Nilai dan Manfaat Situ

2.1.2. Nilai dan Manfaat Situ

Ekosistem situ memiliki berbagai nilai dan manfaat bagi berbagai makhluk hidup. Nilai dan manfaat tersebut antara lain Puspita et al. 2005: a. Nilai ekologis situ 1. Pengaturan fungsi hidrologis Keberadaan situ sangat erat kaitannya dengan air dan siklus hidrologis di bumi. Secara alami, situ merupakan cekungan yang dapat menampung air tanah dan limpasan air permukaan. Dengan demikian keberadaan situ dapat mencegah terjadinya bencana banjir pada musim penghujan dan mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau. Situ juga dapat mencegah meluasnya intrusi air laut ke daratan karena situ merupakan pemasok air bagi kantung-kantung air lain seperti sungai, rawa dan sawah. 2. Habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan Ekosistem situ merupakan tempat hidup, mencari makan dan berkembang biak berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Bahkan beberapa jenis diantaranya merupakan jenis hewan dan tumbuhan yang endemik dan dilindungi. Salah satu contoh adalah Situ Gunung Putri yang ditumbuhi sejenis rumput alang-alang yang merupakan habitat hidup sejenis angsa liar berwarna hitam Database Situ-Situ Jabotabek, WI-PI in Puspita et al. 2005. 3. Menjaga sistem dan proses-proses alami Keberadaan ekosistem situ dapat menjaga kelangsungan sistem dan proses-proses ekologi, geomorfologi dan geologi yang terjadi di alam. Sebagai contoh, daratan banjir di sekitar situ banyak dijadikan lahan pertanian karena tanahnya subur. Kesuburan ini disebabkan adanya proses penambahan unsur hara dari hasil sedimentasi. Situ juga secara tidak langsung berperan sebagai penghasil oksigen melalui berbagai jenis fitoplankton yang hidup di dalamnya. b. Nilai ekonomis situ 1. Penghasil energi Situ yang memiliki volume air cukup besar jug adapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. Salah satu contoh situ yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah Situ Tando Kracak di Kecamatan Leuwiliang Bogor, yang dikelola oleh PLN Bapedalda Kabupaten DT II Bogor, 1999 in Puspita el al. 2005. 2. Sumber air Situ yang merupakan penampung air hujan dan limpasan air permukaan dapat dijadikan sumber air bagi masyarakat setempat baik untuk kebutuhan air minum, pengairan sawah irigasi, maupun peternakan. 3. Penghasil berbagai jenis sumberdaya alam bernilai ekonomis. Ekosistem situ kaya akan berbagai jenis sumberdaya alam hewan ataupun tumbuhan bernilai ekonomis, baik yang bersifat liar maupun yang dibudidayakan. Selain itu, situ juga berperan sebagai sumber plasma nutfah. Ikan, udang dan katak merupakan merupakan beberapa jenis hewan bernilai ekonomis yang dapat ditemukan di situ. Berbagai jenis tumbuhan air yang hidup di situ ada yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan ada juga yang dapat dijadikan bahan makanan bagi manusia dan ternak. Selain itu, tumbuhan kayu yang hidup di sekitar ekosistem situ juga dapat dijadikan bahan bangunan ataupun arang. 4. Sarana wisata dan olah raga Situ dengan pemandangan alam yang indah menjadi salah satu potensi bagi kegiatan wisata. Selain itu perairan situ yang relatif luas juga dapat dijadikan areal kegiatan olahraga air seperti memancing, dayung dan ski air. Contoh situ yang telah dikembangkan menjadi sarana rekreasi dan olahraga air antara lain Situ Gunung Putri dan Situ Cigudeg di Bogor. c. Nilai sosial dan budaya situ. Keberadaan situ sangat mempengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat sekitar. Sebagai contoh, kondisi dan sumberdaya hayati situ yang dapat dimanfaatkan, baik melalui kegiatan penangkapan maupun kegiatan budidaya, secara langsung akan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat setempat. Selain mata pencaharian, kondisi budaya masyarakat sekitar juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan situ, salah astu contohnya adalah Situ Babakan di Jakarta selatan yang dijadikan kawasan cagar budaya karena memiliki nilai sejarah daerah Betawi yang unik Kompas 2 Juni 2001 in Puspita et al. 2005. Menurut Ubaidillah et al. 2003 situ merupakan salah satu sumberdaya yang potensial dan belum dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan fungsinya. Namun dalam perkembangannya, situ-situ menghadapi permasalahan yang sangat kompleks yang mencakup permasalahan aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek hidrologis, aspek tata ruang dan aspek sosial kemasyarakatan. 1. Aspek kelembagaan Permasalahan aspek kelembagaan antara lain meliputi: a. Belum adanya keberpihakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah dalam upaya konservasi situ. b. Belum adanya pembagian tugas pengelolaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. c. Kurangnya keterpaduan pelaksanaan program pengelolaan situ. d. Keterbatasan kapasitas dan kemampuan kelembagaan pemanfaatan situ. e. Lemahnya kampanye publik tentang manfaat dan fungsi situ, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. 2. Aspek hukum Permasalahan aspek hukum antara lain meliputi: a. Kekosongan hukum sebagai implikasi berlakunya Undang-Undang No.22 Tahun 1991 tentang Pemerintah Daerah. b. Belum adanya legalitas penguasaan atas situ. c. Belum adanya jaminan kepastian hukum. d. Lemahnya penegak hukum. 3. Aspek fisik hidrologis Permasalahan aspek fisik hidrologis antara lain meliputi: a. Menurunnya kualitas perairan. b. Pendangkalan. c. Penutupan perairan oleh gulma. d. Longsor lahan. e. Terputusnya saluran suplai air situ. 4. Aspek tata ruang Permasalahan aspek tata ruang antara lain meliputi: a. Tidak terkendalinya perubahan tata guna lahan atau alih fungsi situ. b. Tidak jelasnya batas daerah penguasaan situ. c. Belum adanaya rencana detail kawasan dan rencana teknis kawasan. 5. Aspek sosial kemasyarakatan. Permasalahan aspek sosial kemasyarakatan antara lain meliputi: a. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi dan manfaat situ. b. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan situ. c. Pemanfaatan situ oleh masyarakat yang tidak memperhatikan keberlanjutan fungsi situ.

2.2. Faktor Pembatas Perairan Situ