Faktor Pembatas Perairan Situ

4. Aspek tata ruang Permasalahan aspek tata ruang antara lain meliputi: a. Tidak terkendalinya perubahan tata guna lahan atau alih fungsi situ. b. Tidak jelasnya batas daerah penguasaan situ. c. Belum adanaya rencana detail kawasan dan rencana teknis kawasan. 5. Aspek sosial kemasyarakatan. Permasalahan aspek sosial kemasyarakatan antara lain meliputi: a. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi dan manfaat situ. b. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan situ. c. Pemanfaatan situ oleh masyarakat yang tidak memperhatikan keberlanjutan fungsi situ.

2.2. Faktor Pembatas Perairan Situ

Faktor pembatas bagi perairan tawar menurut Odum 1971 adalah suhu, kekeruhan dan debit arus. Parameter fisika yang dianalisis antara lain : suhu, kecerahan, dan warna perairan. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam satu hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisik, kimia dan biologi badan air. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20 o -30 o C Effendi 2003. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain APHA 1976; Davis Cornwell 1991 in Effendi 2003. Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua yaitu warna sesungguhnya true color dan warna tampak apparent color. Warna sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan anorganik; karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam misalnya besi dan mangan, serta bahan-bahan lain Effendi 2003. Parameter kimia yang dianalisis antara lain: DO, BOD, dan pH. Oksigen Terlarut Dissolved OxygenDO adalah gas oksigen terlarut dalam air. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air dan difusi udara APHA 1992 in Effendi 2003. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemical Oxygen DemandBOD merupakan gambaran secara tak langsung kadar bahan organik adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Davis Cornwell 1991 in Effendi 2003. Dengan kata lain BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob yang terdapat pada botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya Boyd 1988 in Effendi 2003. Tebbut 1992 in Effendi 2003 menyatakan bahwa pH hanya menggambarkan ion hidrogen. Mackereth et al. 1989 in Effendi 2003 berpendapat bahwa pH juga berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin sedikit kadar karbondioksida bebas. Larutan asam pH rendah bersifat korosif. Nilai pH dapat menunjukkan kualitas perairan sebagai lingkungan hidup, walaupun perairan itu tergantung pula dari berbagai faktor lain. Parameter biologi yang dianalisis adalah kesuburan suatu perairan situ dengan melihat kelimpahan plankton dan biota yang hidup di kawasan perairan.

2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata