Uji ANOVA Uji-t Perbedaan Tingkat Pendapatan

peternak mitra sistem bagi hasil, sistem kontak dan peternak mandiri digunakan uji Anova dan uji-t Lampiran 2 .

7.2.1 Uji ANOVA

Uji dilakukan untuk membandingkan pendapatan yang diterima dari ketiga golongan sampel peternak, peternak mitra sistem bagi hasil, sistem kontrak dan peternak mandiri. Berdasarkan hasil uji Anova terhadap perbedaan tingkat pendapatan antara peternak mitra sistem kontrak, sistem bagi hasil dan peternak mandiri, menunjukan hasil bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 33,46 3,32 berarti tolak H0. Hal ini berarti pendapatan ketiganya berbeda nyata. Terlihat juga dari rata-rata pendapatan yang diterima peternak sistem bagi hasil sebesar Rp 2.456.578,26 peternak sistem kontrak sebesar Rp. 1.180.721 dan pendapatan rata-rata peternak mandiri sebesar Rp. 15.189.092.

7.2.2 Uji-t

Uji-t dilakukan untuk membandingkan pendapatan bersih dari ketiga sampel peternak secara berpasangan. Mandiri Vs bagi hasil ; mandiri vs kontrak ; bagi hasil vs kontrak .Hasil uji-t terhadap pendapatan peternak mandiri dengan peternak system bagi hasil menunjukan bahwa t hitung dari t table 7,72 1,725 artinya tolak H0, berarti rata-rata pendapatan peternak mandiri dan peternak sistem bagi hasil berbeda nyata. Hal ini juga berarti pendapatan peternak mandiri lebih besar dari pendapatan peternak bagi hasil. Hasil uji-t pendapatan peternak mandiri dengan peternak sistem kontrak menunjukan bahwa nilai t hitung t table 6,63 1,697 artinya tolak H0 berarti rata-rata pendapatan peternak mandiri dengan peternak sistem kontrak berbeda nyata. Hal ini juga berarti pendapatan peternak mandiri lebih besar daripada pendapatan peternak mitra sistem kontrak. Hasil uji-t pendapatan peternak mitra sistem bagi hasil dengan sistem kontrak menunjukan bahwa nilai t hitung t table 2,28 1,734 artinya tolak H0, berarti pendapatan sistem bagi hasil dengan sistem kontrak berbeda nyata. Hal ini juga menunjukan pendapatan peternak sistem bagi hasil lebih besar dari pendapatan sistem kontrak. Berdasarkan uji-t dua sisi di atas menunjukan bahwa pendapatan peternak mitra lebih kecil, baik sistem bagi hasil maupun sistem kontrak, dibandingkan dengan peternak mandiri. Pendapatan rata-rata peternak mitra sistem kontrak memperoleh pendapatan paling kecil diantara sampel keduanya.

BAB VIII ANALISIS RESPON PETERNAK TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN

8.1 Analisis Tingkat kepentingan dan Kinerja

Salah satu hal penting yang perlu diketahui dalam memahami kepuasan peternak terhadap kinerja suatu perusahaan ialah dengan melakukan penilaian secara individu terhadap dimensi atau faktor-faktor yang membentuk kinerja perusahaan. Pengukuran respon peternak secara individu terhadap atribut kemitraan ini dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu pelayanan sarana produksi, pelayanan teknis budidaya, dan pelayanan pasca panen, dimana ketiga dimensi tersebut dibagi menjadi 15 atribut.

8.1.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Dimensi Pelayanan Sarana Produksi

Pengukuran respon peternak terhadap tingkat kepentingan serta kinerja dimensi pelayanan sarana produksi. Dimensi pelayan sarana produksi akan dibagi kedalam delapan atribut, yaitu penerapan harga DOC, kualitas DOC, harga pakan, kualitas pakan, harga obat dan vaksin, kualitas obat dan vaksin, kecukupan sarana produksi dan jadwal pengiriman sarana produksi. Keseluruhan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari dimensi pelayanan sarana produksi akan dinyatakan dengan skor yang menunjukan tingkat kepentingan dan kinerjanya dimata responden. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap tingkat kepentingan dari dimensi pelayanan sarana produksi diperoleh total skor rata-rata sebesar 78,87 artinya bahwa keseluruhan atribut-atribut dari dimensi pelayanan sarana produksi