Tabel 8 Kisaran kedalaman, rasio kedalaman, dan area pemanfaatan KJA di Waduk Cirata Sumber: Prihadi 2005
Kisaran Kedalaman m
Luasan ha Rasio
Pemanfaatan KJA ha Area ha
0—10 428
9.2 40
2,45 11—20
584 12.5
119 7,28
21—30 1.200
25.7 451
27,60 31—40
748 16.1
387 23,68
41—50 594
12.7 198
12,12 51—60
785 16.8
347 21,24
61—70 200
4.3 59
3,61 71—80
120 2.6
33 2,02
81—90 5
0.1
Total 4.664
100 1.634
100
4.3 Potensi Wilayah Penelitian
Berdasarkan kondisi fisik yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasi potensi wilayah penelitian secara umum sebagai berikut:
1 Energi dari sumber daya air yang terdapat di Waduk Cirata dapat dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA bagi masyarakat di wilayah
Jawa dan Bali. 2 Potensi perairan di Waduk Cirata dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar. 3 Waduk Cirata berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air domestik dan
industri-industri yang berada di sekitar waduk. 4 Air dari waduk dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi bagi areal
pertanian. 5 Sumberdaya perairan dapat dimanfaatkan untuk melakukan usaha
pengembangan di bidang perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya.
6 Sumberdaya perairan dapat dimanfaatkan sebagai sumberplasma nutfah
organisme perairan air tawar
7 Keindahan Waduk Cirata dan panoramanya dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan sektor kepariwisataan.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Daya Dukung Perairan Waduk Cirata
5.1.1 Status Kualitas Perairan Muara Sungai Citarum
Daerah aliran Sungai Citarum DAS merupakan DAS terbesar dan terpanjang di Jawa Barat. Sumber air Sungai Citarum berasal dari mata air
Gunung Wayang melalui 8 kabupaten-kota Kabupaten Bandung , Kota Bandung, Kota Cimahi, Sumedang, Cianjur, Purwakarta, Bogor, dan Karawang, serta
mengairi 3 waduk besar Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Sungai Citarum merupakan sumber air terbesar yang masuk ke Waduk Cirata. Berdasarkan data
pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada muara Sungai Citarum, parameter yang telah melampaui baku mutu air adalah zat tersuspensi, kekeruhan, kecerahan,
karbondioksida CO
2
bebas, asam karbonat HCO
3
, kesadahan, sulfida H
2
S, ammonia NH
3
, nitrit NO
2
Parameter zat tersuspensi, kekeruhan dan kecerahan sudah melebihi baku mutu air, diduga karena tingginya sedimentasi akibat dari lahan kritis yang cukup
luas. Secara umum permasalahan DAS Citarum adalah: lahan kritis cukup luas, langganan banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, sedimentasi,
penegakan hukum belum tegas, partisipasi masyarakat masih kurang, koordinasi masih lemah dan berpotensi konflik apabila stakeholder tidak bersatu.
Berdasarkan data kualitas air di muara Sungai Citarum maka dapat dinyatakan bahwa perairan Sungai Citarum yang masuk ke Waduk Cirata sudah
tercemar. Faktor utama penyebab kerusakan berat yang dialami Sungai Citarum diduga adalah banyaknya industri yang sengaja membuang limbah ke Sungai
Citarum http:bandung.detik.com. Pencemaran yang terjadi di perairan Waduk Cirata disebabkan oleh berbagai sumber baik dari limbah domestik limbah
organik, limbah industri limbah anorganik maupun dari erosi tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dahuri 2003 , secara garis besar sumber pencemaran
perairan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelas yaitu limbah industri, limbah cair pemukiman sewage, limbah cair perkotaan urban storm water,
pertambangan, pelayaran shipping, pertanian, dan perikanan budidaya. -N, oksigen terlarut DO, biological oxygen demand
BOD, chemical oxygen demand COD dan natrium Na.
Sedangkan bahan pencemar utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketujuh sumber tersebut berupa sedimen, unsur hara nutrient, logam beracun
toxic metal, pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah dan oxygen depleting substance bahan yang menyebabkan oksigen terlarut dalam air
berkurang.