1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai macam aktivitas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Ada berbagai
macam kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan mulai dari yang bersifat pengelolaan dan administratif sampai yang bersifat teknis
pembelajaran. Sebagaimana lembaga pada umumnya, sekolah membagi kegiatan ini ke dalam bagian-bagian atau unit-unit tertentu yang mana terdapat
peran-peran dari para pemangku jabatan di sekolah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan tersebut sesuai posisinya masing-masing. Mulai dari
guru, petugas TU, kepala sekolah dan jajaran yang ada memiliki andil dalam setiap
kegiatan di
sekolah. Kegiatan-kegiatan
tersebut secara
berkesinambungan membangun sekolah menjadi organisasi yang dapat mewujudkan visi dan misi yang dimilikinya dengan baik.
Dari semua kegiatan yang ada di sekolah terdapat kegiatan yang menjadi kunci dari pencapaian keberhasilan sekolah. Kegiatan tersebut ialah
pengambilan keputusan yang sangat penting di antara kegiatan lain karena
terdapat peran manajer sebagai pemimpin dalam hal ini kepala sekolah. Ada
istilah yang patut kita soroti dari pernyataan tersebut. Istilah tersebut ialah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan hanya sekedar
kegiatan biasa tetapi lebih dari itu. Pengambilan keputusan memungkinkan setiap kepala sekolah dapat
mengetahui langkah apa yang semestinya dilakukan di masa yang akan datang terkait pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah akan berperan sesuai
dengan keputusan apa yang ia ambil sehingga akan terjadi efektivitas manajemen yang baik atas implikasi dari teori pengambilan keputusan.
Kepala sekolah merupakan jabatan yang mempunyai wewenang dalam membuat keputusan dan berada pada posisi teratas dalam suatu
organisasi. Peraturan pemerintah yang menjelaskan bahwa kepala sekolah merupakan seorang pemimpin ialah Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan yang menjelaskan bahwa “Setiap
sekolahmadrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolahmadrasah ”.
1
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa di sekolah yang menempati posisi jabatan yang tertinggi ialah kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga
berwenang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bersifat final. Artinya, keputusan itu merupakan kegiatan akhir sebelum
diimplementasikan menjadi kebijakan atau program-program sekolah. Oleh karena itu yang berperan dalam pengambilan keputusan ialah kepala sekolah
sebagai manajer di sekolah. Pengambilan keputusan dapat menjadikan sekolah sebagai sebuah
organisasi pendidikan yang terus berdinamika ditengah hambatan dan ancaman yang muncul baik itu dari internal maupun eksternal sekolah.
Sekolah menjadi lebih fleksibel meskipun harus melewati proses yang begitu rumit dalam mencapai tujuannya. Adakalanya sekolah dihadapkan pada situasi
yang menghantarkan pada kegagalan namun di saat seperti inilah kegiatan pengambilan keputusan menjadi solusi untuk tetap mempertahankan
eksistensinya sebagai sebuah organisasi. Sebelum kegiatan pengambilan keputusan itu berlangsung, sekolah
mengalami berbagai macam problematika yang berkaitan dengan pencapaian tujuan. Kesenjangan yang terjadi antara kenyatan yang dialami sekolah dan
harapan yang ingin direlisasikan menjadi sasaran utama kepala sekolah dalam memainkan peranannya sebagai decision maker. Masalah ini akan
mempengaruhi respon apa yang harus diberikan untuk melahirkan sebuah solusi melalui pemecahan masalah.
Dalam kegiatan pengambilan keputusan seorang kepala sekolah membutuhkan informasi. Karena dengan informasi maka akan ditempuh
sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan yang ada. Sistem informasi yang dikelola dengan baik dapat
menjadi aset bagi sekolah yang menerapkannya. Kepala sekolah dapat
1
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
memanfaatkan sistem informasi dalam memanaj sekolah mencapai tujuan serta visi misi yang ditetapkan.
Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 19 tahun 2007 mengatur tentang standar pengelolaan pendidikan. Peraturan tersebut menjelaskan
bahwa di dalam pengelolaan pendidikan terdapat pengelolaan informasi dalam bentuk siste informasi manajemen.
“1. Sekolah Madrasah : a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai
untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk
melayani permintaan
informasi maupun
pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolahmadrasah baik
secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolahmadrasah yang telah terdokumentasikan
kepada Dinas
Pendidikan KabupatenKota.
2. Komunikasi antar warga sekolahmadrash di lingkungan sekolahmadrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif
”.
2
Sejatinya dunia sedang mengalami kebangkitan dari segi informasi. Kemajuan teknologi mutakhir diorientasikan kepada informasi. Sehingga
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berbasis informasi. Hal ini tidak terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh dari informasi itu sendiri.
Informasi merupakan sumber daya yang patut dipertimbangkan oleh kemajuan dunia.
Tidak hanya perusahaan, sekolah juga sebagai sebuah instansi yang berdiri di tengah-tengah persaingan tersebut berusaha mempertahankan
eksistensinya di kala persaingan bisnis juga merambah dunia pendidikan. Pertanyaan yang muncul kemudian ialah bagaimana sekolah memanfaatkan
sistem informasi bagi keunggulan dalam bersaing.
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 Poin E Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Informasi juga menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam dunia pendidikan. Informasi yang diolah dalam dunai pendidikan berupa sebuah
sistem informasi. Semenjak sebuah sekolah didirikan sistem informasi manajemen pendidikan telah berjalan pula di dalamnya. Tetapi peranannya
belum begitu dirasakan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Ada sebuah kecenderungan yang telah lama berjalan di mana parameter yang digunakan
untuk keunggulan bersaing ialah dengan pengelolaan sumber daya yang bersifat fisik. Namun sekarang paradigmanya telah berubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan bahwa informasi dapat menjadi keunggulan dalam bersaing.
Tidak bisa dipungkiri betapa informasi memiliki nilai yang tinggi terhadap keberlangsungan sebuah organisasi termasuk sekolah. Hal ini tidak
terlepas dari dimensi yang dimiliki dari sebuah informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang begitu besar. Pengambilan keputusan oleh kepala sekolah yang didukung dengan
sistem informasi manajemen membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan. Informasi ini berasal dari berbagai unit atau bagian yang ada di sekolah seperti
kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan sebagainya. Setiap bagian tersebut menerapkan sistem informasi manajemen
dalam menjalankan tugasnya. Data-data yang dihasilkan dari setiap bagian tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah informasi yang
dapat menggambarkan kondisi dan keadaan yang terjadi. Dengan demikian kepala sekolah dapat mengetahui posisi sekolah berapa pada keadaan yang
berpeluang untuk maju atau sedang mengalami kemunduran. Kepala sekolah dapat menentukan apa langkah yang harus diambil untuk memberikan arah
sekolah untuk berkembang. Kepala sekolah tidak sendirian dalam menjalankan fungsinya sebagai
decision maker. Ada sejumlah wakil bidang yang mengurusi bidang-bidang yang ada di sekolah. Para wakil bidang ini menjadi perantara antara kepala
sekolah dengan level-level yang berada di bawahnya yang berhadapan langsung dengan program-program yang dijalankan sekolah.
Sekolah yang berkualitas dapat kita lihat dari prestasi-prestasi yang diraihnya. Selain itu program-program yang dijalankan juga mendukung
peyelenggaraan kegiatan pendidikan. Hal ini merupakan implikasi yang dapat diperoleh sekolah dari penerapan sistem informasi manajemen pendidikan
yang baik khususnya bagi kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang tepat dan dapat diimplementasikan sebagai sebuah kebijakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. SMP Islam Al-Falaah merupakan lembaga pendidikan yang berbasis
ke-Islaman. Sekolah ini mengedepankan keunggulan dalam iman dan taqwa IMTAQ, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, dan fasilitas. Hal ini
dapat dilihat dari program unggulan yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah bagi para peserta didiknya. Program tersebut yaitu Native, Pesantren, Field Trip,
PersariPerjumsa, Sholat Dhuha, Sholat Berjama’ah, Tahfidzul Qur’an, LDKS, dan Manasik Haji.
Selain program unggulan, di sekolah juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu Iqro, Pramuka, Karate, Basket, Sepak Bola, Menari,
Melukis, Paduan Suara, Bahasa Arab, Bimbingan Al- Qur’an, English Course
AEC, Drumband, dan MIPA Class. Selain dari program pendidikan dan ekstrakurikuler, untuk mewujudkan
misinya yang unggul dalam IMTAQ, sekolah menambah muatan Agama dan penguatan Baca Tulis Al-
Qur’an dan keterpaduan kurikulum Departemen Agama DEPAG untuk kurikulum sekolah disamping penggunaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Untuk menunjang hal tersebut sekolah menyediakan fasilitas berupa
Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer Multimedia, Lapangan, Ruang Ekstrakurikuler, UKS, Masjid, Ruang Serba Guna, Masjid, Kantin, Lapangan
Parkir, dan Sport Hall. Satu lagi aspek yang tidak kalah pentingnya ialah tenaga pendidik.
SDM-nya terdiri dari lulusan yang memiliki dedikasi tinggi di bidangnya,
menguasai disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang ajarnya, berpengalaman, inovatif, kreatif, dan berakhlakul karimah.
Dengan demikian SMP Islam Al-Falaah dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dan berakhlakul karimah sesuai dengan misinya. Hal ini
dapat dibuktikan dari berbegai prestasi yang pernah diraihnya dalam berbagai macam ajang perlombaan.
Semua ini dapat dicapai tergantung dari kepemimpinan kepala sekolah dalam menghasilkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas
sekolah. Kebijakan ini merupakan implikasi dari keputusan-keputusan yang diambil kepala sekolah. Sehingga keputusan yang diambil kepala sekolah
sangat menentukan arah tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekolah. Untuk menghasilkan keputusan yang strategis, Kepala Sekolah SMP
Islam Al-Falaah dibantu oleh unit Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah Wakasek Bidang Kurikulum. Kedua bagian ini memiliki sistem pengelolaan
informasi yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.
Penulis mengamati bagaimana sistem informasi manajemen di SMP Islam Al-Falaah berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.
Hasil dari pengamatan tersebut penulis menemukan bahwa unit TU SMP Islam Al-Falaah tidak menggunakan SOP dan pedoman dalam melaksanakan
proses administrasi sekolah. Dalam pelaksanaanya, TU SMP Islam Al-Falaah menjalankan segala aktivitas keadministrasiannya berdasarkan arahan
langsung dari atasannya. Kemudian, dalam menjalin hubungan dengan pihak eskternal, misalnya
orang tua murid, sekolah menggunakan sarana surat. Sedangkan pihak eksternal yang lebih luas lagi dalam hal ini masyarakat, sekolah menggunakan
website untuk memberikan informasi yang ada di sekolah misalnya info penerimaan peserda didik baru PPDB.
Selain itu,
dalam mengumpulkan
informasi pihak
sekolah memanfaatkan data-data yang berasal dari agenda kegiatan program, laporan
penilaian, serta laporan tertulis dan tidak tertulis. Agenda kegiatan dan
penialain program ini dapat diperoleh dari laporan yang diberikan dari penanggung jawab program kegiatan. Sedangkan laporan tertulis dan tidak
tertulis bisa diperoleh dari masukan yang diberikan oleh murid, wali murid, dan penanggung jawab program.
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen yang berjalan di sekolah menggunakan berbagai macam alat untuk
membantu mengumpulkan,
mencatat, mengolah,
menganalisis, dan
menyediakan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memutuskan kebijakan apa yang akan terapkan di tahun ajaran berikutnya.
Dengan demikian terdapat berbagai sumber informasi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam proses pengambilan keputusan. Namun
dalam pelaksanaanya sumber informasi ini dipusatkan ke dalam dua bagian. Pertama,
untuk mengetahui
informasi mengenai
kurikulum yang
diimplementasikan di sekolah dapat diperoleh dari wakil kepala sekolah wakasek bidang kurikulum. Sedangkan untuk informasi selain yang
berkenaan dengan kurikulum, misalnya informasi tentang sarana dan prasarana, keuangan, tenaga pendidik dan kependidikan dan sebagainya
dipusatkan pada unit Tata Usaha. Penemuan selanjutnya dari hasil pengamatan di SMP Islam Al-Falaah
ialah terkait dengan proses pengambilan keputusan kepala sekolah. Kepala sekolah memegang posisi puncak dalam hal pengambilan keputusan. Segala
hal yang menyangkut kepentingan sekolah harus berdasarkan keputusan dari kepala sekolah terlebih dahulu. Dalam hal pengambilan keputusan, posisi
Wakasek Bidang kurikulum dan Tata Usaha ialah sebagai penyedia informasi di bidangnya. Sehingga sangat berperan penting bagi kepala sekolah karena
dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan. Namun, kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab terhadap
pihak yayasan selaku pemilik SMP Islam Al-Falaah. Salah satu tanggung jawabnya ialah berupa laporan program kerja yang telah dilaksanakan dalam
periode satu tahun ajaran. Untuk menentukan bagaimana model pengembangan dari sebuah program pendidikan yang telah dilaksanakan,
pihak yayasan akan melakukan pendampingan dan studi banding dalam kurun waktu tertentu. Setelah proses itu selesai barulah diputuskan apa saja yang
harus dikembangkan dan diperbaharui dari setiap program pendidikan yang ada begitu juga dengan hal lainnya yang menyangkut fasilitas, tenaga pendidik
dan kependidikan, kurikulum dan sebagainya. Berdasarkan deskripsi permasalahan yang ada, penulis ingin
melakukan penelitian tentang “Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan”.
Persaingan kian kompetitif di zaman teknologi ini berbagai lembaga pendidikan tengah berlomba membangun sistem yang dapat mempercepat
proses kemajuan lembaga yang dipimpinnya. Masyarakat juga sudah beralih kepada teknologi. Dilihat dari tingkat
pertumbuhan penduduk pun antara generasi yang berumur muda sekarang sedikit demi sedikit tengah mengakrabkan diri dengan penggunaan teknologi.
Disini yang lebih disoroti ialah penggunaan informasi yang semakin cepat baik dalam menghasilkan mengakses maupun menyebarkan. Sehingga hal ini
akan mengubah era informasi di mana informasi yang berkembang sudah mencapai pada tingkat nilai informasi yang dihasilkan bukan sekedar bahwa
informasi itu ada. Informasi yang berkembang sudah pada taraf keakuratan yang tinggi, daya analisis yang tinggi dan sebagainya.
Informasi menjadi barang berharga yang menentukan maju atau tidaknya sekolah. Karena untuk menciptakan sekolah yang maju dilakukan
dengan perencanaan dan penggunaan startegi bersaing yang baik. Kedua hal ini akan percuma apabila dalam proses merencanakan dan menggunakan
informasi merupakan informasi yang memiliki nilai rendah dalam arti tidak memiliki nilai jual, daya prediksi yang baik, daya akurasi yang rendah. Maka
pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan yang buruk. Oleh karena itu sangat urgen bagi sebuah sekolah dalam memberdayakan informasi
menggunakan SIM. Apabila hal ini terpenuhi maka sekolah dapat melakukan startegi peningkatan mutu sekolah.
Buktikan jika informasi mengejahwantah dalam setiap aktivitas penyelenggaraan pendidikan.
B. Identifikasi Masalah