Struktur dan Fungsi Testis

post settling survival akan optimal jika kondisi lingkungan hidupnya terpenuhi, sehingga kerang dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu dewasa. Faktor fisika perairan, angin dan arus, dapat memperkecil peluang larva menemukan subtrat yang sesuai atau dengan kata lain mempengaruhi proses settlement. Gonad pada kerang berbentuk folikel seperti buah anggur, selanjutnya dihubungi dengan pintu keluar dari gamet-gamet yang matang sehingga sampai dekat persimpangan dengan pintu renal, selanjutnya dilanjutkan oleh saluran gonad Gambar 7. Gambar 7. Sistem reproduksi pada bivalva Mackie 1984.

2.6.1. Struktur dan Fungsi Testis

Organ kelamin primer testis mempunyai fungsi ganda karena sebagai kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan hormon steroid, dan juga berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang dapat memproduksi sel-sel kelamin seperti spermatozoa Tunner dan Bagnara 1976. Pada hewan mamalia umumnya testis dilidungi oleh skrotum Linsay et al. 1982, dan dilapisi korium, tunika dartos, tunika komunis dan tunika albugenia, pada kelas Pisces testis berada dalam perut Toelihere 1981. Organ testis terdiri atas tubulus semeniferus dan sel-sel interstitial seperti sel- sel leydig yang berbentuk segi tiga yang terdapat diantara tubulus semeniferus. Populasi sel leydig dalam testis berkisar 2 sampai 37 persen yang jumlahnya tergantung pada species. Misalnya pada tikus jumlahnya sekitar 25 juta sampai 700 juta sel. Sel leydig terdiri atas sitoplasmik, nukleus, mitokondria, retikulum endoplasmik halus dan kasar, serta lipid. Sel-sel leydig sangat berperan dalam mekanisme biosintesis hormon testosteron, sehingga memungkinkan berlansungnya proses spermatogenesis dalam testis Ewing dan Zirkin 1983. Disamping itu sel leydig juga mempunyai pengaruh dalam interaksi pembentukan zat kekebalan antigen yang bersifat pagosit terhadap infeksi pada testis Hedger 1989. Jaringan interstitisium testis mengandung banyak pembuluh darah limpa, namun pada tubulus semeniferus sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Keadaan ini berarti bahwa seluruh komponen epitel tubulus seminiferus disuplai nutrisi dan dipelihara dari zat-zat esensial melalui sirkulasi secara difusi Turner dan Bagnara 1976. Saluran tubulus semeniferus dalam testis berliku-liku tidak teratur, yang diameternya tergantung pada species. Pada anak sebelum dan sesudah lahir ukuran diameternya berbeda seperti pada mencit setelah lahir ukurannya semakin meningkat dan pada umur 33 hari ukurannya menjadi konstan sekitar 204 ± 3 μ Vergounwen et al . 1991. Saluran tubulus semeniferus dalam testis merupakan komponen yang terbesar, yaitu sekitar 60 persen pada babi dan kuda, sedangkan pada tikus bisa mencapai 90 persen. Ukuran diameter tubulus semeniferus beragam antara species, umumnya berkisar 200 – 450 μ. Dalam tubulus semeniferus terdapat dua sel somatik yaitu sel myoid dan sertoli, serta terdapat lima macam tipe sel kelamin yaitu sel spermatogonia, spermatosit primer dan sekunder, spermatid dan spermatozoa Austin dan Short 1982. Letak sel kelamin tersebut dalam tubulus semeniferus sangat berhubungan dengan tingkat perkembangannya. Makin dewasa tingkat perkembangannya semakin dekat letaknya kearah lumen, sebaliknya semakin muda sel kelamin semakin dekat pada membran basal. Sel myoid merupakan bagian yang penting sebagai sel jaringan ikat di sepanjang dinding tubulus semeniferus, yang berdampingan dengan matrial bukan sel. Sel myoid kemungkinan besar bertanggungjawab atas respon gerakan peristaltik tubulus dan juga berkaitan dalam menstimulasi sel-sel sertoli Austin dan Short 1982. Sel Sertoli mempunyai fungsi yang sangat erat kaitannya dengan kelangsungan hidup sel kelamin, amtara lain: 1. Menghasilkan subtansi untuk menjamin berlangsungnya fungsi spermatogenik Garner dan Hafez 1987. 2. Menghasilkan protein pengikat androgen androgen binding protein = ABP yang berperan sebagai alat transit androgen ke sel-sel kelamin dan ke kaput epididimis Hanson et al. 1976, dan juga sebagai sumber sekresi cairan untuk transfer spermatozoa meninggalkan testis Garner dan Hafez 1987. 3. Bersifat sebagai pagositosis terhadap sel-sel kelamin yang mengalami degenerasi atau rusak dan sisa protoplasma sperma dewasa residual bodies yang banyak terdapat dalam tubulus semeniferus Carr et al. 1968. 4. Berfungsi sebagai penghalang darah testis blood testis barier, karena cabang sitoplasma sel sertoli yang berdekatan akan saling bertaut erat sekali, sehingga akan menghambat keluar dan masuknya zat asing pada tubulus semeniferus, terutama ditujukan bagi darah di luar tubulus agar tidak masuk. Pertautan cabang sel-sel sertoli yang berdekatan disebut “sertoli cell junction” Dym dan Fawcett 1970.

2.6.2. Ovotestis Kerang Hijau