dengan delapan manfaat media film yang telah disebutkan Sabri tersebut, film tentunya merupakan salah satu pilihan media yang baik untuk membantu guru
menjalankan proses belajar mengajar di dalam kelas. Wright dalam Trianton, 2013:3 menjelaskan beberapa manfaat film,
antara lain 1 alat hiburan, 2 sumber informasi, 3 alat pendidikan, dan 4 cerminan nilai-nilai sosial suatu bangsa. Keempat manfaat film yang diutarakan
Wright tersebut tentunya dapat menjadi sebuah acuan, menonton film tentunya bukan hanya untuk mendapatkan hiburan belaka. Penonton hendaknya juga
mengidentifikasi informasi, ilmu, dan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam film tersebut.
2.2.8 Hakikat Film pendek
Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki
karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. Sebagai analogi, dalam dunia
sastra, seorang penulis cerita pendek yang baik belum tentu dapat menulis cerita pendek dengan baik; begitu juga sebaliknya, seorang penulis novel, belum tentu
dapat memahami cara penuturan simpleks dari sebuah cerita pendek. Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden.
Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski
tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu
loncatan menuju film cerita panjang. Film pendek merupakan film yang memiliki
durasi di bawah 50 menit Cahyono: 2009.
Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit . Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai
pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi
para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan
pemanfaatan media komunikasinya 44 dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara
pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema Cahyono,
2009. Media film pendek dalam pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam
media audiovisual. Sadiman 2005:16 menyatakan bahwa peranan media audio- visual dalam kompetensi memahami cerita pendek, yaitu 1 sebagai alat untuk
memperjelas materi pembelajaran, 2 sebagai sumber belajar bagi siswa, dimaksudkan supaya siswa mendapat pedoman dalam mengikuti proses
pembelajaran, 3 dapat memberikan pancingan dengan praktik langsung, 4 sebagai alat untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, 5 mengatasi
sikap siswa yang pasif, 6 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan panca indra, berarti dengan media yang cukup menunjang kegiatan belajar mengajar dapat
dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, penggunaan media film
ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami cerita pendek.
Media film pendek untuk kompetensi memahami cerita pendek bagi siswa SMA kelas XI sendiri termasuk ke dalam media audio-visual. Media ini nantinya
akan mengarahkan siswa untuk memahami teks cerita pendek yang sesuai dengan keadaan psikologis dan lingkungan sekitar mereka. Penyesuaian tersebut
bertujuan agar setelah menonton film pendek ini, siswa dapat menyebutkan unsur pembangun cerita pendek dengan baik sesuai dengan keadaan lingkungan dan
kondisi psikologisnya sebagai siswa kelas XI SMA.
2.2.9 Penerapan Model Berpikir Induktif dengan Media Film Pendek