pemukiman 1,21, sampah komersial 3,65 dan sampah pasar 0,12. Menurut Firmansyah 2007 sumber limbah B3 di perairan Teluk Jakarta propinsi DKI Jakarta
berasal dari industri tekstil dan kulit, pabrik kertas dan percetakan, industri kimia dasar, industri farmasi, industri logam dasar, industri perakitan kendaraan motor,
industri baterai dan aki, dan rumah sakit. Sumber pencemaran logam berat di Teluk Banten Propinsi Banten berasal
limbah domestik dan industri. Menurut laporan Akbar dalam Tempo Interaktif, Jawa- Madura tahun 2005 bahwa Sungai Ciujung, Cibanten dan Cidurian di Kabupaten
Serang diindikasikan telah tercemar akibat buangan limbah cair dari 44 industri. Demikian Teluk Banten dan Teluk Lada telah mengalami pencemaran.
2.2. Sifat Fisik dan Kimia Logam Berat
Logam berat adalah unsur dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gcm
3
. Logam berat mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S, terletak pada sudut bawah
daftar periodik pada priode 4 – 7 dengan nomor atom 22 – 92. Logam berat dapat membentuk mineral atau senyawa logam bila bercampur dengan komponen tertentu
yang ada di bumi. Logam berat ada yang bersifat esensial bagi tubuh, tetapi bila tidak terkontrol dapat berbahaya. Berdasarkan penelitian terhadap organisme air, urutan
toksisitas akut logam berat dari yang paling tinggi adalah Hg
2+
, Cd
2+
, Ag
+
, Ni
2+
, Pb
2+
, As
3+
, Cr
2+
, Sn
2+
, dan Zn
2+
Darmono, 1995. Meskipun Pb
2+
relatif kurang toksik dibandingkan Ag
+
dan Ni
2+
, tetapi lebih mudah larut dibandingkan Ag
+
yang merupakan logam mulia.
Fardiaz 1992 menyatakan bahwa Pb dan dua logam berat sangat beracun lainnya Hg dan Cd merupakan logam berat yang dapat terakumulasi dengan cepat
dalam tubuh organisme akibat interaksi atau jaringan tubuh organisme dengan logam berat di lingkungan. Darmono 1995 menambahkan bahwa Hg, Cd, dan Pb
merupakan logam berat yang sangat berbahaya, dapat menyebabkan keracunan pada mahluk hidup dan tidak mempunyai fungsi biologik sama sekali.
2.2.1. Sifat Fisika dan Kimia Logam Merkuri
Pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan emas tradisional adalah limbah merkuri yang sangat berbahaya bagi mahluk hidup dan lingkungan.
Menurut Reilly 1980 merkuri Hg merupakan unsur ketiga di dalam kelompok IIB tabel priodik dengan nomor atom 80, bobot molekul 200.59, densitas 13,6 gcm
3
, berada dalam bentuk cair pada suhu 25°C, dan mendidih pada suhu 356,6°C. Logam
berat ini juga bersifat volatil, tidak larut dalam air dan lemak. APHA 1988, merkuri mempunyai valensi 1 atau 2. Jumlah rata-rata merkuri pada kerak bumi adalah 0,09
ppm; pada tanah adalah 30 -160 ppm, di sungai adalah 0,07 ugL dan pada air tanah adalah 0,5-1 ugL. Merkuri terdapat bebas di alam dengan sumber utama dari batu-
batuan cinnibar HgS. Bahan merkuri sering digunakan dalam proses amalgam, pelapisan kaca, uap lampu, cat, alat pengukur termometer, barometer, manometer,
farmasi, pestisida dan fungisida. Bentuk species dari merkuri yang umum ditemukan adalah Hg
2+
, HgOH
2
, Hg , dan senyawa komplek yang stabil dengan ligan organik.
Merkuri inorganik dapat ditransformasi menjadi methyl merkuri di dalam sedimen yang merupakan senyawa yang sangat toksik dan dapat terkonsentrasi melalui proses
rantai makanan. Standar merkuri yang dikeluarkan oleh US EPA untuk air minum adalah 2 ugL.
Merkuri yang dibuang ke lingkungan baik melalui proses geologis maupun antropogenik akan masuk ke dalam media cair dan udara, diikuti dengan proses
sedimentasi melalui air hujan ataupun lepasnya merkuri dari tanah dan sedimen. Uap merkuri mempunyai waktu tinggal atmosfir atmospheric residence time antara 0,4
dan 3 tahun, sedangkan merkuri dalam bentuk terlarut memiliki waktu tinggal sekitar 3 minggu WHO 1993. Merkuri yang dilepaskan akan diubah dari satu bentuk bahan
kimia ke bentuk yang lain secara fisika, kimia dan biologi. Proses transportasi di dalam tanah dan air akan terbatas dan kemungkinan deposisi dari merkuri tersebut
akan terjadi dalam jarak dekat. Merkuri adalah unsur yang berwujud cair, berwarna perak pada suhu kamar,
mudah bergerak, tidak berbau, tidak larut dalam air dan pelarut organik. Terdapatnya merkuri di alam disebabkan oleh kegiatan alam seperti proses pelapukan buatan dari
letusan gunung berapi dan beberapa kegiatan manusia, terutama kegiatan yang menggunakan senyawa merkuri sebagai katalis seperti pada pertambangan logam
mulia dan lain-lain. Bila dilihat dari sifat racunnya, merkuri termasuk dalam kelompok sangat beracun, antara lain karena tekanan uap merkuri cukup tinggi sehingga pada
suhu normal dapat menghasilkan kosentrasi uap yang dapat membahayakan, misalnya
pada suhu 24 C, udara yang jenuh uap merkuri akan mengandung 18 mgm
3
360 kali lebih besar dari nilai ambang batas yang dikeluarkan oleh The National Institutes of
Safety and Health, USA 0,05 mgm
3
.
2.2.2. Sifat Fisik dan Kimia Logam Kadmium