Pola Dagang Umum Pola Keagenan Pola Waralaba

bagi perusahaan mitra maka pembinaan perlu dilakukan dengan intensif. Pola Subkontrak dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar.2 Pola Subkontrak Sumber : Sumardjo,2001

3. Pola Dagang Umum

Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang didalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar mitranya. Penjelasan yang sama juga di berikan oleh Sumardjo 2001 bahwa pola kemitraan dagang umum merupakan pola hubungan usaha dalam pemasaran hasil antara pihak perusahaan pemasar dengan pihak kelompok usaha pemasok kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan pemasar. Contohnya adalah pemasaran produk hortikultura dimana petani atau kelompok tani bergabung dalam bentuk koperasi, bermitra dengan swlayan untuk mensuplai kebutuhannya. Pola hubungan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 3 berikut ini. KELOMPOK MITRA KELOMPOK MITRA KELOMPOK MITRA KELOMPOK MITRA PERUSAHAAN MITRA Gambar 3. Pola dagang Umum Sumber : Sumardjo, 2001

4. Pola Keagenan

Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar mitranya. Sumardjo 2001 menerangkan bahwa perusahaan besar atau menengah bertanggung jawab atas mutu dan volume produk barang atau jasa tersebut, seperti dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 .Pola Kemitraan Keagenan Sumber : Sumardjo, 2001

5. Pola Waralaba

Berdasarkan PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.259MPPKep71997 tentang Ketentuan dan tata Cara Memasok Memasarkan Produk Kelompok Mitra KELOMPOK MITRA KONSUMEN MASYARAKAT PERUSAHAAN MITRA KELOMPOK MITRA KONSUMEN MASYARAKAT PERUSAHAAN MITRA Memasarkan Pelaksanaan Pendaftaran usaha Waralaba ditetapkan bahwa pengertian waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pihak lain, dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa. Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995 dijelaskan bahwa pola waralaba merupakan hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bimbingan manajemen. Pola kemitraan ini dapat dilihat pada Gambar 5. Kemitraan Hak lisensi Merek dagang Bantuan Manajemen Saluran Distribusi Gambar.5 Pola Kemitraan Waralaba Sumber : Sumardjo, 2001 Gambar 5 tentang pola kemitraan waralaba memperlihatkan bahwa pemilik waralaba menyerahkan lisensi, merek dagang, bantuan manajemen, dan saluran distribusi kepada pengelola waralaba. Pemilik waralaba tetap bertanggung jawab terhadap sistem operasi, pelatihan, program pemasaran dan lain-lain yang diserahkannya kepada penerima waralaba. Pemegang usaha waralaba, hanya mengikuti pola yang telah ditetapkan oleh pemilik serta memberikan sebagian dari PEMILIK WARALABA PENERIMA WARALABA pendapatannya berupa royalti dan biaya lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut Sumardjo,2001.

6. Pola Kerjasama Operasional Agribisnis