2.1.2 Pembelajaran Kimia
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid Wigiani et al., 2012. Corey dalam Kharisma et al. 2013 menyatakan bahwa konsep
pembelajaran adalah suatu proses lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, di luar kelas, atau mengawasi anak-
anak. Pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas-tugas khusus apa yang perlu
dilakukan oleh siswa. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, ruang fisik, dan sistem sosial kelas.
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi, serta
perubahan energi yang menyertai perubahan-perubahan materi tersebut. Fenomena perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoretis dan deskripsi
secara matematisperhitungan. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk pengetahuan kimia yang
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah Ratri et al., 2013.
Ruang lingkup ilmu ini yang begitu luas baik secara deskriptif maupun teoretis, sedikit banyak telah membuat siswa merasa kesulitan dalam mempelajari
kimia secara menyeluruh. Kesulitan ini berdampak pada hasil belajar mereka yang kurang memuaskan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran kimia ini
disebabkan karena kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai metode yang relevan dengan situasi kelas, adanya motivasi yang rendah
dalam diri siswa karena metode pembelajaran yang selama ini dikembangkan tidak membuat siswa itu sendiri tertarik dan merasa takjub bahwa fenomena kimia
di sekitarnya begitu mempesona untuk dipelajari. Menurut Mulyasa 2007, mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1
Membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2 Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerja sama dengan orang lain. 3
Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang
percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4 Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan
juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat. 5
Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dan teknologi. Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku,
modul, LKS, media, dan lain-lain. Proses belajar mengajar untuk mengaktifkan belajar siswa memang tidak
mudah, karena dalam setiap metode pembelajaran pasti ada beberapa hambatan. Salah satu hambatan yang dihadapi guru adalah kurangnya minat belajar dari
siswa sehingga siswa menjadi malas dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru seringkali mengalami kesulitan dalam merangsang kreativitas dan
minat belajar Kamsinah, 2008. Proses belajar mengajar yang terjadi di lingkungan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dan minat
siswa yang sesuai dengan tuntutan dari masyarakat serta perkembangan teknologi informasi yang saat ini semakin pesat.
Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah siswa dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran di tempat tertentu
yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Situasi itu dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode dan media yang tepat. Agar dapat diketahui
keefektifan kegiatan belajar mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi Fitriani, 2011.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yaitu :
1 Siswa, adalah seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2
Guru, adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, fasilitator, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3
Tujuan, yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut
mencakup perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. 4
Isi pelajaran, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5 Metode, yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6
Media, yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
7 Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar
mengajar Fitriani, 2011 Mulyasa 2007 menyatakan bahwa proses pembelajaran dikatakan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran.
2.1.3 Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Kimia