Teori Belajar Piaget Landasan Teori

Berdasarkan prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik untuk merekonstruksi sendiri pengetahuannya sehingga mampu menggunakan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget, sebagaiman dikutip oleh Ibrahim Nur 2005: 17-18, anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak anak tentang lingkungan sekitarnya. Sedangkan menurut Piaget, sebagaimana yang dikutip oleh Rifai Anni 2010: 25-26, Piaget mengemukakan empat konsep perkembangan kognitif antara lain: 1 skema; 2 asimilasi; 3 akomodasi; dan 4 ekulibrium. Penjelasan secara rinci sebagai berikut: 1 Skema Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek. Skema merupakan kategori pengetahuan yang membantu seseorang dalam memahami dan menafsirkan dunianya. Dalam pandangan Piaget, skema meliputi kategori pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan seseorang, dia selalu mengalami sesuatu, dan informasi yang diperoleh melalui pengalaman itu kemudian digunakan untuk memodifikasi, mengubahkan, atau mengubah skema yang telah dimiliki sebelumnya. 2 Asimilasi Proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah dimiliki. Proses ini agak bersifat subjektif, karena seseorang cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang sesuai dengan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya. 3 Akomodasi Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan informasi baru. Akomodasi itu melibatkan kegiatan pengubahan skema atau gagasan yang telah dimiliki karena adanya informasi atau pengetahuan baru. Skema baru itu dikembangkan terus selama dalam proses akomodasi. 4 Ekulibrium Piaget percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan mekanisme ekuilibrium. Anak mengalami kemajuan karena adanya perkembangan kognitif, maka penting untuk mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya asimilasi dan mengubah perilaku karena adanya pengetahuan baru akomodasi. Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh peserta didik apabila peserta didik selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi tersebut. Sesuai dengan teori Piaget di atas, model PBL menghadirkan rasa ingin tahu peserta didik akan dihadirkan melalui pemberian permasalahan dunia nyata yang menarik. Selain itu peserta didik secara aktif mencari infomasi untuk mengkontruk sebuah pengetahuan baru sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya melalui pemecahan masalah.

2.1.3 Teori Belajar Bruner

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Aktivitas Belajar melalui Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat di SMP Negeri 3 Ungaran

2 30 212

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

3 22 53

PENERAPAN TEKNIK METACOGNITIVE SCAFFOLDING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMA.

0 3 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAPPS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

1 4 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Model PBL Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Dan Tanggung Jawab Materi Barisan Dan Deret Kelas XI - Universitas Terbuka Repository

0 1 334

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN CTL

0 0 14