Teori Belajar Vygotsky Landasan Teori

dilakukannya, misalnya dengan memegang, menggerakkan, memukul, menyentuh, dan sebagainya. 2 Tahap Ikonik Pada tahap ini informasi dibawa anak melalui imageri. Anak menjadi tahanan atas dunia perseptualnya. Anak dipengaruhi oleh cahaya tajam, gangguan suara, dan gerakan. Karakteristik tunggal pada objek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak mengembangkan memori visual. 3 Tahap Simbolik Pada tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Bahasa, logika, dan matematika memegang peran penting. Tahap simbolik ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasan secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling berhubungan ataupun menggunakan bentuk-bentuk rumus tertentu. Sesuai dengan teori Bruner di atas, pada proses pembelajaran anak harus berperan aktif di dalam kelas karena anak dipandang sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Hal tersebut sejalan dengan model PBL yang menekankan pada keaktifan peserta didik dalam menemukan pemecahan masalah untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan baru.

2.1.4 Teori Belajar Vygotsky

Menurut Vygotsky, sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Nur 2005: 18, perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang muncul dari pengalaman ini. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan membangun pengertian baru. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual peserta didik. Menurut Vygotsky, sebagaimana dikutip oleh Arends 2007: 47, peserta didik memiliki dua tingkat perkembangan yang berbeda, yaitu: tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual menentukan fungsi intelektual peserta didik saat ini dan kemampuan untuk mempelajari sendiri hal-hal tertentu. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh peserta didik dengan bantuan orang lain, misalnya: guru, orang tua atau teman sebaya peserta didik yang lebih mampu. Zona yang terletak di antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial peserta didik disebut zone of proximal development ZPD. Dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru dan teman sebaya yang lebih mampu, peserta didik maju ke ZPD tempat pembelajaran baru terjadi. Sesuai dengan teori Vygotsky di atas, pada pembelajaran dengan model PBL peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan suatu permasalahan yang menarik. Setiap kelompok harus dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga memunculkan ide baru untuk menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, dalam model PBL guru berperan untuk memberi bantuan kepada peserta didik dalam mengidentifikasi dan memecahkan suatu masalah.

2.1.5 Pendekatan Saintifik

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Aktivitas Belajar melalui Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat di SMP Negeri 3 Ungaran

2 30 212

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

3 22 53

PENERAPAN TEKNIK METACOGNITIVE SCAFFOLDING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMA.

0 3 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAPPS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

1 4 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Model PBL Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Dan Tanggung Jawab Materi Barisan Dan Deret Kelas XI - Universitas Terbuka Repository

0 1 334

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN CTL

0 0 14