Peternak mitra sistem bagi hasil paling rendah karena ada biaya sewa kandang. Biaya penyusutan peralatan terbesar dikeluarkan oleh peternak mandiri sebesar
Rp.870.388,4. Peternak bagi hasil sebesar Rp.246.369,4 dan peternak sistem kontrak sebesar Rp.237.489,9. Biaya penyusutan alat pada peternak mandiri
paling besar karena peralatan yang di pakai lebih bagus dibandingkan peternak mitra seperti pemanas yang menggunakan kompor gas, sedangkan peternak mitra
menggunakan semawar dan kompor batubara. Biaya tenaga kerja keluarga TKDK terbesar dikeluarkan oleh peternak sistem kontrak sebesar Rp.1.126.520.
Peternak Mandiri sebesar Rp.678.595,4 dan peternak mitra sistem bagi hasil sebesar Rp.375.000. Biaya TKDK pada peternak sistem kontrak paling besar
karena hampir sebagian besar pekerjaan dikerjakan oleh sendiri.
7.1.3 Penerimaan Usahaternak
Penerimaan yang diperoleh peternak di dapat dari hasil penjualan ayam panen ditambah dengan penerimaan lain seperti hasil penjualan kotoran dan
karung. Komponen penerimaan dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Penerimaan Usahaternak Ayam Broiler Pada Kemitraan Sistem Bagi Hasil, Sistem Kontrak dan Peternak Mandiri. Skala
Usaha 5000 ekor Satu Periode Maret-April 2008
IV. Penerimaan
Sistem Bagi Hasil Rupiah
Sistem kontrak Rupiah
Mandiri Rupiah
Hasil Panen 76.035.797,2
75.971.666 88.699.854
Kotoran 209.672,619
143.188,9 147.056,1
Karung 190.267,857 322.360,2
201.663,4
V. Total Penerimaan 76.435.737,7
76.437.215 89.048.573
Tabel 18. menunjukkan total penerimaan terbesar diperoleh oleh peternak mandiri yaitu sebesar Rp.89.048.573, yang diterima dari hasil panen sebesar
Rp 88.699.854 dari penjualan kotoran sebesar Rp. 47.056,1 dan hasil penjualan
karung sebesar Rp.201.663,4. Total penerimaan terkecil diperoleh oleh peternak sistem bagi hasil sebesar Rp. 76.435.737,7 yang diterima dari hasil panen sebesar
Rp.76.035.797,2 dari penjualan kotoran sebesar Rp.209.672,61 dan hasil penjualan karung sebesar Rp. 190.267,85. Total penerimaan Peternak mitra sistem
kontrak berada diantara peternak mandiri dan peternak mitra sistem kontrak, yaitu sebesar Rp.76.437.215 yang diterima dari hasil panen sebesar Rp.75.971.666, dari
penjualan kotoran sebesar Rp.143.188,9 dan hasil penjualan karung sebesar Rp.322.360.
Perbedaan penerimaan ini khususnya yang dihasilkan dari hasil panen dikarenakan, penjualan berat ayam peternak mandiri yang lebih besar daripada
peternak mitra. Total berat ayam yang dijual sebesar 7391,65 kg dengan rata-rata berat ayam 1,55 kg, dan harga jual Rp 12.000kg Besarnya total berat ayam yang
dijual juga dipengaruhi mortalitas ayam yang lebih kecil yaitu 4,2 persen. Penerimaan yang diperoleh peternak mitra, baik sistem bagi hasil dan
sistem kontrak tidak berbeda jauh dengan berat total ayam yang dijual sebanyak 5987,07 kg, dengan rata-rata berat ayam 1.27 kg dan harga jual Rp. 12.700kg.
Penerimaan yang diperoleh peternak sistem kontrak untuk hasil total berat panen sebanyak 5982,02 kg dengan rata-rata berat ayam 1.26 kg dan harga jual
Rp.12.700. Rendahnya total berat ayam yang dijual juga dipengaruhi mortalitas ayam, Sistem bagi hasil dengan mortalitas 6,03 persen dan sistem kontrak 5,45
persen. Peternak mitra tidak dapat menjual ayam sendiri, karena berat ayam yang dijual pada peternak mitra disesuaikan dengan permintaan perusahaan inti, di
mana perusahaan inti menginginkan berat ayam yang fluktuatif. Berbeda dengan
peternak mandiri, yang dapat menjual ayam sesuai dengan keinginan peternak, sehingga dapat menjual ayam dengan berat yang lebih besar.
7.1.4. Pendapatan Usahaternak Ayam Broiler