Penilaian Gametogenesis. Pembelahan maturasi

8. Pewarnaan Prefarat direndam dalam larutan hematoksilin selama 2 menit, dicuci dengan air keran mengalir, rendam dalam larutan eosin selama 2 menit, cuci dengan air keran mengalir. 9.Dehidrasi Prefarat direndam berturut-turut di dalam alkohol 70, 60, 85, 90, 95 I, 95 II, 100 I, 100 II masing-masing selama satu menit. 10.Clearing Prefarat direndam dalam xylol I dan xylol II masing-masing selama satu menit. 11. Penutupan dengan kaca penutup Preparat diberi perekat canada balsem, ditutup dengan gelas penutup, keringkan selama 10 menit. Preparat diberi lebel sesuai dengan perlakuan sehingga didapatkat prefarat permanen histologi gonad testis dan ovarium yang dapat diamati di bawah mikroskop.

3.2.3. Penilaian Gametogenesis.

Sampel preparat histologi gonad kerang hijau jantan dan betina yang berasal dari Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk Lada dianalisis histopatologinya. Untuk mengetahui akibat pengaruh akumulasi logam berat Hg, Pb dan Cd terhadap gametogenesis spermatogenesis dan oogenesis maka diperiksa setiap preparat histologi ovotestis dengan melakukan penilaian secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatozoa dan oogonia, oosit primer, oosit sekunder. Pada kerang hijau dilakukan menurut petunjuk Chipperfied 1953 bahwa untuk dapat menghitung sel-sel kelamin pada tingkat kematangan gonad. Dari keempat stadium yaitu stadium III yang tepat diguna untuk menghitung sel-sel kelamin dimana pada stadium tersebut gonad kerang jantan mengandung spermatogonia, spermatosit primer, sekunder, dan spermatozoa. Sedangkan pada kerang hijau betina mengandung oogonia, oosit primer, oosit sekunder Tabel 8. Demikian juga menurut petunjuk Galluci dan Galluci 1982; Braley 1984 bahwa tingkat perkembangan gonad untuk maksud menghitung sel-sel kelamin sebaiknya pada stadium 3 Tabel 9, selanjutnya menurut Seed 1969 dapat dilihat pada stadium 4. Penilaian sel-sel germinal pada stadium 4 pada lumen folikel hanya dilakukan pada sayatan melintang, bentuk bulat dan mempunyai lumen yang teratur sebanyak 20 potong folikel per gonad. Selanjutnya untuk memperoleh jumlah tiap sel germinal yang mendekati populasi sebenarnya, maka jumlah tiap sel germinal yang diperoleh dari hasil pengamatan, dikoreksi dengan menggunakan rumus Abercrombie 1946: M P = A [----------] L + M keterangan; P = Jumlah rata-rata sel peririsan lumen folikel yang sebenarnya A = Jumlah sel yang diperoleh sebelum dikoreksi. M = Tebal irisan lumen folikel dalam satuan mikron. L = Rata-rata diameter inti sel yang dihitung dalam satuan mikron.. Untuk menentukan apakah gametogenesis oogenesis dan spermatogenesis terpengaruh akibat bioakumulasi logam berat maka dibandingkan dengan jumlah sel- sel kelamin diantara Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk Lada. Kalau hasilnya diperoleh berbeda signifikan maka disimpulkan bahwa akumulasi logam berat dalam ovotestis berpengaruh terhadap gametogenesis.

3.2.4. Prosedur Pemeriksaan Logam Berat