LINGKUNGAN
◙
Iklim
◙
Curah Hujan
OUTPUT YANG DIKEHENDAKI • Fungsi dan umur waduk menjadi lebih
panjang • Pencemaran lingkungan terkendali
• Potensi sumberdaya perairan meningkat
• Kelestarian waduk • Keberlanjutan Usaha KJA
INPUT YANG TIDAK TERKENDALI • Peraturankebijakan pemerintah
• Pencemaran lingkungan • Jumlah penduduk
• Sikap dan perilaku mayarakat
MODEL PENGELOLAAN WADUK CIRATA JAWA BARAT
OUTPUT TAK DIKEHENDAKI • Pencemaran perairan
• Peningkatan sedimentasi • Daya dukung waduk menurun
• Usaha KJA tidak berlanjut • PLTA terganggu
• Umur waduk menjadi pendek INPUT YANG TERKENDALI
• Jumlah industri • Jumlah pemukiman di sekitar
waduk dan KJA • Luas lahan pertanian berdasarkan
kesesuaian dan daya dukung lahan • Tataruang kawasan waduk
• Jumlah KJA • Sedimentasi limbah budidaya ikan
• Teknologi budidaya ikan • Modalinvestasi
• Sarana produksi • Sarana penyedotan sedimen
MANAJEMEN PENGENDALIAN
Gambar 14 Diagram input output model pengelolaan waduk berkelanjutan
.
3.3.5 Pengembangan Model
1. Model Kelembagaan
Pengembangan model kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata secara berkelanjutan didasarkan atas hasil analisis kelembagaan dengan menggunakan
metoda ISM yang dikembangkan oleh Saxena 1992 dalam Eriyatno 1999. Data pada teknis ISM adalah kumpulan pendapat dari pakar panelis sewaktu menjawab
tentang keterkaitan antar elemen. Pengembangan model kelembagaan ini bertujuan untuk membangun alternatif institusi pengelola waduk yang tepat,
sesuai dengan karakteristik daerah, perkembangan masyarakat dan peraturan yang berlaku.
2. Analisis Kelembagaan
Elemen-elemen yang dipilih dalam melakukan analisis kelembagaan ini adalah elemen yang berperan secara dominan dalam menentukan keberhasilan
pengelolaan waduk berkelanjutan. Menurut Saxena 1992 dalam Eriyatno 1999, program dapat dibagi menjadi sembilan elemen, yaitu 1 sektor masyarakat yang
terpengaruhi, 2 kebutuhan dari program, 3 kendala utama, 4 perubahan yang dimungkinkan, 5 tujuan dari program, 6 tolok ukur untuk menilai setiap tujuan,
7 aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktifitas, dan 9 lembaga yang
terlibat dalam pelaksanaan program. Pada penelitian ini program yang ingin dicapai dalam pengelolaan Waduk Cirata adalah 1 tujuan yang ingin dicapai, 2
kebutuhan dari program, 3 kendala utama, dan 4 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Dasar pertimbangan dalam pemilihan elemen dari program
yang ingin dicapai adalah elemen dominan yang sudah dikonsultasikan dengan pakar.
Menurut Kholil 2005 dan Eriyatno 1999, analisis terhadap model kelembagaan ini pada dasarnya untuk menyusun hirarki setiap sub elemen pada
elemen yang dikaji kemudian membuat klasifikasi ke dalam 4 sektor untuk menentukan sub elemen mana yang termasuk ke dalam variabel autonomous
sektor 1, dependent sektor 2, linkage sektor 3 atau independent sektor 4 Gambar 15.