III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk Lada
selama 8 bulan Mulai Oktober 2006 sampai Mei 2007. 3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilakukan dengan metoda survey dengan terlebih dahulu dilakukan penetapan stasiun dan titik-titik pengambilan sampel air laut, sedimen dan
kerang hijau Perna viridis jantan dan betina. Stasiun S yang ditetapkan adalah tiga stasiun di daerah Teluk Jakarta yaitu stasiun satu S-1 di daerah Kamal, stasiun dua
S-2 di daerah Marunda dan stasiun tiga S-3 di daerah Gembong. Sedangkan stasiun keempat S-4 berada di Teluk Banten yaitu desa Karangantu dan stasiun kelima S-5
di Teluk Lada yaitu Desa Panimbang, termasuk wilayah Propinsi Banten Gambar 15.
Gambar 15. Peta lokasi stasiun pengambilan sampel di Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk Lada.
S1 S5
S2 S4
S3
Pengambilan sampel air menurut petunjuk Lutan 2004, sedangkan pengambilan contoh sedimen menurut petunjuk Gordon et al. 1992. Setiap stasiun
ada 1 titik pengambilan sampel air yaitu air permukaan, air setengah kedalaman dan air dekat dasar serta 3 titik sedimen. Untuk menilai tingkat kualitas air laut di lokasi
penelitian, digunakan Baku Mutu Kualitas Air Laut menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Kualitas Air Laut untuk Biota Laut Budidaya Perikanan.
Pengambilan sampel sedimen, air laut dan kerang dilakukan secara acak di setiap stasiun penelitian, untuk lebih jelas lihat Tabel 10.
Tabel 10. Pengambilan sampel air, sedimen dan kerang hijau Perna viridis.
No. Lokasi
Sampel Sedimen
Air Kerang hijau
Morfometrik Histopatologi Jantan Betina Jantan Betina
1. 2.
3. 4.
5. Stasiun I
Kamal Stasiun II
Marunda Stasiun III
Gembong Stasiun IV
Karangantu Stasiun V
Panimbang 3
3 3
3
3 3
3 3
3
3 120
142 77
60
130 63
164 90
50
85 4 ekor
4 ekor 4 ekor
4 ekor
4 ekor 4 ekor
4 ekor 4 ekor
4 ekor
4 ekor Total
15 15
529 452
20 ekor 20 ekor
Sampel kerang hijau untuk analisis histopatologi gonad diambil secara acak di setiap stasiun penelitian. Setiap stasiun diambil 4 ekor kerang hijau jantan dan 4 ekor
kerang hijau betina, sehingga jumlah kerang hijau yang diambil dari kelima stasiun adalah 40 ekor. Kerang hijau diperoleh dari daerah Propinsi Banten yaitu satu stasiun
di Teluk Banten yaitu desa Karangantu S-4 dan satu stasiun lagi dari Teluk Lada yaitu Panimbang S-5. Ukuran bobot tubuh kerang hijau Perna viridis yang diambil
dalam penelitian ini adalah berkisar 5 - 66g, namun gonad yang dianalisa diambil
kerang yang besar. Untuk data performan Morfometrik kerang hijau diambil sampelnya secara acak stasiun di Teluk Jakarta yaitu Kamal 183 kerang hijau,
Marunda 306 kerang hijau dan Gembong 167 kerang hijau, Teluk Banten yaitu di stasiun Karangantu sebanyak 110 kerang hijau dan Teluk Lada yaitu di Panimbangan
sebanyak 215 kerang hijau. Pada sampel air laut, sedimen dan organ gonad kerang hijau dari kelima
stasiun dilakukan pemeriksaan kandungan senyawa logam berat. Kandungan logam berat diperiksa dengan menggunakan alat spektropotometer serap atom SSA flame,
meliputi unsur Hg, Pb, Cd, Cr dan Hg diperiksa Laboratorium Pasca Panen, Balai Besar Pasca Panen Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Pemeriksaan suhu,
kecerahah, salinitas dan pH air dilakukan di lokasi stasiun penelitian. Selanjutnya tingkat lapisan minyak, DO, nitrat, amoniak, dan phospat diperiksa di Laboratorium
Limnologi, FPIK-IPB Bogor. Parameter yang diamati dan alat analisisnya disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Metode analisis laboratorium untuk masing-masing parameter.
No Parameter Alat
Analisis
1. Suhu Termometer
2. Salinitas Salinometer
3. pH pH-meter
4. Kecerahan m
Secchi disk 5. Lapisan
minyak Ekstraksi
6. Oksigen terlarut DO
DO-meter 7. Amoniak
Spektropotometer 8. Nitrat
Spektropotometer 9. Phospat
Spektropotometer 10.
Pb SSA
11. Cd SSA
12. Cr SSA
13 Hg SSA
Parameter kualitas air, sedimen dan sel-sel gonad kerang jantan dan betina yang diamati dapat dilihat Tabel 12.
Tabel 12. Parameter yang diamati pada perairan dan kerang hijau. No Peubah
Kualitas Air di Teluk
Jakarta Peubah pada gonad kerang hijau Perna viridis
Jantan Betina 1
2. 3.
Kimia; Logam berat
1. Pb 2. Cd
3. Cr 4. Hg
Juga Sedimen Fisik
1.Suhu 2. Kecerahan
3. Salinitas 4. lapisan
minyak
Kimia 1.pH
2.DO 3.Amoniak
4.Nitrat 5.Phospat
1. Logam berat: 1. Pb
2. Cd 3. Cr
4. Hg 2. Sel-sel kelamin:
-Spermatogonia, -spematosit primer,
-Spermatosit sekunder, -Spermatozoa.
-Diameter Lumen -Luas Lumen
-Volume lumen 1. Logam berat:
1. Pb 2. Cd
3. Cr 4. Hg
2.Sel-sel Kelamin: -Oogonia
-Oosit Primer -Oosit Sekunder
-Diameter Lumen -Luas Lumen
-Volume lumen
Sampel kerang hijau yang diambil diukur morfometriknya seperti bobot tubuh, panjang, lebar, tinggi, bobot cangkang dan bobot daging kerang hijau. Sampel kerang
hijau diperiksa secara visual organ reproduksinya apakah mengalami abnormalitas. Sampel organ reproduksi jantan dan betina kerang hijau dibuat preparat histologi
untuk melihat kelainan gametogenesis spermatogenesis dan oogenesis. Sel-sel kelamin jantan yang diamati adalah spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit
sekunder dan spermatozoa. Sedangkan sel-sel kelamin betina yang diamati adalah sel- sel oogonia, oosit primer dan oosit sekunder. Selanjutnya juga diamati diameter
folikel, luas folikel dan volume folikel gonad jantan dan betina. Sumber data sekunder kualitas air pantai Teluk Jakarta, Banten dan Lada
diperoleh dari hasil pemantauan Departemen Kelautan dan Perikanan, pemerintah DKI Jakarta dan Propinsi Banten.
3.2.2. Cara Kerja Pembuatan Preparat Histologi