Karakter Rasa Ingin Tahu Peserta Didik Aktivitas Belajar

kemungkinan besar dapat mengingat kembali dan mentransfer pengetahuan mereka untuk masalah baru, sedangkan pada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori, guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Guru hanya berperan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik sehingga peserta didik hanya menerima informasi yang sudah jadi dari guru. 2 Pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL, peserta didik diberikan tugas untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik pada lembar masalah sehingga peserta didik tidak hanya menerima informasi saja tetapi dapat mengkonstruk pengetahuan baru melalui lembar masalah yang diberikan. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik Hosnan, 2014: 36 bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan dalam mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip. Pada kelas yang menggunakan model ekpositori, guru sebagai pemberi informasi sehingga materi yang didapatkan peserta didik berasal dari guru bukan atas penemuan sendiri.

4.2.2 Karakter Rasa Ingin Tahu Peserta Didik

Berdasarkan hasil analisis karakter rasa ingin tahu peserta didik kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL dilihat dari rata-rata skor angket sebelum menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL adalah sedangkan rata-rata skor angket sesudah menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL adalah . Kriteria gain ternormalisasi sebesar , hal ini berarti bahwa peningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik secara klasikal kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL dalam kategori sedang. Dilihat dari peningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik secara individual didapat bahwa dalam kategori rendah, dalam kategori sedang, dan dan kategori tinggi. Meningkatnya karakter rasa ingin tahu peserta didik pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL juga berdampak pada meningkatnya minat peserta didik untuk terus menerus belajar. Rasa ingin tahu membuat pikiran peserta didik menjadi aktif. Rasa ingin tahu membuat peserta didik menjadi para pengamat yang aktif. Rasa ingin tahu akan membuka dunia baru yang menantang dan menarik peserta didik untuk mempelajarinya lebih dalam. Rasa ingin tahu juga membawa kejutan-kejutan kepuasan dalam diri peserta didik, dan meniadakan rasa bosan untuk belajar.

4.2.3 Aktivitas Belajar

Dari hasil analisis regresi antara aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat keaktifan peserta didik akan diikuti dengan pencapaian kemampuan pemecahan masalah yang tinggi pula. Keaktifan memiliki pengaruh yang besar pada perilaku sehingga dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, guru hendaknya selalu berusaha menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Model PBL memiliki keunggulan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik dan merupakan teknik yang bagus untuk lebih memahami isi pelajaran Hamruni, 2012: 114. Dalam penerapan model PBL peserta didik diajak untuk bekerja sama secara berkelompok sehingga akan bersama-sama meningkatkan partisipasi keaktifan dari masing-masing anggota kelompok. Hal ini sesuai dengan penelitian Medriati 2013 bahwa dengan menerapkan model PBL berbasis Laboratorium dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pelajaran fisika pada konsep Cayaha di kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terutama pada aktivitas peserta didik, mengorganisasikan tugas yang berhubungan pemecahan masalah secara bersama dalam kelompok, melakukan percobaan untuk mendapat penjelasan dan pemecahan masalah, percaya diri saat mempesentasikan hasil karyanya. Peserta didik yang awalnya belum dapat menyelesaikan masalah yang diberikan guru menjadi dapat menyelesaikan masalah karena masalah yang diberikan guru dibahas dan diselesaikan secara bersama dalam diskusi kelompok. Pada pelaksanaanya suasana kelas menjadi lebih hidup karena partisipasi peserta didik meningkat dan pada akhirnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik juga meningkat.

4.2.4 Kualitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Aktivitas Belajar melalui Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat di SMP Negeri 3 Ungaran

2 30 212

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

3 22 53

PENERAPAN TEKNIK METACOGNITIVE SCAFFOLDING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMA.

0 3 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAPPS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

1 4 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Model PBL Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Dan Tanggung Jawab Materi Barisan Dan Deret Kelas XI - Universitas Terbuka Repository

0 1 334

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN CTL

0 0 14