Tabel 9 Status Kualitas Perairan Sungai Citarum
Baku Mutu PP 82 Tahun 2001 Hasil analisis Kualitas air
No. Parameter
Satuan Kriteria Gol B
Rata2 tw1 Rata2 tw2
Rata2 tw3 Rata2 tw4
Rata2 muara sungai
FISIKA
1 Temperatur
o
tan C
27,7 27,3
27,9 27,7
27,6 2
Residu terlarut mgl
1000 143,67
154,7 157
180 158,8
3 Zat tersuspensi
mgl -
15 32, 7
3,2 8,2
14,8 4
Kekeruhan NTU
- -
11 -
5,4 8,2
6 Kecerahan
Cm -
135 140
- 15
96,7 KIMIA
1 pH
- 5 - 9
7,6 7,4
7,3 8,0
7,6 2
CO
2
mgl bebas
- 13,2
15,8 35,6
3,9 17,2
3 HCO
mgl
3
- 129,3
105,3 144,0
149,6 132,0
4 Kesadahan CaCO
3
mgl
53,4 42
42 36
43,34 5
Sulfida H
2
mgl S
0,1 -
- -
0,01 0,01
6 Ammonia NH
3
mgl 0,05
0,01 0,002
0,007 0,012
0,008 7
Nitrit NO
2
mgl -N
1 0,04
0,11 0,07
0,37 0,14
8 Nitrat NO
3
mgl -N
10 1,15
0,64 0,57
0,60 0,74
9 Fosfat PO
4
mgl -
0,22 0,17
0,30 0,27
0,24 11
Oksigen Terlarut DO mgl
6 2,9
2,8 2,2
0,2 2,02
12 C O D
mgl 10
15,42 14,88
9,71 15,72
13,93 13
B O D mgl
6 10,87
10,81 5,34
7,86 8,72
16 Besi Fe
mgl 5
0,14 0,16
0,34 0,21
17 Air Raksa Hg
ppb 1
0,54 0,13
0,27 0,52
0,37 18
Nikel Ni mgl
- 0,03
0,03 0,04
0,03 19
Tembaga Cu mgl
1 0,01
0,01 0,01
20 Seng Zn
mgl 5
0,02 0,11
0,02 0,04
0,05 22
Kadmium Cd mgl
0,01 0,009
0,0004 0,006
0,005 23
Timbal Pb mgl
0,1 0,0087
0,01 28
Mangan Mn mgl
0,5 0,076
0,021 0,05
29 Natrium Na
mgl -
34,33 25
42 42
35,83 BIOLOGI
1 MPN E.coli
JPT100 ml 2000
240 1100
9 240
397,25 2
MPN Coliform JPT100 ml
10000 460
2400 23
460 835,75
5.1.2 Karakteristik Fisika–Kimia Perairan Waduk Cirata
1. Parameter Fisika Perairan
a. Suhu
Suhu perairan merupakan salah satu parameter yang mengatur proses fisika, kimia dan biologi yang terjadi di dalam suatu perairan. Suhu perairan akan
mempengaruhi kelarutan oksigen, komposisi substrat, kekeruhan maupun kecepatan reaksi kimia di dalam perairan. Peningkatan suhu juga menyebabkan
penurunan kelarutan gas dalam air Haslam 1995. Effendi 2003 menyatakan bahwa peningkatan suhu menyebabkan peningkatan metabolisme dan respirasi
organisme air, selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan
organik oleh mikroba. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut: 1 menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air, 2 meningkatnya
kecepatan reaksi kimia, 3 mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya, dan 4 jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya
diduga akan mati Kristanto 2002. Hasil pengukuran suhu menunjukkan bahwa kisaran suhu pada semua titik adalah 27-29
b. Zat Tersuspensi
C. Kisaran suhu ini masih dalam batasan normal dan baik untuk kehidupan organisme perairan waduk.
Zat tersuspensi padatan tersuspensi total adalah bahan-bahan tersuspensi yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 milimikron. Zat
tersuspensi terdiri dari pasir halus serta jasad-jasad renik. Penyebab nilai zat tersuspensi yang utama adalah kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke badan air
Effendie 2003. Hasil pengukuran zat tersuspensi adalah 15,11 mgl. Nilai tersebut sudah melewati baku mutu air yang ditentukan.
c. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yag diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus, maupun bahan
anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain APHA 1989. Kekeruhan pada perairan tergenang danauwaduk lebih banyak