pengembangan, pendidikan dan konsultasi agribisnis hingga kebijakan pemerintah baik mikro, regional dan perdagangan internasional
Pambudy,1999.
2.2 Penelitian Terdahulu Tentang Analisis Pendapatan Peternak
Penelitian terhadap peningkatan pendapatan banyak dilakukan, diantaranya dilakukan penelitian oleh Ericson 2005 tentang analisis pendapatan
peternak ayam ras pedaging pada pola kemitraan inti plasma. Penelitian dilakukan pada kelompok usaha Bintang Resmi Kabupaten Bogor, bertujuan untuk melihat
seberapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh peternak plasma. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis pendapatan. Kelompok usaha
Bintang Resmi termasuk dalam kategori kelompok kecil yang beranggotakan 15 orang, responden masuk dalam kategori umur produktif dengan tingkat
pendidikan telah menempuh pendidikan formal. Pendapatan peternak plasma yang berasal dari PT Sierad Produce Tbk
sebagai perusahaan inti akan didapat peternak apabila jumlah penerimaan peternak lebih tinggi dari biaya kredit yang berasal dari perusahaan, apabila
penerimaan lebih rendah maka akan menjadi hutang bagi peternak plasma. Hasil analisis pendapatan menunjukan bahwa secara keseluruhan peternak mengalami
keuntungan. Nilai RC rasio lebih dari satu. Peternak plasma anggota Bintang resmi sebagian besar memproduksi ayam panen dengan bobot badan, FCR dan
mortalitas memenuhi standar dari inti, dan harga ayam saat penelitian lebih tinggi dari harga kontrak sehingga peternak mendapatkan bonus pasar dari perusahaan
inti.
Deshinta 2006 tentang dampak kemitraan terhadap peningkatan pendapatan. Penelitian dilakukan pada PT Sierad Produce di Kabupaten Sukabumi
yang bertujuan untuk mendeskripsikan kakateristik peternak ayam broiler, mendeskripsikan pola-pola kemitraan, mengevaluasi penerapan pola kemitraan
dan dampaknya dari kemitraan tersebut terhadap peningkatan pendapatan. Karakteristik peternak yang bermitra sebagian besar berumur antara 25-45 tahun
dan memiliki pengalaman beternak selama 6-15 tahun. Hubungan kemitraan antara peternak dan PT Sierad menunjukan adanya kesenjangan diantaranya tidak
ada sanksi dalam kontrak, jadwal panen yang sering mundur dari perjanjian, dan keterlambatan dalam pembayaran keuntungan.
Peternak mitra memperoleh penerimaan yang lebih besar, namun dari segi pendapatan bersih peternak mitra memperoleh pendapatan yang lebih kecil
dibandingkan dengan peternak mandiri. Pendapatan yang diperoleh peternak mitra lebih kecil karena disebabkan jumlah biaya yang ditanggung peternak mitra lebih
besar. Uji t dilakukan terhadap total pendapatan bersih diperoleh kesimpulan terima Ho, ini menunjukan bahwa antara pendapatan peternak mitra dan peternak
mandiri tidak memiliki perbedaan secara nyata, atau dapat disimpulkan bahwa kemitraan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak.
Sulaiman 2007 tentang analisis pendapatan peternak plasma ayam broiler pada sistem bagi hasil dan sistem kontrak. Penelitian dilakukan pada Cipinang
Farm Kabupaten Bandung, tujuan penelitian ini untuk menganalisis mekanisme kemitraan dan seberapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh oleh peternak
mitra antara peternak yang melakukan sistem kontrak, dan sistem bagi hasil dan melakukan perbedaan skala usaha berdasarkan jumlah populasi ternak. Alat
analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis pendapatan usaha ternak skala I 2000-3000 ekor, skala II 5000-7000 ekor, skala III 7000-8000 ekor.
Sistem bagi hasil keuntungan, peternak 50 persen dan perusahaan 50 persen, sistem kontrak peternak 25 persen, perusahaan 75 persen. Performa sistem bagi
hasil lebih baik dilihat dari nilai IP, yang berimplikasi juga pada pendapatan dan nilai RC ratio. Pada sistem bagi hasil pendapatan dan RC ratio terbesar
diperoleh oleh peternak skala III, pada sistem kontrak pendapatan dan RC ratio terbesar diperoleh peternak skala II. Nilai tersebut secara keseluruhan menunjukan
bahwa sistem bagi hasil lebih baik daripada sistem kontrak.
2.3 Penelitian Terdahulu Tentang Kemitraan