Konsep Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Gambaran Umum Kemitraan

Hal kedua, perusahaan inti menjual input kepada peternak mitra sama dengan satu penjual banyak pembeli, ini sama dengan monopoli. Output yang dihasilkan dan harga pada pasar persaingan sempurna dan monopoli, asumsi bahwa kurva MC berbentuk horisontal. Pada Pasar persaingan sempurna akan menghasilkan output Q 2 saat harga sama dengan MC, sehingga pada kondisi keuntungan maksimum MC sama dengan MR, maka terjadi harga P 1 , sedangkan perusahaan monopoli akan memproduksi output sebesar Q 1 dengan harga P 2 . Mengacu pada kondisi tersebut bahwa peternak sebagai penerima harga input dari perusahaan inti kondisi monopoli terjadi pada pasar input, sehingga peternak akan menerima harga input diatas harga pada pasar persaingan sempurna. Gambar 8. Kurva Pasar Monopoli

3.1.7 Konsep Usahatani

Sebagian orang mengartikan pertanian sebagai kegiatan manusia dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman yang termasuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan dan tanaman pangan maupun non P 1 P 2 Q 2 Q 1 a MR MC Σ Input pangan, serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan. Pengertian tersebut sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai tujuan dan alasan mengapa lahan dibuka dan diusahakan. Pertanian dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan pekerjaan maka sebaiknya arti pertanian dapat mengandung arti yaitu 1 dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan bercocok tanam dan 2 dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut proses produksi yang menghasilkan bahan- bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak reproduksi, dan mempertimbangkan faktor ekonomis. Definisi usahatani adalah kombinasi yang tersusunorganisasi dari alam, tenaga kerja, modal dan manajemen yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian Soeharjo dan Patong, 1973. Menurut Daniel 1984 ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu. Pada dasarnya usahatani berkembang terus dari awal hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga hanya merupakan usahatani subsistence. Seiring perkembangan sistem pengelolaan yang lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan dapat dipasarkan sehingga bercorak usahatani swasembada keuangan. Pada akhirnya karena berorientasi pada pasar maka menjadi usahatani niaga. Usahatani pada mulanya hanya mengelola tanaman pangan kemudian berkembang meliputi berbagai komoditi sehingga bukan usahatani murni tetapi menjadi usahatani campuran. Usahatani campuran meliputi berbagai macam komoditas, antara lain tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, perikanan, dan peternakan. Usahatani ternak dapat digolongkan dalam tiga jenis. 1 Usaha yang bersifat tradisional, yaitu petani peternak kecil yang mempunyai 1-2 ekor ternak ruminansia besar, kecil bahkan ayam kampung. Usaha ini hanya bersifat sambilan dan untuk saving saja 2 Usaha backyard, yaitu petanipeternak ayam ras, sapi perah, ikan. Tujuan usaha selain memenuhi kebutuhan keluarga juga untuk dijual oleh karena itu memakai input teknologi, manajemen, dan pakan yang rasional. 3 Usaha komersial, yaitu petanipeternak yang telah benar-benar menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, berorientasi keuntungan profit oriented, dan efisiensi. Usaha ini meliputi usaha pembibitan, usaha pakan ternak, usaha penggemukan dan lain-lain. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka terdapat empat unsur pokok dalam usahatani yang saling terkait dalam pelaksanannya. Unsur pokok tersebut adalah lahan, tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen. Unsur alam seringkali dinyatakan dengan lahan, tanpa menyebutkan unsur-unsur yang lainnya seperti iklim, topografi, jenis tanah, dan tata pengairannya, karena pada hakekatnya lahan sudah merupakan manifestasi dari kesemua unsur tersebut. Menurut Hernanto, 1991 lahan memiliki sifat-sifat khusus seperti luas yang relatif tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Sifat khusus yang dimiliki lahan tersebut membuat lahan dianggap sebagai salah satu fungsi produksi usahatani, meskipun di bagian yang lain lahan berfungsi sebagai unsur pokok modal usahatani. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang kedua dalam proses produksi pertanian. Menurut sumbernya, tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dua sumber yaitu tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani dan yang berasal dari luar keluarga usahatani yang diperoleh dengan sistem upah. Menurut jenisnya, tenaga kerja dalam usahatani ada tiga yaitu, tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Dalam pengukuran potensi tenaga kerja biasanya dilakukan konversi tenaga kerja yaitu menyetarakan jenis-jenis penggunaan tenaga kerja ke dalam tenaga kerja pria. Penggunaan tenaga kerja dalam bidang pertanian sifatnya tidak tetap karena harus di sesuaikan dengan tahapan proses produksi. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama- sama dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yaitu proses produksi. Modal yang tinggi diantara faktor produksi lain yaitu modal operasional. Modal operasional dimaksudkan sebagai modal dalam bentuk tunai yang dapat ditukarkan dengan barang modal lain seperti sarana produksi dan tenaga kerja, bahkan untuk pembiayaan pengelolaan. Hernanto, 1991. Menurut sifatnya modal dibedakan menjadi dua yaitu : 1 modal tetap yaitu modal yang tidak habis dalam satu proses produksi seperti tanah dan bangunan, 2 Modal lancar yaitu modal yang habis dalam satu proses produksi seperti bahan perlengkapan, uang tunai, piutang, tanaman, ternak, ikan di lapangan Hernanto 1991. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan ini adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya Hernanto, 1991. Soekartawi dkk 1986 menyatakan bahwa petani kecil adalah 1 .Petani yang berpendapatan rendah. 2. Petani yang memiliki lahan sempit. 3 Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas. 4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik. Berdasarkan kriteria tersebut dapat diketahui bahwa petani kecil memiliki berbagai keterbatasan dari keempat unsur pokok usahatani. Segala keterbatasan yang dimilikinya maka petani tidak mau untuk menanggung resiko. Dengan demikian pengenalan secara utuh atas faktor-faktor produksi yang dimiliki dan dikuasai termasuk lahan, tenaga kerja dan modal akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. Keberhasilan mengelola usahatani dapat diukur dari pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh. Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit, digunakan pembayaran dan yang disimpan. Penerimaan ini dinilai berdasarkan perkalian total produksi dengan harga yang berlaku Soekartawi, 1986. Biaya total usahatani diartikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan biaya terdiri atas : 1. Biaya tetap, adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, misalnya : pajak, sewa tanah, penyusutan, dan bunga pinjaman. 2. Biaya variabel, adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya : pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja langsung. Selain itu biaya dalam usahatani dapat dibedakan atas biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai adalah semua biaya yang dibayarkan dengan uang seperti biaya pembelian sarana produksi dan biaya untuk tenaga kerja luar keluarga. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan alat, nilai tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan, sewa lahan yang diperhitungkan atas lahan milik sendiri, dan penggunaan benih dari hasil produksi. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya total usahatani merupakan pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih ini mengukur imbalan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi. Nilai ini sering dijadikan indikator keuntungan usahatani yang dapat digunakan unutk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Pendapatan selain diukur dari nilai mutlak dapat pula dianalisis efisiensinya. Ukuran efisiensi antara lain dapat dihitung melalui perbandingan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan RC Ratio Soehardjo dan Patong, 1973.

3.1.8 Konsep Kepuasan