78
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah
Setelah melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen yaitu kelas VII F
menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  dan  pada  kelas  kontrol
yaitu  kelas  VII  C  menggunakan  model  ekspositori,  maka  dilakukan  pre-test  dan post-test  dengan  jenis  tes  uraian  sebanyak  5  butir  soal  materi  segiempat.  Data
akhir  yang  berupa  nilai  pre-test  dan  post-test  pada  tes  kemampuan  pemecahan masalah selanjutnya dianalisis seperti pada data awal. Analisis data akhir meliputi:
uji  normalitas,  uji  homogenitas,  uji  hipotesis  I,  uji  hipotesis  II,  dan  uji  hipotesis III, uji hipotesis IV, dan hipotesis V. Data akhir nilai tes kemampuan pemecahan
masalah kedua kelas dalam penelitian disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Akhir Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas
N Rata-rata  STDEV
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Pre-test
Kontrol 41
45,366 9,3106
70 30
Eksperimen 41
45,659 11,566
80 30
Post-test
Kontrol 41
70 12,042
88 32
Eksperimen 41
75,122 11,118
92 40
4.1.1.1 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Ekperimen
Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  bahwa  nilai  pre-test  dan post-test  kelas  eksperimen  berdistribusi  normal.  Berdasarkan  hasil  perhitungan
dengan  menggunakan  uji  Chi-Kuadrat  nilai  pre-test  kelas  eksperimen  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan      dan          diperoleh
.  Sedangkan  berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji  Chi- Kuadrat  nilai  post-test  kelas  eksperimen  diperoleh
. Untuk taraf signifikan
dan        diperoleh . Hasil analisis uji normalitas
data akhir dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen
Kriteria
Pre-test Normal
Post-test Normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh . Hal ini
menunjukkan  bahwa  data  akhir  nilai  pre-test  dan  post-test  kelas  eksperimen berdistribusi  normal.  Perhitungan  uji  normalitas  data  akhir  nilai  pre-test  kelas
eksperimen  dapat  dilihat  pada  lampiran  59  dan  perhitungan  uji  normalitas  data
akhir nilai post-test kelas eksperimen pada lampiran 60. 4.1.1.2
Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol
Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  bahwa  nilai  pre-test  dan post-test kelas kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan  uji  Chi-Kuadrat  nilai  pre-test  kelas  kontrol  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan      dan          diperoleh
. Sedangkan  berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji  Chi-Kuadrat
nilai  post-test  kelas  kontrol  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan
dan        diperoleh . Hasil analisis uji normalitas data akhir
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol
Kriteria
Pre-test Normal
Post-test Normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh . Hal ini
menunjukkan  bahwa  data  akhir  nilai  pre-test  dan  post-test  kelas  kontrol berdistribusi  normal.  Perhitungan  uji  normalitas  data  akhir  nilai  pre-test  kelas
kontrol  dapat  dilihat  pada  lampiran  61  dan  perhitungan  uji  normalitas  data  akhir
nilai post-test kelas kontrol pada lampiran 62. 4.1.1.3
Uji Homogenitas Data Akhir Nilai Pre-test
Uji  homogenitas  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  nilai  pre-test kedua kelas sampel mempunyai varians yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan  menggunakan  uji  F  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan
,  dk  pembilang                 ,  dan  dk  penyebut diperoleh
.  Hasil  analisis  uji  homogenitas  data  akhir  nilai  pre-test dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir Nilai Pre-test
Kriteria
Pre-test Homogen
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh .  Hal  ini
menunjukkan bahwa nilai pre-test kedua kelas sampel tidak ada perbedaan varians
homogen.  Perhitungan  uji  homogenitas  data  akhir  nilai  pre-test  dapat  dilihat
pada lampiran 63. 4.1.1.4
Uji Homogenitas Data Akhir Nilai Post-test
Uji  homogenitas  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  nilai  post-test kedua kelas sampel mempunyai varians yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan  menggunakan  uji  F  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan
,  dk  pembilang                 ,  dan  dk  penyebut diperoleh
. Hasil analisis uji homogenitas data akhir nilai post-test dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir Nilai Post-test
Kriteria
Pre-test Homogen
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh .  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  nilai  post-test  kedua  kelas  sampel  tidak  ada  perbedaan varians  homogen.  Perhitungan  uji  homogenitas  data  akhir  nilai  post-test  dapat
dilihat pada lampiran 64. 4.1.1.5
Uji Hipotesis I
Uji  hipotesis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  kemampuan pemecahan  masalah  peserta  didik  pada  kelas  yang  menggunakan  pendekatan
saintifik  model  PBL  mencapai  KKM  secara  individual  yaitu  72.  Hasil  analisis data  akhir  menunjukkan  bahwa  kelas  yang  menggunakan  pendekatan  saintifik
dengan  model  PBL  berdistribusi  normal,  sehingga  untuk  pengujian  hipotesisnya menggunakan statistik parametris dengan uji-t.
Dari  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji-t  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan      dan                      diperoleh
.  Hasil  analisis  uji  ketuntasan  belajar  individual  kelas  eksperimen  dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Individual Kelas Eksperimen
Kriteria Kesimpulan
Kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih
dari KKM secara individual
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh maka dapat
disimpulkan  bahwa  kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik  pada  kelas yang  menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  lebih  dari
dan telah  mencapai  KKM  secara  individual.  Perhitungan  uji  ketuntasan  belajar
individual kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 65. 4.1.1.6
Uji Hipotesis II
Uji  hipotesis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  kemampuan pemecahan  masalah  peserta  didik  pada  kelas  yang  menggunakan  pendekatan
saintifik dengan model PBL lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan model ekspositori. Hasil analisis data
akhir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kedua kelas sampel homogen, sehingga untuk pengujian hipotesisnya dengan menggunakan statistik
uji-t. Dari  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji-t  diperoleh
.  Untuk  taraf  signifikan      dan                           diperoleh
. Hasil analisis uji perbedaan dua rata-rata data akhir dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Akhir
Kriteria Kesimpulan
Kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut    diperoleh maka
dapat  disimpulkan  bahwa  kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik  pada kelas  yang  menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  lebih  baik
daripada  kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik  pada  kelas  yang menggunakan  model  ekspositori.  Perhitungan  uji  perbedaan  dua  rata-rata  data
akhir dapat dilihat pada lampiran 66. 4.1.1.7
Uji Hipotesis III
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui bahwa pembelajaran yang menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  dapat  membantu  peserta
didik  mencapai  ketuntasan  belajar  secara  klasikal  pada  aspek  kemampuan pemecahan  masalah.  Uji  hipotesis  ketuntasan  klasikal  menggunakan  uji  proporsi
pihak  kanan.  Dalam  penelitian  ini,  belajar  dikatakan  tuntas  secara  klasikal  jika sekurang-kurangnya
dari  keseluruhan  peserta  didik  mencapai  KKM individual  pada  aspek  kemampuan  pemecahan  masalah  yaitu
.  Hasil  analisis data  akhir  menunjukkan  bahwa  kelas  yang  menggunakan  pendekatan  saintifik
dengan  model  PBL  berdistribusi  normal,  sehingga  untuk  pengujian  hipotesisnya menggunakan statistik parametris dengan uji-z.
Dari  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji-z  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan      diperoleh
.  Hasil  analisis  uji ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen
Kriteria Kesimpulan
Kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen yang mencapai KKM
individual lebih dari
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh maka dapat
disimpulkan  bahwa  peserta  didik  pada  kelas  eksperimen  yang  mencapai  nilai minimal  KKM  individual  lebih  dari
.  Perhitungan  uji  ketuntasan  belajar
klasikal kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 67. 4.1.1.8
Uji Hipotesis IV
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui bahwa peserta didik yang mencapai  nilai
pada  kelas  yang  menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan model PBL lebih baik  daripada peserta didik  yang mencapai  nilai
pada kelas yang  menggunakan  pembelajaran  ekspositori.  Hasil  analisis  data  akhir
menunjukkan  bahwa  data  berdistribusi  normal,  sehingga  untuk  pengujian hipotesisnya menggunakan statistik parametris dengan uji-z.
Dari  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  uji-z  diperoleh .  Untuk  taraf  signifikan      diperoleh
.  Hasil  analisis  uji perbedaan dua proporsi data akhir dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Proporsi Data Akhir
Kriteria Kesimpulan
Peserta didik yang mencapai KKM individual pada kelas eksperimen lebih
baik daripada peserta didik yang mencapai KKM individual pada kelas
kontrol
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh maka dapat
disimpulkan  bahwa  peserta  didik  yang  mencapai  nilai pada  kelas  yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan model PBL lebih baik daripada peserta didik  yang  mencapai  nilai
pada  kelas  yang  menggunakan  pembelajaran ekspositori. Perhitungan  uji perbedaan dua proporsi data akhir dapat dilihat pada
lampiran 68. 4.1.1.9
Uji Hipotesis V
Uji  hipotesis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik sebelum dan sesudah
pelajaran  menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  secara  klasikal dan  individual.  Analisis  kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik
menggunakan  gain  ternormalisasi.  Kriteria  gain  ternormalisasi  yang  dilakukan pada  kelas  eksperimen,  berlaku  pada  kelas  eksperimen  dan  tidak  dapat
diberlakukan pada populasi. 1
Peningkatan Secara Klasikal Dari  hasil  perhitungan  peningkatan  kemampuan  pemecahan  masalah
secara  klasikal  dengan  menggunakan  uji  gain  ternormalisasi  dapat  dilihat  pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen Secara Klasikal
Rata-rata pre-test
Rata-rata post-test
Kriteria Kesimpulan
Sedang Peningkatan kemampuan pemecahan
masalah kelas eksperimen dalam kategori sedang
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh maka  dapat
disimpulkan  bahwa  peningkatan  kemampuan  pemecahan  masalah  kelas eksperimen  secara  klasikal  dalam  kategori  sedang.  Perhitungan  uji  peningkatan
kemampuan  pemecahan  masalah  kelas  eksperimen  secara  klasikal  dapat  dilihat pada lampiran 69.
2 Peningkatan Secara Individual
Dari  hasil  perhitungan  peningkatan  kemampuan  pemecahan  masalah secara individual dengan menggunakan uji gain ternormalisasi dapat dilihat pada
tabel 4.11. Tabel 4.11 Uji Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen Secara Individual
Kriteria Jumlah Peserta Didik
Persentase
Rendah Sedang
Tinggi
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh peserta  didik
kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah dalam kategori rendah,
peserta didik kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan  pemecahan  masalah  dalam  kategori  sedang,  dan
peserta didik kelas eksperimen mengalami  peningkatan  kemampuan pemecahan  masalah
dalam  kategori  tinggi.  Perhitungan  uji  peningkatan  kemampuan  pemecahan
masalah kelas eksperimen secara individual dapat dilihat pada lampiran 69. 4.1.2
Analisis Data Akhir Karakter Rasa Ingin Tahu 4.1.2.1
Uji Hipotesis VI
Uji  hipotesis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  terdapat peningkatan karakter rasa ingin tahu peserta didik sebelum dan sesudah pelajaran
menggunakan model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik secara klasikal  dan  individual.  Analisis  karakter  rasa  ingin  tahu  peserta  didik
menggunakan  gain  ternormalisasi.  Kriteria  gain  ternormalisasi  yang  dilakukan pada  kelas  eksperimen,  berlaku  pada  kelas  eksperimen  dan  tidak  dapat
diberlakukan pada populasi. 1
Peningkatan Secara Klasikal Dari  hasil  perhitungan  peningkatan  karakter  rasa  ingin  tahu  secara
klasikal  dengan  menggunakan  uji  gain  ternormalisasi  dapat  dilihat  pada  tabel 4.12.
Tabel 4.12 Uji Peningkatan Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen Secara Klasikal
Rata-rata Angket
Sebelum Rata-rata
Angket Sesudah
Kriteria Kesimpulan
Sedang Peningkatan karakter rasa ingin tahu
kelas eksperimen dalam kategori sedang
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh maka  dapat
disimpulkan bahwa peningkatan karakter rasa ingin tahu kelas eksperimen secara
klasikal  dalam  kategori  sedang.  Perhitungan  uji  peningkatan  karakter  rasa  ingin tahu kelas eksperimen secara klasikal dapat dilihat pada lampiran 74.
2 Peningkatan Secara Individual
Dari  hasil  perhitungan  peningkatan  karakter  rasa  ingin  tahu  secara individual  dengan  menggunakan  uji  gain  ternormalisasi  dapat  dilihat  pada  tabel
4.13. Tabel 4.13 Uji Peningkatan Karakter Rasa Ingin Tahu
Kelas Eksperimen Secara Individual
Kriteria Jumlah Peserta Didik
Persentase
Rendah Sedang
Tinggi
Berdasarkan  hasil  analisis  tersebut  diperoleh peserta  didik
kelas eksperimen mengalami peningkatan karakter rasa ingin tahu dalam kategori rendah,
peserta didik kelas eksperimen mengalami peningkatan karakter rasa  ingin  tahu  dalam  kategori  sedang,  dan
peserta  didik  kelas  eksperimen mengalami  peningkatan  karakter  rasa  ingin  tahu  dalam  kategori  tinggi.
Perhitungan  uji  peningkatan  karakter  rasa  ingin  tahu  kelas  eksperimen  secara
individual dapat dilihat pada lampiran 74. 4.1.3
Analisis Data Akhir Aktivitas Peserta Didik 4.1.3.1
Uji Hipotesis VII
Uji  hipotesis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  terdapat  pengaruh positif  antara  aktivitas  belajar  peserta  didik  dalam  pembelajaran  yang
menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL  terhadap  kemampuan
pemecahan  masalah  peserta  didik.  Perhitungan  selengkapnya  dapat  dilihat  pada lampiran 81.
1.1.3.1.1. Bentuk Persamaan Regresi
Dari  hasil  perhitungan  yang  dilakukan,  diperoleh  persamaan  regresi ̂                X. Variabel X menyatakan aktivitas belajar peserta didik dan
variabel ̂ menyatakan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Jika
yaitu peserta didik tidak melakukan aktivitas apapun maka masih tetap diperoleh skor
̂  sebesar       .  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  nilai   ̂  tidak  hanya dipengaruhi  oleh  aktivitas  peserta  didik  saja  tetapi  ada  faktor  lain  yang
mempengaruhinya  seperti:  minat  belajar,  kebiasaan  belajar,  keadaan  sosial, tingkat  intelegensi,  persepsi  peserta  didik  terhadap  guru  dan  lain  sebagainya.
Persamaan  regresi  yang  diperoleh  juga  menunjukkan  bahwa  kemampuan pemecahan  masalah  meningkat  sebesar
untuk  peningkatan  satu  skor aktivitas.
1.1.3.1.2. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi
Untuk  mengetahui  bahwa  terdapat  pengaruh  antara  aktivitas  peserta didik  terhadap  kemampuan  pemecahan  masalah  terlebih  dahulu  harus  menguji
kelinieran dan keberartian regresi linear sederhana sebagai berikut: Tabel 4.14 Anava Untuk Regresi Linear
Sumber Variasi
Total Koefisien
Regresi |
Sisa Tuna Cocok
Galat
1 Uji Keberartian Regresi
Untuk  uji  keberartian  regresi  berdasarkan  tabel  di  atas  diperoleh dan  untuk  taraf  signifikan      diperoleh
. Karena
maka diterima, artinya koefisien berarti.
2 Uji Kelinearan Regresi
Untuk uji linearitas regresi berdasarkan tabel di atas diperoleh dan untuk taraf signifikan    diperoleh
. Karena , maka
diterima, artinya regresi linear. 1.1.3.1.3.
Koefisien Korelasi dan Determinasi Diperoleh
sedangkan untuk  taraf signifikan
dengan adalah       .  Karena
maka  dapat  disimpulkan bahwa  terdapat  hubungan  yang  positif  dan  signifikan  sebesar
antara nilai aktivitas  dan  nilai  kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik.  Berdasarkan
perhitungan  diperoleh .  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  nilai
kemampuan  pemecahan  masalah  peserta  didik ditentukan  oleh  nilai
aktivitas  peserta  didik  melalui  persamaan  regresi ̂                X.  Sisanya
sebesar
ditentukan oleh faktor lain. 4.1.4
Analisis Hasil Pengamatan Kualitas Pembelajaran
Berdasarkan hasil
pengamatan selama
kegiatan pembelajaran
berlangsung  dengan  menggunakan  lembar  observasi  kualitas  pembelajaran  pada kelas  yang  menggunakan  pendekatan  saintifik  dengan  model  PBL,  maka
diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.15 Hasil Kualitas Pembelajaran Pendekatan Saintifik dengan Model PBL
Pertemuan Persentase
Kriteria
I Baik
II Sangat Baik
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian