positif kepada siswa sehingga siswa lebih tertarik dan lebih teliti dalam proses pembelajaran memahami cerita pendek.
1.2 Identifikasi Masalah
Ulangan harian pertama adalah ulangan yang diselenggarakan untuk mengukur tingkat kelulusan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hasil
ulangan ini menunjukkan bahwa kemampuan memahami pembacaan cerita pendek siswa kelas XI SMA N 2 Ungaran belum optimal. Terbukti dari 34
siswa, hanya delapan siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan skor 75.
Hal ini disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Kurangnya kemampuan memahami pembacaan cerita pendekyang berasal dari
siswa antara lain; 1 siswa belum konsentrasi saat memahami sebuah cerita pendek yang dibacakan guru, 2 siswa belum mampu mengidentifikasi pokok-pokok cerita
pendek, 3 siswa cepat merasa jenuh dengan cerita pendek yang panjang, 4 setelah memahami cerita pendek, siswa sulit menyimpulkan cerita pendek, 5 siswa masih
kurang teliti dalam mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerita pendek. Selanjutnya faktor guru meliputi: 1 kurangnya kreatifitas guru dalam
menyajikan materi pembelajaran memahami cerita pendek, guru hanya memanfaatkan materi dalam buku ajar, 2 guru masih bertindak sebagai sumber
utama pemberi informasi tanpa mengajak siswa untuk berusaha mencari informasi sendiri, 3 model mengajar yang digunakan dalam pembelajaran hanya menggunakan
metode ceramah , 4 media yang digunakan masih kurang inofatif.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan dapat dijadikan sebagai dasar pembatasan masalah pada siswa dan guru dalam proses
pembelajaran memahami pembacaan cerita pendek di kelas yang meliputi; 1 siswa belum konsentrasi saat memahami sebuah cerita pendek, 2 siswa belum mampu
mengidentifikasi pokok-pokok cerita pendek, 3 siswa cepat merasa jenuh dengan cerita pendek, 4 setelah memahami isi cerita pendek, siswa sulit menyimpulkan
cerita pendek, 5 siswa masih kurang teliti dalam mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerita pendek. Untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa
dalam proses pembelajaran, peneliti memfokuskan pada peneraan model erpiir induktif dan penggunaan media film pendek agar siwa tidak mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran memahmi pembacan cerita pendek. Selanjutnya permasalahan dari guru meliputi: 1 kurangnya kreatifitas guru
dalam menyajikan materi pembelajaran memahami cerita pendek, guru hanya memanfaatkan materi dalam buku ajar, 2 guru masih bertindak sebagai sumber
utama pemberi informasi tanpa mengajak siswa untuk berusaha mencari informasi sendiri, 3 model mengajar yang digunakan dalam pembelajaran hanya menggunakan
metode ceramah , 4 media yang digunakan masih kurang inofatif. Untuk mengatasi permasalahan pada siwa dan guru penelitian ini memfokuskan pada upaya
peningkatan kemampuan memahami pembacaan cerita pendek menggunakan model berpikir induktif dan media film pendek yang dapat memudahkan siswa serta guru
dalam proses pembelajaran.
1.4 Rumusan Masalah