Spermatogensis Gametogenesis Kerang Hijau Perna viridis.

Hasil analisis berganda dengan model BT= ß + ß 1 P + ß 2 L + ß 3 T dan demikian pula variabel BD dan BC dari semua lokasi penelitian menunjukan bahwa model ini sangat terandal P0,01 untuk digunakan sebagai pendugaan baik kerang hijau betina maupun jantan, kecuali pada daerah Teluk Jakarta kerang hijau jantan sebagai pendugaan berat daging dan berat cangkang adalah panjang, lebar dan tinggi modelnya lemah P0,05, namun berat cangkang dapat diduga dengan ukuran tubuh lebar dan tinggi P0,05. Keadaan ini hampir sama dengan analisis regresi sederhana dimana ukuran-ukuran tubuh di Teluk Jakarta sebagian tidak dapat digunakan sebagai penduga, hal ini diduga telah terjadi malmorfologi pada kerang hijau akibat dari pencemaran logam berat.

4.3. Gametogenesis Kerang Hijau Perna viridis.

Gametogenesis adalah suatu proses proliferasi sel-sel kelamin dengan cara mitosis dan miosis, kemudian sel-sel tersebut mengalami proses metamorphose menjadi individu gamet. Proses gametogenesis ada dua macam yaitu spermatogenesis pada mahluk jantan dan oogenesis pada makhluk betina. Spermatogenesis adalah proses proliferasi sel-sel kelamin jantan melalui proses mitosis dan miosis, lalu dilanjutkan proses metamorfose menjadi spermatozoa. Sedangkan oogenesis adalah suatu proses proliferasi sel-sel kelamin betina melalui proses mitosis dan miosis sehingga terbentuk ova.

4.3.1. Spermatogensis

Hasil penelusuran menurut petunjuk Clermont 1962, dari 30 lembar foto hasil pemotretan jaringan histologi gonad jantan kerang hijau Perna viridis L diperoleh delapan stadium dalam perkembangan spermatogenesis, stadium perkembangan spermatogenesis dapat dilihat pada Gambar 19. Stadium spermatogenesis setiap spesies berbeda-beda seperti pada mencit 12 stadium Oakberg 1956, domba 8 stadium Linsay et al. 1982, kera 12 stadium Clermont dan Leblon 1959 dan manusia 6 stadium Clermont 1963. Hasil ini sangat berbeda seperti yang dianjurkan Chipperfied 1953 bahwa untuk melihat kematangan gonad moluska kelas bivalva ada empat stadium, baik untuk betina maupun jantan. Namun menurut hasil penelitian Mason dan Seed 89 bahwa untuk melihat stadium perkembangan gonad kerang gajah Chlamys nobilis ada enam stadium Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh 1999. Selanjutnya dikatakan bahwa stadium perkembangan gonad tersebut berlaku baik untuk jantan maupun betina. Namun dari hasil penelitian ini perkembangan gonad kerang hijau Perna viridis jantan dan betina tidak sama. Pada jantan perkembangan gonad jantan bila dilihat dari stadium perkembangan spermatogenesis diperoleh ada delapan stadium, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19. Menurut berbagai peneliti stadium spermatogenesis dari berbagai spesies hewan ada yang tidak sama dan ada juga yang sama. Misalnya pada tikus dewasa diketahui terdapat 14 macam asosiasi stadium epitel semeniferus Leblon dan Clermont 1952. Namun pada mencit 12 stadium Oakberg 1956, kera 12 stadium Clermont dan Leblond 1959, domba 8 stadium Linsay et al. 1982, sapi 12 stadium Garner dan Hafez 1987 dan manusia 6 stadium Clermont, 1963. Pada penelitian ini terlihat pada Gambar 19, bahwa setiap stadium stadium dalam spermatogenesis kerang hijau dapat dirinci sebagai berikut : Stadium I. Sel-sel germinal ephitel Spermatogonium mulai membelahan secara mitosis, dengan diameter lumen masih kecil dan jumlah sel-sel sekitar kurang dari 100 sel-sel spermatogonium.Ukuran sel-sel semuanya homogen. Stadium II. Sel-sel spermatongonium giat melakukan pembelahan secara mitosis dengan jumlah sel-sel sampai 500 spermatogonium. Dengan ukuran diameter lumen 2 kali lebih besar dari stadium pertama. Ukuran sel- sel sama dengan stadium pertama. Stadium III. Sel-sel spermatogonium sedang giat melakukan pembelahan secara mitosis, jumlah sel-sel lebih dari 1000 sel dan ukuran diameter lumen 3 kali lebih besar dari stadium pertama. Stadium IV. Pada stadium ini telah terjadi kegiatan pembelahan miosis, stadium ini menunjukan sel-sel spermatosit primer terbentuk dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatogonia. Jumlah sel-sel spermatosit primer sekitar dibawah 100 sel. Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4. Stadium 5 Stadium 6 Stadium 7 Stadium 8 Gambar 19. Stadium spermatogenesis pada kerang hijau. Stadium V. Pada stadium ini telah terjadi kegiatan pembelahan meosis II, dimana sel-sel spermatosit primernya masih ada dan melakukan pembelah menjadi sel-sel spermatosit sekunder dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatosit primer. Jumlah sel-sel spermatosit sekunder ± 500 sel. Pada stadium ini sel-sel spermatosit primer mengalami meta mertamorfose menjadi spermatozoa. Sel-sel spermatozoa telah terbentuk dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatosit sekunder, jumlahnya lebih dari 500 sel. Stadium VI. Pada stadium ini telah selesai pembelahan meosis II, sel-sel spermatosit sekunder berjumlah kurang dari 500 sel, dan hampir seluruhnya berubah metamorfose menjadi spermatozoa. Stadium VII. Pada stadium ini seluruh sel-sel spermatosit sekunder telah mengalami metamorfose sehingga sel-sel menjadi spermatozoa. Stadium VIII. Seluruh spermatozoa telah dikeluarkan dari lumen folikel, sehingga tinggal sisa-sisa jaringan pengikat dan sitoplasma dari spermatozoa.

4.3.2. Oogenesis