Proses Pengambilan Keputusan Terprogram Kepala Sekolah
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru mengolah data ke dalam bentuk kumpulan data, dokumentasi, file, dan catatan-catatan lainnya. Pengolahan data ke
dalam bentuk administrasi seperti ini memudahkan sekolah dalam menyimpan dan mengakses informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
kepala sekolah. Sistem informasi manajemen pendidikan yang ada di SMP Islam Al-Falaah dapat digolongkan ke dalam bidang kurikulum, tenaga pendidik dan
kependidikan, peserta didik dan sarana dan prasarana. Dalam pengambilan keputusan tidak hanya dibutuhkan informasi dari
SIM yang tergolong dalam bidang pengambilan keputusan tetapi juga informasi yang terdapat pada SIM yang termasuk bidang lain atau dengan kata lain
kebutuhan informasi tidak melulu dari satu sumber bidang melainkan dibutuhkan juga informasi yang relevan dan berkaitan dari bidang yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan untuk memperkaya wawasan kepala sekolah untuk membuat sebuah pertimbangan yang nantinya akan menghasilkan alternatif terbaik dan pada
akhirnya akan menghasilkan keputusan yang tepat. Berikut ini penulis jabarkan beberapa peranan sistem informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan di SMP Islam Al-Falaah.
5. Peranan SIMP bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan di
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru memiliki beberapa bidang yang berpengaruh besar terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan. Masing-
masing bidang dikoordinatori oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Selain karena aturan baku dalam administrasi dan manajerial sekolah, pemberian
wewenang ini juga bertujuan agar tercipta mekanisme kerja yang tertata baik. Adapun bidang-bidang yang ada di sekolah yaitu bidang kurikulum yang
dikoordinatori oleh Pak Sayogi, bidang Tata Usaha dikoordinatori oleh Bu Nia, bidang tenaga pendidik dan kependidikan dikoordinatori oleh Pak Mufit, bidang
peserta didik dikoordinatori oleh Pak Tohari. Semua kordinator bidang tersebut
menjalankan tugasnya masing-masing dalam rangka membantu tugas pengambilan keputusan kepala sekolah.
Pada prakteknya di lapangan, setiap tugas yang diemban oleh masing- masing koordinator tidak terlepas dari peranan sistem informasi manajemen
pendidikan. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, sistem informasi manajemen pendidikan yang ada di sekolah secara mudah dapat dilihat berupa
aplikasi dapodik, website sekolah, blog guru, komputer, aplikasi pengolahan data dan angka, aplikasi penyimpanan data, dan sebagainya.
Sistem informasi manajemen pendidikan yang digunakan dalam menyelesaikan tugas pada bidang-bidang di sekolah memberikan dampak yang
besar atas pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Pada akhirnya, peranan tersebut juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh kepala sekolah. Hal ini disebabkan karena segala keputusan yang lahir dalam ruang lingkup sekolah akan mengarah kepada pengambil keputusan tertinggi
dalam hal ini ialah kepala sekolah. Kepala sekolah juga menggunakan peranan sistem informasi manajemen
pendidikan dalam menentukan apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan guna mencari solusi dari setiap masalah di sekolah yang harus
dicarikan jalan keluarnya. Kerap kali kepala sekolah memantau informasi melalui sarana yang tersedia di sekolah. Sistem informasi yang ada memberikan
kemudahan bagi kepala sekolah untuk mempercepat pengaksesan informasi sehingga berbagai tahap yang harus ditempuh dalam pengambilan keputusan
dapat dilalui dengan cara yang cepat. Sebelum menyimpulkan bagaimana peranan sistem informasi manajemen
pendidikan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, penulis menjabarkan terlebih dahulu temuan peranan sistem informasi manajemen
pendidikan yang ada pada bidang-bidang yang ada di sekolah. Adapun deskripsinya yaitu sebagai berikut :
a Peranan SIMP dalam Aspek Kurikulum
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Sayogi selaku koordinator bidang kurikulum. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan
tugas bidang kurikulum. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya” yang berarti
terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Dari 15 indikator tersebut, ada 11 indikator yang terdapat peranan SIMP dan 4 indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam
persentase maka perhitungannya sebagai berikut: Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 73 SIMP berperan dan 27 SIM tidak berperan.
b Peranan SIMP Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Mutif selaku koordinator bidang tenaga pendidik dan kepedidikan. Instrumen tersebut
berkaitan dengan pengambilan keputusan di bidang tenaga pendidik dan kependidikan. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan sistem
informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan tugas bidang tenaga pendidik dan kependidikan. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat
peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran. Dari 15 indikator, semuanya terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan
ke dalam persentase maka perhitungannya sebagai berikut: Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 100 SIMP berperan dan 0 SIM tidak berperan.
c Peranan SIMP Bidang Peserta Didik
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Tohari selaku koordinator bidang peserta didik. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang peserta didik. Tujuannya ialah untuk mengukur
seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan tugas bidang peserta didik. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP da n “Tidak” yang berarti tidak terdapat
peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran. Dari 15 indikator, ada 14 indikator yang terdapat peranan SIMP dan 1
indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 93 SIMP berperan dan 7 SIM tidak berperan.
d Peranan SIMP Bidang Sarana dan Prasarana
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Tohari selaku koordinator bidang peserta didik. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang peserta didik. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan
tugas b idang peserta didik. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 15 indikator, ada 10 indikator yang terdapat peranan SIMP dan 5 indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase
maka perhitungannya sebagai berikut: Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 67 SIMP berperan dan 33 SIM tidak berperan.
e Peranan SIMP Dalam Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Helmi selaku kepala sekolah. Instrumen tersebut berkaitan dengan pengambilan
keputusan di bidang kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik dan sarana dan prasarana. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan
sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan tugas sebagai kepala sekolah. Terdapat 20 indikator yang memiliki jawaban “Ya” yang berarti
terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 20 indikator, semua terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 100 SIMP berperan dan 0 SIM tidak berperan.
Peranan sistem informasi manajemen pendidikan yang terdapat di setiap bidang menunjukkan peranan yang besar dalam menyelesaikan tugas dan
memecahkan masalah. Begitu juga dengan pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah di mana selalu melibatkan sistem informasi manajemen
pendidikan. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi manajemen pendidikan sangat berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Peranan sistem informasi manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru menunjukkan peranan yang sangat besar pada bidang-bidang yang
ada di sekolah yaitu sebagai berikut: 1.
Peranan SIMP di bidang kurikulum menunjukkan bahwa 73 SIMP berperan sedangkan 27 tidak berperan.
2. Peranan SIMP di bidang tenaga pendidik dan kependidikan berperan 100.
3. Peranan SIMP di bidang peserta didik menunjukkan bahwa 93 berperan dan
7 tidak berperan. 4.
Peranan SIMP di bidang sarana dan prasarana menunjukkan bahwa 67 berperan dan 33 tidak berperan.
5. Peranan SIMP dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan 100
Dari uraian hasil penelitian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Manajemen SIM Pendidikan sangat berperan bagi kepala
sekolah dalam pengambilan keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru sudah berperan. Hal ini dapat dibuktikan dari persentase peranan SIMP dalam
setiap pengambilan keputusan Kepala Sekolah di empat bidang lebih besar dari persentase pengambilan keputusan tanpa menggunakan SIMP.