2010 beberapa manfaat penggunaan DST diantaranya adalah menumbuhkan kreativitas, menciptakan suasana kelas yang positif, dan memusatkan perhatian
siswa. Selain itu manfaat DST juga didasarkan pada manfaat penggunaan multimedia pembelajaran. Daryanto 2010 mengemukakan manfaat multimedia
pembelajaran diantaranya adalah proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, meningkatkan kualitas belajar siswa dan proses belajar mengajar dapat dilakukan
di mana saja dan kapan saja.
2.1.6 Problem Based Learning
Metode Problem Based Learning PBL merupakan metode pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan dunia nyata. PBL
adalah sebuah pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dengan permasalahan tidak terstruktur atau mengambang ill structured digunakan sebagai titik awal
memandu siswa berinquiri dalam proses pembelajaran. Problem Based Learning tidak hanya sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga merupakan
pembelajaran kontruktivis yang mengangkat permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang di dalamnya terdapat aspek kegiatan inquiri, self-directed
learning, pertukaran informasi, dialog interaktif, dan kolaborasi pemecahan masalah Kelly Finlayson, 2007. Menurut Atan et al. 2005 PBL merupakan
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang mengantarkan mereka pada pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka
ketahui sebelumnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan salah satu temuan penelitian bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada situasi permasalahan otentik dan bermakna yang dapat
memfasilitasi siswa menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan inquiri dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya
diri. Kwan 2000, mendefinisikan model pembelajaran Problem Based Learning
sebagai berikut: “Active learning with particular relevance to the learning objectives as
opposed to the traditional passive spoon-feeding rote learning based on teacher- designed didactic lectures and instructions. „Active‟ implies dynamic interactions
among the learners and „learning‟ signifies the focus on the process used by learners rather than the process imposed by the teachers
”. Dari pendapat tersebut diketahui bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning diartikan sebagai belajar aktif yang berbeda dengan pembelajaran tradisional peserta didik cenderung hanya menerima dan menghafalkannya saja.
Aktif diartikan sebagai interaksi dinamis yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan belajar diartikan sebagai proses yang lebih berfokus pada peserta didik
daripada pendidik. Ketika siswa terlibat dalam tugas PBL, ada beberapa tahapan yang diikuti. Tahapan tersebut adalah menemukan masalah, mendefinisikan
masalah, mengumpulkan fakta tentang masalah ini, hipotesis solusi untuk masalah ini, meneliti masalah, melihat ulang masalah, menciptakan alternatif dan solusi
pendukung untuk masalah ini Fogarty, 1997. Jadi PBL merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa
pada permasalahan-permasalahan praktis yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari kepada siswa kemudian siswa secara berkelompok mencari alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Wulandari Surjono 2013 menyatakan bahwa metode Problem Based Learning mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1 Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang mengambang yang
berhubungan dengan kehidupan nyata 2
Masalah dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran 3
Siswa menyelesaikan masalah dengan penyelidikan autentik 4
Secara bersama-sama dalam kelompok kecil, siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan
5 Guru bertindak sebagai tutor dan fasilitator
6 Siswa bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang
bervariasi, tidak dari satu sumber saja 7
Siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dalam bentuk produk tertentu
Problem Based Learning adalah pembelajaran yang tidak dirancang untuk membantu guru memberi informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Ibrahim
Nur 2000 menyatakan bahwa model PBL utamanya dirancang untuk tujuan berikut:
1 Keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan berfikir dan memecahkan masalah dapat dikembangkan, jika siswa melakukan sendiri, menemukan, dan memindahkan kekompleksan
pengetahuan yang ada. Secara spontanitas siswa akan mencocokkan pengetahuan
yang baru dengan pengetahuan yang dimilikinya, kemudian membangun kembali aturan pengetahuannya jika terdapat aturan yang tidak sesuai.
2 Belajar peran orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata
atau simulasi Problem Based Learning PBL sesuai dengan aktivitas mental siswa di luar
sekolah, karena PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. PBL dapat melibatkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan dunia nyata dan
membangun pemahamannya tentang fenomena itu. 3
Membentuk siswa yang mandiri Bimbingan guru secara berulang-ulang, mendorong dan mengarahkan siswa
untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian sendiri terhadap situasi masalah yang disajikan. Hal demikian merupakan kegiatan yang mengantarkan
siswa menjadi mandiri, dengan harapan siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Ibrahim Nur 2000, penerapan model Problem Based Learning terdiri dari lima langkah. Kelima langkah itu dimulai dengan orientasi pendidik
dan peserta didik pada masalah serta diakhiri dengan penyajian dan analisis kerja peserta didik. Kelima langkah tersebut terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Langkah-Langkah PBL
Langkah Aktivitas guru
Langkah 1: Orientasi siswa kepada
Masalah Pendidik
menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi
siswa terlibat
dalam aktivitas
pemecahan masalah Langkah 2:
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membagi siswa ke dalam kelompok. Guru membantu siswa
dalam mendefinisikan
dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah Langkah 3:
Membimbing penyelidikan Individual maupun kelompok
Guru mendorong
siswa untuk
mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan
penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Langkah 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru
membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai dengan laporan, video dan model dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
Langkah 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu
siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
Problem Based Learning PBL merupakan suatu metode pembelajaran yang mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan PBL adalah
sebagai berikut : 1 pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi pelajaran; 2 pemecahan masalah berlangsung selama proses
pembelajaran menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan kepada siswa; 3 PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran; 4 membantu proses
transfer siswa untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari; 5 membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa
untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri; 6 membantu siswa
untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berfikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran oleh guru berdasarkan buku teks; 7 PBL menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai siswa; 8 memungkinkan aplikasi di dunia nyata; dan 9 merangsang siswa untuk belajar secara kontinu.
Dari kelebihan tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan
masalah dan keterampilan intelektual. Sedangkan kelemahan PBL adalah sebagai berikut : 1 membutuhkan
persiapan pembelajaran yang kompleks; 2 sulitnya mencari problem yang relevan; 3 sering terjadi perbedaan pemahaman konsep; 4 memerlukan waktu
yang cukup lama dalam proses penyelidikan. Dari kelemahan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penggunaan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan
problem yang relevan yang dapat dipahami siswa supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman konsep dalam memecahkan masalah Wulandari Surjono, 2013.
2.1.7 Pemahaman Konsep Siswa