi serta pemantauan.50

Faisal membagi tipe keputusan menjadi keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.

a. Keputusan terprogram

- Dibuat menurut kebiasaan, aturan, dan prosedur baik tertulis maupun tidak

tertulis

- Bersifat rutin dan berulang-ulang

b. Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)

- Mengenai masalah khusus, khas, dan tidak biasa

- Kebijakan yang ada belum menjawab

- Tanpa pengalokasian sumber daya51

50 Kamaluddin, op. cit., h. 14 51 Faisal, Ibid, h. 75


(1)

urgen misalnya ketika ada undangan dari luar atau surat dari luar maka kepala sekolah memanggil beberapa pihak terkait untuk diskusi.

9. Dalam berkoordinasi menggunakan media sosial. Seberapa berperan dalam pengambilan keputusan?

Membantu untuk komunikasi dan koordinasi saja. kalau hal-hal yang bersifat besar dan perlu banyak yang dibicarakan maka harus tatap muka.

10.Bagaimana peranan website?

Untuk tahun ini sekolah sedang digerakkan lagi karena informasinya masih lama belum diperbaharui. Isinya Cuma pengenalan sekolah saja.

11.Kewenangan petugas TU dalam pengambilan keputusan?

Kalau kewenangan pengambilan keputusan saya mengikuti arahan saja dari kepala sekolah dan juga mengikuti peraturan yang ada. Kewenangan kami di sini hanya membantu urusan keuangan dan administrasi saja seperti melayani orang tua murid. Karena ada struktur baru jadi banyak orang tua murid yang menanyakan tata caranya

12.Apa anda ditugaskan juga untuk mengajar?

Saya tidak mengajar tapi fokus saja di TU. Tidak ada tugas mengajar atau sebagainya.

13.Data apa saja yang ada di TU?

Data siswa, guru. Data yang ada dari guru-guru dan lainnya diarsipkan di TU. Contohnya data nilai siswa yang dipegang oleh guru juga diarsipkan di TU

14.Apakah kepala sekolah sering menggunakan data yang ada di TU untuk pengambilan keputusan?


(2)

Iya. Contohnya kalau mau tahu kondisi murid dan wali muridnya kepala sekolah minta data dari TU

15.Data yang ada di TU semakin hari semakin banyak. Bagaimana pengolahan dan penyimpanan data tersebut?

Sudah dirapikan seperti yang ada di lemari (sambil menunjuk lemari berisi berkas-berkas TU), dimasukkan ke dalam file-file, dan dikategorikan ke dalam kategori tertentu.

16.Adakah upaya untuk menyimpan ke dalam komputer?

Tetap ada usaha untuk memasukkan file ke dalam komputer. Jadi hard copy nya ada dan soft copynya ada juga. Dan dalam melakukan hal itu ada petugas TU lainnya yang membantu . jadi ketika data semakin banyak maka dimasukkan ke komputer. Mungkin nanti kami perlu tempat untuk penyimpanan data. Karena kebutuhan untuk menyimpan data dalam bentuk hard copy perlu sekali. Tetapi untuk sekarang masih cukup menyimpan di sini.

17.Apakah ada aplikasi pengolahan data?

Sebenarnya sekarang kan sudah dibantu oleh dapodik. Di dapodik ada data yang lebih lengkap. Ada data guru data murid dan sebagainya. Kalau di saya juga ada.

18.Dapodik itu seperti apa?

Dapodik aplikasi pengolahan data sekolah. Namun dari dapodik juga minta data ke TU. Mulai dari tinggi anak, berat badan anak dan orang tua diinput. Jadi dapodik minta data ke kita dan untuk macam-macam data diperlukan seperti UKS dan sebaginya. Diminta setiap 6 bulan sekali.

19.Bagaimana kaitan antara kalender pendidikan dengan kebijakan sekolah?


(3)

Dari awal sudah diprogramkan dulu lalu dibuat kalender akademik. Dan menyesuaikan juga kalender dari dinas.

20.Alat atau media yang digunakan untuk mengolah dan menata data apa saja ?

Folder, bindeks, file map, pengeras suara, wifi, HT,

21.Hambatan apa saja yang ditemui dalam mengolah data dan menjalankan keputusan kepala sekolah?

Di sini kan ada yayasan. Jadi ketika kepala sekolah mengambil keputusan kita harus melaporkan ke yayasan. Dan dari yayasan tersebut ada sedikit masukan dan kritik. Contohnya kami sudah membuat rencana field trip di tanggal 22 Oktober ternyata sudah kita rencanakan dan dilaporkan yayasan ternyata harus diundur bulan Februari. Hambatannya seperti itu jadi disesuaikan lagi jadwal pelaksaannya. Biasanya karena ada beberapa hal yang diganti dengan kegiatan lain seperti persiapan PPDB. Dari sekolah sebenarnya sudah mempertimbangkan segala macam. Mulai dari tanggal, cuaca, dan aspek-aspek lainnya. Kami juga sering memberi masukan seperti pertimbangan untuk menentukan tempat acara. Kami beri kekurangannya apa dan kelebihannya apa.

22.Bagaimana cara kepala sekolah mengambil keputusan menurut pengamatan anda?

Melalui musyawarah. Jadi setiap program seperti field trip. Program itu dibentuk panitia, kemudian dibuat musyawarah baiknya seperti apa dan kami koordinasi ke kepala sekolah lalu kepala sekolah menyetujui.

23.Bagaimana proses pengambilan keputusan ?

Kami melakukan perhitungan, dan coretan-coretan untuk acara. Itu akan dijadikan pertimbangan untuk keputusan acara seperti apa. Kemudian kami membuat plan A, plan B dan sebagainya


(4)

24.Apakah ada notulensi setiap rapat ?

Kami mencatat pada buku catatan sendiri. Catatan ini nantinya akan dijadikan untuk pegangan terkait hasil rapat.

25.Apakah pengambilan keputusan mendasarkan pada data-data yang ada di sekolah?

Iya pengambilan keputusan disesuaikan dengan data-data sekolah. Contohnya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam LDKS kami membutuhkan data siswa. Kami juga membuat proposal acara. Di dalamnya ada maksud dan tujuan kegiatan, akomodasi, dan realisasi anggaran. Kemudian untuk melihat tempat acara kami juga survei dari informasi-informasi di internet dan juga ke lokasi. Kadang juga kalau ada nomor kontak yang dapat dihubungi kami telepon.

26.Data yang dari hasil pengambilan keputusan itu apa akan digunakan lagi?

Iya kami gunakan lagi. Karena untuk melihat perubahan seperti harganya naik dan sebagainya.

27.Apa kepala sekolah melakukan pengecekan untuk membuat suatu keputusan?

Iya contohnya untuk kurikulum. Kepala sekolah melihat kelas 7 menggunakan kurikulum. Lalu kepala sekolah merasa guru-guru harus bisa mengajar dengan kurikulum K13. Jadi diadakan kegiatan in house training di Al-Azhar. Kalau guru kelas 9 tidak ikut karena memang tidak membutuhkan. Kepala sekolah tahu karena sebelumnya menggunakan KTSP terus sekarang K13 jadi perlu ada pelatihan K13. Selain itu guru-guru di sini juga diikutkan acara seminar karena kepala sekolah merasa perlu adanya pembaharuan informasi terkini seputar pendidikan entah itu menggunakan teknologi, dan menangani anak seperti apa, karena setiap tahun berbeda beda karakter anak murid. Salah satunya pelatihan guru yaitu dampak teknologi terhadap generasi Z dilakukan di Aula Al-Falaah.


(5)

Selain itu kami juga diberi wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Untuk hal ini dilakukan oleh psikolog. Kemudian guru-guru juga diikutkan MGMP untuk guru bidang studi. Ada guru PAI, bahasa Indonesia, Matematika. Baru tiga mata pelajaran yang terlaksana. Di sini guru bisa sharing tentang pembuatan soal dan lain-lain tentang pelajaran itu. Kepala sekolah juga sering memantau sudah sejauh mana pengajaran dari guru-guru. Guru-guru juga sering memberi tahu metode belajarnya seperti apa. Kemudian kegiatan pembelajaran seperti bisnis day guru koordinasi ke kepala sekolah teknisnya seperti apa.

28.Di sekolah ada sport hall center, lalu ketika akan digunakan maka seperti apa kordinasinya?

Sport Center dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah. Kalau mau memakai, kepala sekolah koordinasi dulu ke pemegang kunci karena agar tidak bentrok dengan jadwal kegiatan lain. Lebih dominan dilakukan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu digunakan untuk acara seperti O2Sn. Kepala sekolah juga sering koordinasi dengan pihak SD untuk menjaga agar jadwal acara tidak bentrok dengan pemakaian kegiatan lain.

29.Perlengkapan sekolah apakah ada data peminjaman?

Ada. Jadi kalau ada yang pinjam, bisa dicatat di buku peminjaman. Sering dipinjam oleh guru dan juga murid. Alat yang dipinjam seperti kabel roll, projector,

30.Pengelolaan informasi yang sering digunakan seperti apa?

Saya memajang data yang sering digunakan di dinding dekat meja kerja saya. Jadi gampang dilihat dan tidak perlu mencari-cari lagi. Seperti data guru, data siswa, data keuangan, kalender akademik, jadwal kegiatan.


(6)

Data diperbaharui biasanya per semester. Contohnya ketika ada murid yang keluar dan murid masuk pada saat PPDB, nah itu data murid diperbaharui.

32.Bagaimana penggunaan wifi?

Manfaatnya cukup banyak di sekolah. Salah satunya untuk pembelajaran guru di kelas. Untuk komunikasi juga via email. Wifi-nya dipasang pada ruang TIK, TU, ruang kepala sekolah dan ruang guru. Kalau wifi-nya agak lambat jaringannya kami laporkan agar diperbaiki.

33.Keputusan kepala sekolah tanpa berdasarkan data?

Ada seperti belum lama ada salah satu murid yang ibunya meninggal, kemudian kepala sekolah menugaskan kepada saya untuk menghimpun bantuan dana melalui takziah. Selain itu kegiatan bakti sosial, itu tanpa koordinasi lebih lanjut. Kami mengeluarkan sembako untuk anak yatim. Kemudian kegiatan Adiwiyata yaitu program dari dinas tentang penilaian lingkungan sekolah. Kemudian penyelesaian kasus murid yang ditangani sekolah. Biasanya kepala sekolah sendiri yang mengambil keputusan. tapi tetap minta bantuan beberapa guru.

Kegiatan yang dipindahkan lokasinya karena cuaca hujan. Sidak kerapian murid-murid yang seragamnya tidak rapi atau ada yang sobek atau sebagainya itu diminta untuk cek. Kalau kedapatan murid yang menggunakan pakaian tidak rapi maka akan ditindak. Entah itu disuruh beli atau sebagainya. Ada juga lomba Tosca Cup dilakukan mendadak. Kemudian penghimpunan uang untuk parkir dan keperluan lainnya kepala sekolah menugaskan kami.

34.Pendelegasian murid yang ikut lomba seperti apa?

Kami memilih murid dengan koordinasi dulu ke guru bidang studi atau guru ekstrakurikuler, awalnya ada undangan kemudian kami kabari kepala sekolah, nanti kepala sekolah koordinasi ke guru tersebut kalau ada murid yang bisa maka diputuskan untuk ikut lomba.