Kemampuan Pemecahan Masalah Landasan Teori

2.1.7 Kemampuan Pemecahan Masalah

Menurut Aisyah dkk. 2007: 5.4 soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu soal rutin dan soal nonrutin. Soal rutin adalah soal latihan biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Soal jenis ini banyak terdapat dalam buku ajar dan dimaksudkan hanya untuk melatih peserta didik menggunakan prosedur yang sedang dipelajari di kelas. Sedangkan soal nonrutin adalah soal yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Dengan kata lain, soal nonrutin ini menyajikan situasi baru yang belum pernah dijumpai oleh peserta didik sebelumnya. Dalam situasi baru itu, ada tujuan yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya tidak segera muncul dalam benak peserta didik. Memberikan soal-soal nonrutin kepada peserta didik berarti melatih mereka menerapkan berbagai konsep matematika dalam situasi baru sehingga pada akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi soal nonrutin inilah yang dapat digunakan sebagai soal pemecahan masalah. Dan pemecahan masalah dalam pengajaran matematika dapat diartikan sebagai penggunaan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajari untuk menyelesaikan soal nonrutin. Keberhasilan peserta didik dalam memecahkan masalah matematika didukung oleh kemampuan guru dalam mengajarkan dan memfasilitasi serta dalam memilih metode pembelajaran yang cocok untuk mengajarkan pemecahan masalah. Dengan kata lain, peran guru sangat penting dalam pembelajaran pemecahan masalah. Selain hal tersebut, dalam memecahkan masalah juga dibutuhkan suatu usaha untuk mencari jalan keluar atau suatu jawaban. Jawaban yang diperoleh tersebut harus memperhatikan langkah-langkah atau urutan tertentu. Menurut Polya 1973: 6-19 ada empat langkah yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Adapun keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1 Understanding the problem memahami masalah, langkah ini meliputi: a Apakah yang tidak diketahui, keterangan apa yang diberikan, atau bagaimana keterangan soal. b Apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa yang ditanyakan. c Apakah keterangan tersebut tidak cukup, atau keterangan itu berlebihan. d Buatlah gambar atau tulisan notasi yang sesuai. 2 Devising a plan membuat rencana, langkah-langkah ini meliputi: a Pernahkah anda menemukan soal seperti ini sebelumnya, pernahkah ada soal yang serupa dalam bentuk lain. b Rumus mana yang akan digunakan dalam masalah ini. c Perhatikan apa yang ditanyakan. d Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini. 3 Carrying out the plan melaksanakan rencana, langkah ini menekankan ada pelaksanaan rencana penyelesaian yaitu meliputi: a Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum b Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar. c Melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat. 4 Looking back memeriksa kembali proses dan hasil, bagian terakhir dari langkah Polya menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh, langkah ini terdiri dari: a Dapat diperiksa sanggahannya. b Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain. c Perlukah menyusun strategi baru yang lebih baik d Menuliskan jawaban dengan lebih baik. Dalam mengerjakan langkah-langkah pemecahan masalah juga diperlukan berbagai strategi untuk mempermudah pemahaman dan memperoleh hasil yang maksimal. Beberapa strategi yang sering digunakan menurut Polya Pasmep, sebagaimana dikutip oleh Shadiq 2004: 13-14 di antaranya adalah sebagai berikut: 1 mencoba-coba; 2 membuat diagram; 3 mencobakan pada soal yang lebih sederhana; 4 membuat tabel; 5 menemukan pola; 6 memecah tujuan; 7 memperhitungkan setiap kemungkinan; 8 berpikir logis; 9 bergerak dari belakang; dan 10 mengabaikan hal yang tidak mungkin. Indikator kemampuan masalah pada penelitian ini merujuk pada Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 dalam Wardhani 2008: 18 adalah sebagai berikut: 1 Kemampuan menunjukkan pemahaman masalah. 2 Kemampuan menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk. 3 Kemampuan mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah. 4 Kemampuan memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat. 5 Kemampuan mengembangkan strategi pemecahan masalah. 6 Kemampuan membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. 7 Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Dalam penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah yang diukur adalah kemampuan menyelesaikan masalah yang menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu: 1 memahami masalah understanding the problem; 2 membuat rencana devising a plan; 3 melaksanakan rencana carrying out the plan; dan 4 melihat kembali looking back.

2.1.8 Pendidikan Karakter

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Aktivitas Belajar melalui Model PBL terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat di SMP Negeri 3 Ungaran

2 30 212

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiya

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

3 22 53

PENERAPAN TEKNIK METACOGNITIVE SCAFFOLDING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMA.

0 3 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAPPS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

1 4 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Model PBL Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Dan Tanggung Jawab Materi Barisan Dan Deret Kelas XI - Universitas Terbuka Repository

0 1 334

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN CTL

0 0 14