Siklus Epitel Semeniferus Pembelahan maturasi

2.6.4. Siklus Epitel Semeniferus

Pada sayatan melintang testis mamalia dewasa bila diwarnai dengan pewarna priodeic acid shiff PAS akan terlihat tubulus semeniferus mengandung sel-sel kelamin dari berbagai perkembangan. Adanya tingkat perkembangan sel-sel germinal pada epitel tubulus semeniferus terutama disebabkan oleh perbedaan waktu proliferasi dan deferensiasi sel-sel induk spermatogonia Soeradi 1987. Kenyataan ini mungkin disebabkan oleh terjadinya sinkronisasi spermatogenesis secara berurutan. Dengan demikian kumpulan sel-sel yang terdapat pada area epitel tersebut tidak tersusun secara acak, melainkan diatur menjadi asosiasi sel dengan susunan sel yang selalu tetap dan teratur Clermont 1962. Setiap asosiasi selalu tersusun dari sel spermatogonia, spermatosit dan spermatid masing-masing dari tingkat perkembangan tertentu Gambar 12. Setiap asosiasi sel merupakan kumpulan sel dan perubahan kumpulan sel-sel kelamin pada epitel semeniferus hubungannya sangat erat pada proses spermatogenesis. Pada hewan lain yakni tikus dewasa, terdapat 14 macam asosiasi stadia epitel semeniferus, lihat Gambar 12 Leblon dan Clermont 1952. + Gambar 12. Stadium dalam proses spermatogenesis pada tikus Perey et al. 1961; Clermont 1962. S T A D I U M D A L A M S I K L U S TIPE SEL 1 A In P 1 15 2 A In P 2 16 3 A In P 3 16 4 A In P 4 17 5 A B P 5 17 6 A B P 6 18 7 A B P 7 19 8 A R P 8 19 9 A L P 9 10 A L P 10 11 A L P 11 12 A L-Z P 12 13 A Z Di 13 14 A Z || o c 14 Penentuan stadia siklus epitel tubulus semeniferus juga telah ditentukan pada hewan mammalia lainnya, seperti pada mencit 12 stadia Oakberg 1956, kera 12 stadia Clermont dan Leblond 1959, domba 8 stadia Linsay et al. 1982, sapi 12 stadia Garner dan Hafez 1987 dan manusia 6 stadia Clermont 1963. Belum dapat informasi tentang stadia epitel semeniferus pada kerang. Lama waktu siklus epitel tubulus semeniferus pada tikus telah ditentukan oleh Clermont dan Harvey 1965 dengan menggunakan zat radioaktif tritium thymidin H 3 -thymidin dan radioautografi. Caranya adalah mengamati kehadiran salah satu sel germinal pada asosiasi sel dari stadia epitel sememiferus tertentu yang ditandai labelled pertama kali. Selanjutnya melacak kapan generasi berikutnya pada asosiasi yang sama “ditandai” setelah satu siklus. Dengan cara tersebut dapatlah ditentukan waktu siklus epitel semeniferus dan waktu spermatogenesis, misalnya pada tikus 12,9 hari untuk satu siklus epitel seminiferus dan 51,6 hari waktu spermatogenesis. Berdasarkan metode diatas para ahli telah dapat menentukan waktu siklus epitel semeniferus dan waktu spermatogenesis beberapa hewan, seperti mencit 8,6 hari dan 35 hari Clermont dan Trott 1969; pada babi 8,6 hari dan 34,4 hari; domba 10,3 hari dan 41,2 hari; kuda 12,2 hari dan 48,8 hari; sapi 13,5 hari dan 54 hari Linsay et al . 1982, manusia 16 hari dan 64 hari Heller dan Clermont 1963. Belum dapat informasi tentang stadia spermatogenesis pada ikan dan kerang karena itu sebagai acuan dipakai stadia spermatogenesis pada tikus. Namun dapat pula mengacu kepada tingkat kematangan gonad TKG atau stadia perkembangan gonad pada kerang ada empat tahap Tabel 8.

2.6.5. Tingkat Kematangan Gonad