Uji Hipotesis VI Uji Hipotesis VII

post-test pre-test Selanjutnya, hasil perhitungan gain score ternormalisasi dibandingkan dengan kriteria gain score ternormalisai sesuai tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Gain Score Ternormalisasi Interval Gain Tinggi Sedang Rendah

3.7.3.6 Uji Hipotesis VI

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan model PBL dapat meningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik kelas VII SMP Kesatrian 2 Semarang. Analisis karakter rasa ingin tahu peserta didik menggunakan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik yaitu dengan membandingkan skor angket karakter rasa ingin tahu peserta didik kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL. Kriteria gain ternormalisasi yang dilakukan pada kelas eksperimen, berlaku pula pada kelas eksperimen tersebut tetapi tidak dapat diberlakukan pada populasi. Melalui kriteria gain ternormalisasi dapat diketahui seberapa besar peningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik kelas eksperimen pada penelitian ini. Menurut Hake 1998: 65 rumus gain ternormalisasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: gain ternormalisasi skor angket sesudah menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL skor angket sebelum menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL Selanjutnya, hasil perhitungan gain score ternormalisasi dibandingkan dengan kriteria gain score ternormalisai sesuai tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Gain Score Ternormalisasi Interval Gain Tinggi Sedang Rendah

3.7.3.7 Uji Hipotesis VII

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hasil pengamatan aktivitas belajar dan nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi. 3.7.3.7.1 Bentuk Persamaan Regresi Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: ̂ X Keterangan: ̂ : Variabel terikat : Harga Y ketika X : Angka arah atau koefisien regresi X : Variabel bebas Koefisien-koefisisen regresi dan untuk regresi linear dapat dihitung dengan rumus: Sugiyono, 2010: 262 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Dalam penelitian ini merupakan aktivitas peserta didik, merupakan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan merupakan banyak subjek penelitian. 3.7.3.7.2 Uji Kelinieran Regresi Uji linieritas regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y membentuk garis linear atau tidak. Apabila tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Uji linear regresi sederhana X terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sesuai tabel 3.8. Tabel 3.8 Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi Sumber Variansi Dk JK KT F Total ∑ Koefisien ∑ Regresi | | | Sisa ∑ ̂ ∑ ̂ Tuna cocok Galat Keterangan: : Jumlah Kuadrat Total : Jumlah Kuadrat koefisien | : Jumlah Kuadrat regresi | : Jumlah Kuadrat sisa : Jumlah Kuadrat tuna cocok : Jumlah Kuadrat galat Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut: : regresi linear : regresi non linear Sedangkan rumus yang digunakan untuk memcari adalah sebagai berikut: Sugiyono, 2010: 274 Kriteria pengujiannya tolak jika dengan taraf signifikan dan dk pembilang serta dk penyebut . 3.7.3.7.3 Uji Keberartian Koefisien Regresi Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: : Koefisien arah regresi tidak berarti : Koefisien arah regresi berarti Untuk menguji hipotesis nol menggunakan statistika sebagai berikut: Sugiyono, 2010: 273 Kriteria pengujianya tolak jika dengan taraf signifikan dan dk pembilang dan dk penyebut . 3.7.3.7.4 Koefisien Korelasi Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel-variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: : Tidak ada hubungan antara aktivitas terhadap nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik. : Ada hubungan antara aktivitas terhadap nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Koefisien korelasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Sugiyono, 2010: 274 ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Kriteria pengujian dalam hal ini ditolak jika . Koefisien korelasi terletak dalam interval dengan tanda negatif menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan korelasi langsung atau korelasi positif. Khusus untuk dapat ditafsirkan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel-variabel X dan Y. 3.7.3.7.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara variabel aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Rumus untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut: { ∑ ∑ ∑ } ∑ ∑ 3.7.4 Analisis Data Hasil Observasi Kualitas Pembelajaran Kelas Eksperimen Untuk mengetahui kriteria kualitas pembelajaran dilakukan melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. Instrumen ini menggunakan skala Likert dalam bentuk checklist. Skala Likert dari lembar observasi kualitas pembelajaran sebagai berikut. Keterangan Skala Penilaian menurut Sugiyono 2012: 134 sebagai berikut: Skor 1 : Tidak pernah Skor 2 : Kurang Skor 3 : Kadang-kadang Skor 4 : Sering Skor 5 : Sangat Sering Perhitungan persentase kualitas pembelajaran : 1 skor maksimum 2 skor minimum 3 kategori penilaian 4 persentase minimum 5 persentase maksimum 6 rentangan persentase Persentase kualitas pembelajaran Kriteria: 1 Jika maka kualitas pembelajaran dikatakan sangat tidak baik; 2 Jika maka kualitas pembelajaran dikatakan tidak baik; 3 Jika maka kualitas pembelajaran dikatakan cukup baik; 4 Jika maka kualitas pembelajaran dikatakan baik; 5 Jika maka kualitas pembelajaran dikatakan sangat baik. 78

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Data Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Aktivitas Belajar melalui Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat di SMP Negeri 3 Ungaran

2 30 212

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

3 22 53

PENERAPAN TEKNIK METACOGNITIVE SCAFFOLDING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMA.

0 3 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAPPS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

1 4 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Model PBL Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Dan Tanggung Jawab Materi Barisan Dan Deret Kelas XI - Universitas Terbuka Repository

0 1 334

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN CTL

0 0 14