Digital Story Telling Kajian Teori

sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria yaitu 1 ketepatan dengan tujuan pengajaran, media pengajaran yang dipilih atas dasar tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan; 2 dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3 kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru; 4 keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran; 5 tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung; 6 sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.

2.1.5 Digital Story Telling

Digital Story Telling DST merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Robin 2008 menyatakan bahwa “Digital Story Telling revolve around the idea of combining the art of telling stories with a variety of digital multimedia, such as image, audio, and video ”. Pendapat lain menurut Sawyer Sindelar 2011 mengemukakan bahwa “Digital Stories are short, 3-10 minutes videos that incoporate imagery, sound, music, and spoken word to tell a short narrative ”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DST merupakan sebuah media yang berbentuk video pendek berdurasi 3 sampai 10 menit yang menggabungkan gambar, suara, dan musik untuk menyampaikan sebuah informasi. Penyampaian informasi dapat berupa cerita, pesan maupun materi pelajaran. Sebagai sebuah media pembelajaran DST tergolong ke dalam multimedia. Pengertian multimedia sendiri menurut Arsyad 2011 adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa multimedia merupakan penggabungan berbagai jenis informasi menjadi suatu kesatuan. DST terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi sehingga media tersebut dapat efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Terdapat tujuh komponen dalam DST. Menurut Engle 2010 tujuh komponen Digital Story Telling adalah point of view, dramatic question, emotional content, voice, soundtrack, economy, dan pacing. Point of view berisi informasi awal tentang isi cerita yang menunjukkan informasi apa yang akan didapatkan siswa melalui media tersebut. Informasi awal ini dapat berupa judul cerita. Dramatic question berisi pertanyaan yang akan mengarahkan siswa dalam memperoleh informasi. Emotional content berisi penyampaian informasi yang variatif sehingga tidak menjadikan siswa bosan. Voice berisi suara yang dimasukkan dalam menyampaikan informasi, dalam penyampaiannya suara tersebut harus sesuai dengan isi cerita yang akan disampaikan. Soundtrack berisi musik pendukung yang dapat mendukung penyampaian proses informasi menjadi lebih menarik. Economy berisi pengelolaan waktu yang tepat sehingga informasi yang disampaikan dapat sesuai dengan sasaran. Pacing berisi jeda waktu yang diberikan dalam proses penyampaian informasi. DST sebagai sebuah multimedia pembelajaran yang digunakan secara tepat dan baik akan memberikan manfaat di dalam proses pembelajaran. Menurut Engle 2010 beberapa manfaat penggunaan DST diantaranya adalah menumbuhkan kreativitas, menciptakan suasana kelas yang positif, dan memusatkan perhatian siswa. Selain itu manfaat DST juga didasarkan pada manfaat penggunaan multimedia pembelajaran. Daryanto 2010 mengemukakan manfaat multimedia pembelajaran diantaranya adalah proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, meningkatkan kualitas belajar siswa dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

2.1.6 Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

Pengaruh model PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia

9 55 255

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMPREDIKSI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

0 9 108

LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

1 29 135

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN AKTIVITAS BERKARAKTER DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI

0 6 197

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII

1 8 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Konsep Matematika (PTK Pada Siswa Kel

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Konsep Matematika (PTK Pada Siswa Kela

0 1 13

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POTENSI LOKAL DIPADU PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMA KELAS X.

0 1 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA.

0 0 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TURUNAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS CERTAINLY OF RESPONSE INDEX UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 7