Rue mengistilahkan pengambilan atau pembuatan keputusan dalam arti sempit ialah proses pemilihan dan menentukan kelayakan respon dari sejumlah
variasi alternatif untuk memecahkan masalah.
48
Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif yang tepat, efektif, dan efisien untuk dijadikan
tindakan selanjutnya dalam proses pemecahan masalah.
2. Tipe-Tipe Keputusan
Scott dan Mitchell dalam Kamaluddin membedakan keputusan menjadi dua tipe yaitu keputusan perorangan dan keputusan organisasi. Keputusan perorangan
bersifat pada kegiatan partisipatif sedangkan kegiatan yang bersifat produktif termasuk ke dalam keputusan organisasi.
a. Keputusan berpartisipasi perorangan Keputusan berpartisipasi memperhitungkan timbal balik antara kontribusi
yang dilakukan seseorang terhadap organisasi atau orang lain. Karakter dan kepribadian seseorang mempengaruhi pola hubungan yang dijalin antara orang
tersebut dengan organisasi. Selain itu tujuan seseorang juga mempengaruhi keputusan yang akan diambil.
b. Keputusan berproduksi organisasi Keputusan ini merupakan penyesuaian yang dilakukan organisasi dalam
menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Berdasarkan sifatnya, penyesuaian yang dilakukan dapat digolongkan menjadi dua yaitu penyesuaian rutin dan
penyesuaian inovatif atau kreatif. Penyesuaian bersifat rutin diwujudkan dalam bentuk program-program. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan
yang bersifat sistemik. Sedangkan penyesuaian inovatif dilakukan untuk menyikapi situasi yang tidak menentu yang disebabkan oleh banyak hal. Dalam
keputusan inovatif diperlukan sistem komunikasi dan sistem informasi yang baik agar dapat menyediakan informasi yang relevan bagi pengambil keputusan.
49
48
Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, New York: McGraw-Hill Companies, 2003, h. 68
49
Kamaluddin, op. cit., h. 10
Berbeda dengan Irwin D. Bross dalam Kamaluddin yang membagi keputusan menjadi tiga tipe. Hal ini didasarkan pada tingkatan keputusan.
a. Keputusan otomatis Keputusan ini berada pada tingkat terendah. Keputusan otomatis dilakukan
atas sifat biologis atau fisis, dan gerak refleks atau insting. Keputusan ini tidak dilakukan proses pemikiran terlebih dahulu.
b. Keputusan memoris Keputusan di tingkat selanjutnya yaitu keputusan memoris. Kebalikan dari
keputusan otomatis, keputusan memoris mengutamakan kemampuan mengingat akan wewenang dan tugas yang diberikan kepada yang pengambil keputusan.
Keputusan ini cenderung pada penggunaan insting yang diarahkan pada tujuan- tujuan yang ingin dicapai.
c. Keputusan kognitif Keputusan yang paling tinggi tingkatannya yaitu keputusan kognitif.
Dalam keputusan ini, ilmu pengetahuan dan faktor-faktor tertentu menjadi dasar pembuatan keputusan. Terdapat proses yang lebih kompleks dalam keputusan
kognitif yaitu adanya proses identifikasi, perumusan masalah, pembuatan berbagai alternatif, pemilihan alternatif dan implementasi serta pemantauan.
50
Faisal membagi tipe keputusan menjadi keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
a. Keputusan terprogram
- Dibuat menurut kebiasaan, aturan, dan prosedur baik tertulis maupun tidak
tertulis -
Bersifat rutin dan berulang-ulang b.
Keputusan tak terprogram tidak terstruktur -
Mengenai masalah khusus, khas, dan tidak biasa -
Kebijakan yang ada belum menjawab -
Tanpa pengalokasian sumber daya
51
50
Kamaluddin, op. cit., h. 14
51
Faisal, Ibid, h. 75
3. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan