Sarana dan Prasarana yang telah ada di Kawasan Situ Cikaret Warna Suhu

terjadi sedimentasi atau pengendapan lumpur, kemudian akan terbentuk daratan yang tidak stabil dan berpotensi menimbulkan penyuburan berlebih eutrofikasi. Sebagian besar perairan situ yang berada di Desa Pekansari dan Desa Tengah telah berubah menjadi persawahan atau kolam ikan. Sebagian lagi telah ditimbun dalam rangka pengembangan Desa Tengah menjadi Ibu Kota Kabupaten Bogor. Perairan situ yang masih terbuka adalah bagian hilir dekat bendungan di Desa Harapan Jaya. Situ Cikaret dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan perikanan budidaya dan penangkapan, pertanian sebagai sarana pengairan sawah seluas 300 ha di daerah hilir, pengendali banjir, kawasan berdagang, pariwisata, sarana latihan olahraga air, tempat latihan TNI, dan latihan tim SAR. Bentuk pemanfaatan kegiatan perikanannya yaitu sebagai lahan usaha perikanan berupa perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Untuk perikanan tangkap peralatan yang dipergunakan adalah alat statis berupa jaring insang dan pancing rawai, sedangkan untuk perikanan budidaya yaitu dengan membangun kolam-kolam dan patok-patok sebagai rumah ikan di tepian situ.

4.2. Sarana dan Prasarana yang telah ada di Kawasan Situ Cikaret

Sarana dan prasarana umum yang terdapat dikawasan Situ Cikaret ini sudah cukup banyak namun belum termanfaatkan dengan optimal terutama sarana kebersihan lingkungan seperti bak pengolahan limbah, tong sampah dan kebersihan Situ Cikaret itu sendiri. Sarana dan prasarana yang sudah dimiliki antara lain warung makan, jalan setapak, mushala, gazebo atau sarana duduk santai, fasilitas bermain, tong sampah, taman situ cikaret dan papan informasi Lampiran 1.

4.3. Sumberdaya Kawasan Situ Cikaret

Sumberdaya adalah unsur-unsur yang terdapat dalam suatu ekosistem, dan merupakan unsur yang sangat penting untuk dikaji dalam membuat suatu rencana pengelolaan kawasan ekosistem. Kajian sumberdaya perairan Situ Cikaret ini meliputi sumberdaya hayati, sumberdaya air, sumberdaya morfometri dan habitat, sumberdaya visual bentang alam dan sumberdaya manusia.

4.3.1. Sumberdaya Hayati

4.3.1.1. Fitoplankton

Fitoplankton merupakan salah satu sumberdaya hayati yang sangat penting keberadaannya dalam suatu perairan karena merupakan produsen primer dalam rantai makanan suatu ekosistem perairan. Kelimpahan fitoplankton paling tinggi terdapat pada stasiun 5 yaitu sebanyak 107006 individul dan secara keseluruhan perairan Situ Cikaret didominasi oleh Botryococcus dari kelas Chlorophyceae. Kisaran kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 sampai stasiun 5 di perairan Situ Cikaret berturut-turut adalah 126-2202 indl, 692-35291 indl, 126-75490 indl, 377- 14154 indl, dan 126-87065 indl Tabel 14. Di perairan Situ Cikaret dijumpai lima kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae 3 genus, Chlorophyceae 6 genus dan Cyanophyceae 1 genus dan Chrysophyceae 1 genus dan Euglenoaphyceae 3 genus. Perairan Situ Cikaret termasuk perairan yang eutrofik sesuai pernyataan Wetzel 1975, bahwa danau eutrofik memiliki struktur komunitas fitoplankton didominasi oleh kelas Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae dan Bacillariophyceae. Sedangkan pada danau oligotrofik memiliki struktur komunitas fitoplankton yang didominasi oleh kelas Cyrisophyceae, Cryptophyceae, Dinophyceae dan Bacillariophyceae. Tabel 14. Kelimpahan fitoplankton di perairan Situ Cikaret No Genus Kelimpahan plankton indl Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Bacillariophyceae 1 Nitzchia 126 1321 377 1573 377 2 Melosira 944 12456 1195 11953 3 Tabellaria 0 0 0 377 Chlorophyceae 1 Actinastrum hantzchii 2202 1761 881 2453 2705 2 Coelastrum 0 6668 0 4907 0 3 Closterium 0 0 2202 692 2139 4 Mougeotia 1636 692 440 1007 0 5 Scenedesmus 315 0 126 252 377 6 Botryococcus 1573 35291 75490 14154 87065 Cyanophyceae 1 Oscillatoria 0 8555 7172 0 1258 Chrysophyceae 1 Synura 440 2013 0 0 377 Euglenophyceae 1 Euglena 440 0 0 337 126 2 Phacus 503 1258 503 503 629 3 Trachelomonas 440 0 0 0 0 Total 7675 58503 99647 27450 107006

4.3.1.2. Zooplankton

Zooplankton memiliki peran penting dalam suatu ekosistem karena menjadi konsumen tingkat satu dalam rantai makanan suatu ekosistem perairan. Jumlah kelas dan genus zooplankton yang dijumpai di Situ Cikaret relatif sedikit, yaitu terdiri atas tiga kelas 6 genus dengan kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 4 yaitu 2768 indl. Kisaran kelimpahan zooplankton pada stasiun 1 sampai stasiun 5 di perairan Situ Cikaret berturut-turut adalah 377-944 indl, 126-944 indl, 189-629 indl, 126-944 indl, dan 189-944 indl. Tabel 15. Kelimpahan zooplankton secara umum berkisar antara 126-994 indl dan didominasi oleh genus Cephalodella kelas Rotifera. Ketersediaan zooplakton di perairan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menekan biaya pemberian pakan bagi ikan- ikan plankton feeder, dengan memanfaatkan keberadaan zooplankton sebagai pakan alami. Tabel 15. Kelimpahan zooplankton di perairan Situ Cikaret No Genus Kelimpahan plankton indl Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Ciliata 1 Paramaecium 377 126 252 944 0 Copepoda 1 Cyclops 629 252 629 440 377 2 Nauplius 0 944 440 126 755 Rotifera 1 Cephalodella 944 629 189 944 944 2 Momostyla 0 0 440 189 189 3 Platyias 377 315 629 126 377 Total 2328 2265 2579 2768 2642

4.3.1.3. Komunitas Ikan

Ketersediaan sumber daya alam di kawasan wisata Situ Cikaret khususnya ketersediaan ikan, sekarang sudah semakin berkurang. Hal ini dapat dirasakan bagi masyarakat sekitar yang biasanya menjala dan memancing di sekitar kawasan Situ Cikaret dengan jumlah tangkapan yang semakin menurun, namun pihak pengelola yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah pada event-event tertentu biasanya melakukan penebaran beberapa jenis ikan di perairan Situ Cikaret. Tujuannya dilakukan penebaran ikan tersebut selain untuk menarik minat wisatawan yang akan melakukan kegiatan memancing, juga dapat menambah ketersediaan ikan yang berada di kawasan Situ Cikaret, tetapi perlu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan perairan dengan mengetahui daya dukung perairan sehingga tidak mengganggu ekosistem perairan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden yang memancing ikan dan nelayan, terdapat 12 jenis ikan di perairan Situ Cikaret dengan komposisi jenis yaitu kelompok karnivora 5 spesies, herbivora 3 spesies, omnivora 2 spesies dan planktivora 2 spesies. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi komunitas ikan di perairan didominasi oleh jenis ikan karnivora, sehingga dengan mendominasinya jenis ikan tersebut dapat menghambat perkembangan jenis ikan lainnya. Oleh sebab itu pengurangan jumlah ikan karnivora diperairan perlu dilakukan Tabel 16. Tabel 16. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Situ Cikaret No Jenis Ikan Jenis Makanan Karnivora Herbivora Omnivora Planktivora 1 Mujair Oreochromis mossambicus V 2 Tambakan Helostoma temmincki V 3 Gabus Opiocephalus striatus V 4 Belut Monopterus albus V 5 Tawes Puntius Javanicus V 6 Lele Clarias batrachus V 7 Sepat Trichogaster trichopterus V 8 Gurameh Osphronemus gouramy V 9 Betutu Oxyeleotris marmorata V 10 Belida Notopterus sp. V 11 Nilem Osteochilus hasselti V 12 Nila Oreochromis niloticus V

4.3.1.4. Tumbuhan air

Tumbuhan air merupakan jenis tumbuhan tingkat tinggi yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air, dan dapat memberikan nilai-nilai yang penting bagi suatu ekosistem seperti nilai estetika dan ekologi, karena jika dalam jumlah yang besar maka tumbuhan air juga bisa menjadi gulma dan menimbulkan pendangkalan pada perairan situ. Di Situ Cikaret terdapat dua jenis tumbuhan air yaitu Hydrilla Hydrilla verticillata dan eceng gondok Eichornia crassipe yang menutupi perairan dengan sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas perairan Situ Cikaret. Eceng gondok memiliki kemampuan menyerap logam berat, dan dapat tumbuh dengan cepat pada danau dan waduk sehingga dalam waktu yang singkat dapat mengurangi oksigen, mengurangi fitoplankton dan zooplankton serta menyerap air sehingga dapat terjadi proses pendangkalan, sedangkan tumbuhan hydrilla merupakan tumbuhan liar yang mempunyai daya penyebaran yang sangat cepat dan secara signifikan dapat mengurangi tanaman air serta keanekaragaman hayati hewan. Tumbuhan hydrilla juga dapat mempengaruhi ukuran ikan dan tingkat populasi di mana ikan predator tidak dapat berburu efektif dalam perairan yang terdapat banyak hydrilla, selain itu juga dapat mempengaruhi kegiatan rekreasi, memperlambat saluran irigasi dan menciptakan air tergenang yang berkembang biak nyamuk. Padatan atau serasahnya bahkan dapat menyebabkan banjir, mengubah kualitas air dengan menurunkan kadar oksigen, peningkatan pH dan suhu air Gambar 4. Gambar 4. Jenis tumbuhan air yang terdapat di Situ Cikaret Sumber foto : Dokumentasi pribadi

4.3.1.5. Vegetasi tepi situ

Situ Cikaret merupakan kawasan perairan yang dikelilingi oleh kawasan perhutanan, perkantoran, dan jalan raya. Bagian barat Situ Cikaret dikelilingi oleh jalan raya, pepohonan, dan rerumputan, sedangkan bagian utara yaitu pepohonan, semak-semak dan kawasan perkantoran, bagian timur merupakan kawasan perhutanan dengan dominasi pohon kelapa, pohon pinus, semak-semak, dan rumput liar. Bagian selatan Situ Cikaret didominasi oleh semak-semak, perkebunan dan terdapat kawasan warung makan Lampiran 2. Eichhornia crassipes Hydrilla verticillata

4.3.2. Sumberdaya Air

Sumberdaya air merupakan salah satu bagian situ yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan di suatu perairan. Kualitas sumberdaya air suatu perairan dapat dilihat dari beberapa parameter antara lain parameter fisika yang mencakup warna, suhu, kecerahan, kekeruhan, dan TSS. Parameter kimia yang diamati adalah pH, DO, dan BOD Tabel 17. Pengambilan contoh air dilakukan pada tanggal 20 Januari 2011 pada pukul 09.00 hinggal pukul 10.30 dengan kondisi cuaca mendung pada kedalaman perairan 0-30 cm dari permukaan. Pengambilan contoh air dilakukan diberbagai tempat dengan prinsip keterwakilan dan berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki perairan. Untuk parameter fisika-kimia-biologi diambil di lima stasiun. Stasiun 1 yaitu perairan kawasan perikanan, dekat dengan kegiatan pertanian dan perkebunan, stasiun 2 yaitu dibagian tengah perairan, stasiun 3 inlet dari Sungai Playangan, stasiun 4 yaitu inlet dari Sungai Kebantenan, stasiun 5 yaitu outlet dan dekat dengan warung-warung makan Lampiran 3. Tabel 17. Kualitas Air Situ Cikaret N o Parameter Satuan Baku mutu Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Fisika P P P P P 1 Warna visual Tidak tercantum Hijau Kecokelatan Hijau Kecokelatan Hijau Kehitaman Hijau Kecokelatan Hijau kecoklatan 2 Suhu ºC ±3 27˚C 27˚C 27˚C 27.5˚C 27,5˚C 3 Kecerahan M Tidak tercantum 0,62 0,56 0,61 0,60 0,54 4 Kekeruhan NTU Tidak tercantum 2,9 5 6,1 3,2 4,2 5 TSS mgl 50 10 8 16 12 10 Kimia 6 Ph - 6 sd 9 6 6 6 6.5 6 7 DO mgl 4 5,6 4,8 4 5,6 4,8 8 BOD mgl 3 0,27 0,57 2,1 1,11 1,09 Lain-lain 1 Kedalaman perairan M 2,7 4,9 2,7 1,3 3,45 Keterangan : p yaitu permukaan yaitu batas maksimum yang diperbolehkan pada baku mutu PP No.82 tahun 2001 klas 2. yaitu batas minimum yang diperbolehkan. Sumber : Data primer, 2011 diolah

4.3.2.1. Parameter fisika

a. Warna

Warna perairan Situ Cikaret yang diamati secara visual berdasarkan indra penglihatan pada umumnya berwarna hijau kecoklatan Tabel 17. Warna perairan sendiri dapat mempengaruhi estetika dan menunjukkan keberadaan plankton diperairan. Warna kecoklatan diperairan diduga karena adanya bahan organik, bahan anorganik, keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam yang terkandung didalamnya Effendi 2003. Selain itu, perairan tersebut juga berpotensi mengalami kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan yang terjadi dapat membatasi masuknya sumber cahaya, sehingga fitoplankton tidak dapat berfotosintesis. Warna perairan hijau kecokelatan yang mendominasi di stasiun 1, 2, 4, dan 5. Sedangkan pada stasiun 3 perairan berwarna hijau kehitaman, hal ini diduga karena perairan telah terkontaminasi dengan limbah pabrik botol yang terdapat di dekat Situ Cikaret dan juga terdapat oksida mangan pada perairan sehingga menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman Effendi 2003.

b. Suhu

Suhu perairan yang diperoleh pada setiap stasiun sekitar 27-27.5 C Tabel 17. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Situ Cikaret layak untuk kegiatan rekreasi dan perikanan berdasarkan baku mutu air pada PP No. 82 tahun 2001 klas 2 yang memberikan toleransi sebesar ±3 dari rataan suhu air setempat. Selain itu, kisaran temperatur tersebut sesuai dengan kisaran temperatur optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan yaitu 20-30 C Effendi 2003. Fitoplankton sangat diperlukan oleh ikan dan organisme perairan sebagai produser. Menurut Boyd 1982 kisaran temperatur tersebut juga masih dapat mendukung kehidupan organisme akuatik, karena masih berada pada kisaran 25-32 C. Oleh karena itu, perairan Situ Cikaret masih sesuai untuk pengembangan perikanan.

c. Kecerahan