Fungsi Media Pembelajaran Hakikat Media Pembelajaran

media pembelajaran memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajarsiswa.Media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan mengarahan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya selain itu media pembelajaran juga dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, waktu dan memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pebelajaran bermanfaat untuk membangkitkan minat dan menimbulkan motivasi belajar kepada siswa ketika pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga membuat pembelajaran lebih jelas untuk dipahami, lebih menarik dan dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

2.2.6.4 Fungsi Media Pembelajaran

Selain manfaat media pembelajaran, dalam penggunaan media pembelajaran juga dilihat dari fungsi media pembelajaran. Selanjutnya Sadiman dalam Aresta, 2011: 30 menjelaskan fungsi media pembelajaran, antara lain: 1 memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra dalam pembelajaran; 3 dengan media pendidikan secara tepat dan bervariasi diatasi sikap pasif siswa yang dapat menimbulkan kegairahan belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri sesuai dengan kemampuannya. Senada dengan fungsi media pembelajaran yang dipaparkan Sadiman, Levie dan Lentz dalam Arsyad 2011:16-17 menjelaskan bahwa media memiliki empat fungsi, khususnya media visual, yaitu 1 fungsi atensi, 2 fungsi afektif, 3 fungsi kognitif, dan 4 fungsi kompensatoris. Menurut Levie dan Lentz, fungsi atensi merupakan fungsi inti dari penggunaan suatu media pembelajaran, yaitu menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran, sering kali siswa kurang konsentrasi dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Pada bagian inilah media menjalankan fungsi atensi untuk menarik perhatian siswa. Adanya media pembelajaran membuat anak secara sadar atau tidak akan ikut memperhatikan pelajaran dengan sendirinya. Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa saat belajar. Semakin mudah media visual tersebut menggugah emosi siswa untuk mengikat informasi yang disampaikan, maka semakin tinggi fungsi afektif suatu media visual. Berkaitan dengan model berpikir induktif, maka cerita pendek yang tersaji di dalam media visual hendaknya berupa informasi yang berkaitan dengan cerita pendek yang disampaikan. Penyajian informasi ini bertujuan untuk mengikat emosi siswa saat belajar. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam film pendek. Secara mental, anak lebih tertarik pada gambar daripada sekadar tulisan saja. Kemungkinan hal itulah yang membuat pemahaman dan ingatan tentang informasi yang disampaikan akan lebih mudah dan tinggi. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks kepada siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam gambar untuk mengingatnya lagi. Bagi siswa yang lemah dalam menangkap informasi dalam bentuk teks, fungsi kompensatoris berperan memberikan pilihan lain untuk menyimpan informasi berupa ingatan atau pemahaman, yaitu dengan mengingat gambar yang ada dalam media. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan mengatasi permasalahan yang sering menjadi penghalang proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, siswa dapat dengan mudah mencerna materi yang disampaikan guru serta memahami materi yang sedang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran juga berungsi sebagai usaha peningkatan minat belajar siswa.

2.2.7 Hakikat Film

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 56

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TAYANGAN KEHIDUPAN SOSIAL ORANG ORANG PINGGIRAN SISWA KELAS X 6 SMA N 1 JAKENAN

1 22 341

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN INTELEGENSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK SISWA SMA AL AZHAR MEDAN.

0 2 30

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA PENDEK DENGAN MEDIA ANIMASI ANAK KELAS V Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Pendek Dengan Media Animasi Anak Kelas V Di SD Plesungan 02 Gondangrejo Karanganyar.

0 1 14

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek Dengan Metode Probing Prompting Learning Melalui Media Film.

2 3 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK MEMBACA RETENSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BELIK PEMALANG.

0 0 1

DESKRIPSI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI MIA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

0 2 87

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Deskripsi Pembelajaran Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kelas XI MIA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun 2015 - KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 JERUKLEGI KABUPATEN CI

0 0 24