Pengertian Film Hakikat Film

2.2.7 Hakikat Film

Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan pada dua macam indera pada saat yang sama. Meski berupa tontonan, namun film memiliki pengaruh yang besar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, film termasuk media audio visual yang menunjang tujuan belajar. Pendidikan melalui media film merupakan metode atau cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari materi ajar berupa tayangan film pendek yang berkaitan dengan cerita pendek.

2.2.7.1 Pengertian Film

Film adalah salah satu cabang hiburan yang paling disukai oleh masyarakat. Mulai dari anak-anak, muda-mudi, dewasa, sampai orang tua, semua menyukai film. Guritno dalam Irianto, dkk, 2008:1 menjelaskan bahwa film adalah hasil peradaban manusia yang dicipta melalui proses kreatif dengan melahirkan impian imajinasi melalui teknologi yang hasilnya bisa disaksikan semua orang. Proses kreatif yang berbantu teknologi inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu hiburan yang sangat representatif sebagai tontonan yang menghibur bagi penikmatnya. Efek senang atau sedih yang dapat ditimbulkan saat dan setelah menonton sebuah film adalah alasan yang paling utama kemenarikan sebuah film. Selanjutnya, Latif dan Utud 2013: 22 menjelaskan bahwa film adalah karya seni yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinema fotografi, dengan atau tanpa suasana, dan dapat pertunjukkan. Karya seni berupa film memang sangat memungkinkan dapat dipertunjukkan kepada orang banyak dan dapat dinikmati kapanpun selama kita orang tersebut dapat memutar film. Sadiman, dkk 2010:68-69 memaparkan lebih lanjut mengenai kelebihan media film sebagai berikut. 1 film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun lamban akan memperoleh sesutau dari film yang sama. 2 film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 3 film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau. 4 film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya. 5 film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi, dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu. 6 film memikat perhatian anak. 7 film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. 8 film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak. Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik simpulan, bahwa sebuah karya film terdiri atas integrasi jalinan cerita yang terbentuk dan menyatukan peristiwa atau adegan. Film tidak terikat oleh durasi waktu. Namun, sebuah film yang biasa tayang di layar lebar berdurasi antara 90-120 menit. Film- film tersebut termasuk dalam golongan film durasi standar. Film yang berdurasi antara 1-30 menit termasuk dalam golongan film pendek . Media film yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai kelebihan. Kelebihannya adalah melengkapi pengalaman dasar siswa, mendorong minat siswa, film yang memuat nilai posistif dapat mengundang pemikiran siswa.

2.2.7.2 Manfaat Film

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 56

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TAYANGAN KEHIDUPAN SOSIAL ORANG ORANG PINGGIRAN SISWA KELAS X 6 SMA N 1 JAKENAN

1 22 341

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN INTELEGENSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK SISWA SMA AL AZHAR MEDAN.

0 2 30

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA PENDEK DENGAN MEDIA ANIMASI ANAK KELAS V Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita Pendek Dengan Media Animasi Anak Kelas V Di SD Plesungan 02 Gondangrejo Karanganyar.

0 1 14

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek Dengan Metode Probing Prompting Learning Melalui Media Film.

2 3 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK MEMBACA RETENSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BELIK PEMALANG.

0 0 1

DESKRIPSI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI MIA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

0 2 87

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Deskripsi Pembelajaran Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kelas XI MIA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun 2015 - KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 JERUKLEGI KABUPATEN CI

0 0 24