Verifikasi Model Beban Pencemar

Gambar 82 Nilai kapasitas asimilasi Fe dan perkembangan beban pencemaran Fe. Gambar 83 Nilai kapasitas asimilasi Pb dan perkembangan beban pencemaran Pb Hasil simulasi menunjukkan beban pencemaran Mangan Mn meningkat dari 2.049,29 ton menjadi 4.048,92 ton. Nilai ini berada di atas nilai kapasitas asimilasi Mn yaitu 40,64 ton. Artinya pada periode 2005-2045 perairan Waduk Cirata tidak mampu mengasimilasi pencemaran limbah yang masuk sehingga terjadi penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Kondisi ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem di Waduk Cirata Gambar 84. Gambar 84 Nilai kapasitas asimilasi Mn dan perkembangan beban pencemaran Mn. Zn termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kadar Zn pada kerak bumi sekitar 70 mgkg Moore 1991 dalam Effendi 2003. Zn digunakan dalam industri besi baja, cat, karet, tekstil, kertas, dan bubur kertas. Peningkatan total beban sumber pencemar akan mempengaruhi meningkatnya beban pencemaran Zn. Hasil simulasi menunjukkan beban pencemaran Zn meningkat dari 463,48 ton menjadi 963,38 ton. Beban pencemaran Zn pada periode 2005-2045 berada di atas nilai nilai kapasitas asimilasi Zn yaitu 42,86 ton. Artinya pada periode ini air Waduk Cirata tidak mampu mengasimilasi pencemaran limbah yang masuk sehingga terjadi penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Kondisi ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem Waduk Cirata Gambar 85. Beban pencemaran yang terus meningkat mengakibatkan daya dukung Waduk Cirata semakin menurun. Daya dukung Waduk dapat dijelaskan berdasarkan nilai kapasitas asimilasi, apabila berada di bawah nilai kapasitas asimilasi berarti perairan Waduk masih memenuhi daya dukung, demikian sebaliknya. Nilai beban pencemaran yang berada di bawah nilai kapasitas asimilasi berarti bahwa dalam rentang waktu tertentu air Waduk Cirata masih mampu mengasimilasi pencemaran limbah yang masuk tanpa terjadi penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Gambar 85 Nilai kapasitas asimilasi Zn dan perkembangan beban pencemaran Zn. Hal ini disebabkan oleh air memiliki kemampuan self purification atau kemampuan pulih alamiahnya. Beban limbah yang masuk perairan hendaknya tidak melebihi daya asimilasi ekosistem sehingga kemampuan pulih alaminya self purification dapat berlangsung secara optimal Dahuri 2003. Konsentrasi polutan yang masuk ke perairan mengalami tiga macam fenomena, yaitu pengenceran dilution, penyebaran dispertion, dan reaksi penguraian decay or reaction. Oleh sebab itu, dibutuhkan segera penanganan terhadap sumber pencemar melalui intervensi kebijakan dan penguatan kelembagaan. Akumulasi dari masing–masing beban pencemaran mengakibatkan total beban pencemaran pada periode 2005–2045 terus meningkat dari 414.692,06 ton menjadi 769.876,85 ton. Peningkatan total beban pencemaran ini akan meningkatkan konsentrasi kualitas air Waduk Cirata dan menurunkan daya dukung lingkungan sehingga akan melebihi stándar baku mutu air. Daya dukung lingkungan turun dari 0,75 75 mencapai 0,1 10, hal ini berarti daya dukung lingkungan perairan Waduk Cirata semakin hari semakin menurun. Berdasarkan hasil simulasi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan penanganan terhadap sumber pencemar melalui intervensi kebijakan dan penguatan kelembagaan. Gambar 86 memperlihatkan perkembangan total beban pencemaran perairan dan daya dukung lingkungan. Gambar 86 Perkembangan total beban pencemaran perairan dan daya dukung lingkungan.

3. Verifikasi Model Kualitas Air Waduk Cirata

Peningkatan total beban pencemaran akan mempengaruhi meningkatnya konsentrasi TDS di waduk. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata–rata konsentrasi TDS pada periode 2005-2045 meningkat dari 314,44 mgl menjadi 489,59 mgl nilai ini masih di bawah nilai baku mutu TDS yaitu 1000 mgl Gambar 87. Gambar 87 Nilai baku mutu TDS dan perkembangan konsentrasi TDS 2005- 2045. Konsentrasi COD di Waduk Cirata dipengaruhi oleh beban pencemaran di inlet sungai. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi COD pada 01 Jan 2005 01 Jan 2025 01 Jan 2045 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 BPTDS KAs_TDS Ta h un L im b a h to n 01 Jan 2005 01 Jan 2015 01 Jan 2025 01 Jan 2035 01 Jan 2045 200.000 400.000 600.000 Tot _BP DDL2 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Ta h un B e b a n P e n c e m a ra n to n D a y a D u k u n g L in g k u n g a n periode 2005-2045 meningkat dari 286,70 mgl menjadi 575,87 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu COD yaitu 10 mgl Gambar 88. Gambar 88 Nilai baku mutu COD dan perkembangan konsentrasi COD 2005-2045. Beban pencemaran yang terus meningkat akan mempengaruhi konsentrasi BOD di Waduk Cirata. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi BOD pada periode 2005-2045 meningkat dari 103,54 mgl menjadi 201,99 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu BOD yaitu 2 mgl Gambar 89. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi − 3 NO pada periode 2005-2045 meningkat dari 22,67 mgl menjadi 47,32 mgl, nilai ini masih di bawah nilai baku mutu − 3 NO yaitu 10 mgl Gambar 90. Seiring dengan peningkatan total beban pencemaran maka akan meningkat pula konsentrasi − 3 4 PO di Waduk. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata–rata konsentrasi − 3 4 PO pada periode 2005-2045 meningkat dari 0,37 mgl menjadi 0,92 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu − 3 4 PO yaitu 0,20 mgl Gambar 91. Gambar 89 Nilai baku mutu BOD dan perkembangan konsentrasi BOD 2005- 2045. Gambar 90 Nilai baku mutu − 3 NO dan Perkembangan konsentrasi − 3 NO Gambar 91 Nilai baku mutu − 3 4 PO dan perkembangan konsentrasi − 3 4 PO 2005-2045 01 Jan 2005 01 Jan 2025 01 Jan 2045 10 20 30 40 KANO3 BM_NO3 Ta h un K o n s e n tr a s i m g l 01 Jan 2005 01 Jan 2025 01 Jan 2045 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 KAPO4 BM_PO4 Ta h un K o n s e n tr a s i m g l Meningkatnya konsentrasi Fe di Waduk Cirata disebabkan oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi Fe pada periode 2005-2045 meningkat dari 29,72 mgl menjadi 59,72 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu Fe yaitu 0,30 mgl Gambar 92. Gambar 92 Nilai baku mutu Fe dan perkembangan konsentrasi Fe 2005-2045. Nilai konsentrasi TSS terus meningkat melebihi nilai baku mutu pada periode 2005 sampai akhir simulasi yaitu dari 493,32 mgl menjadi 989,88 mgl, kondisi ini akan mengganggu keseimbangan ekologi Waduk Cirata. Oleh sebab itu dibutuhkan penananganan terhadap sumber pencemar TSS melalui intervensi kebijakan dan penguatan kelembagaan Gambar 93. Gambar 93 Nilai baku mutu TSS dan perkembangan konsentrasi TSS 2005-2045. 01 Jan 2005 01 Jan 2025 01 Jan 2045 200 400 600 800 KATSS BM_TSS Ta h un K o n s e n tr a s i m g l Simulasi pada periode 2005–2045 menunjukkan bahwa total beban pencemaran akan mempengaruhi konsentrasi F di Waduk. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata–rata konsentrasi F pada periode 2005-2045 meningkat dari 4,31 mgl menjadi 9,31 mgl, nilai ini masih di bawah nilai baku mutu F yaitu 0,5 mgl Gambar 94. Gambar 94 Nilai baku mutu F dan perkembangan konsentrasi F 2005-2045. Konsentrasi Zn di Waduk Cirata sangat dipengaruhi oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata–rata konsentrasi Zn pada periode 2005-2045 meningkat dari 1,64 mgl menjadi 3,39 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu Zn yaitu 0,05 mgl. Kondisi ini akan mengganggu keseimbangan ekologi Waduk Cirata Gambar 95. Gambar 95 Nilai baku mutu Zn dan perkembangan konsentrasi Zn. 01 Jan 2005 01 Jan 2025 01 Jan 2045 2 4 6 8 KAF BM_F Ta h un K o n s e n tr a s i m g l Gambar 96 memperlihatkan bahwa meningkatnya konsentrasi As di Waduk dipengaruhi oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi As pada periode 2005-2045 terus meningkat dari 64,45 mgl menjadi 89,45 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu As yaitu 0,05 mgl. Gambar 96 Nilai baku mutu As dan perkembangan konsentrasi As 2005-2045. Gambar 97 memperlihatkan bahwa meningkatnya konsentrasi Cd di Waduk dipengaruhi oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi Cd pada periode 2005-2045 terus meningkat dari 100,51 mgl menjadi 139,51 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu Cd yaitu 0,01 mgl. Gambar 98 memperlihatkan bahwa meningkatnya konsentrasi Pb di waduk dipengaruhi oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi Pb pada periode 2005-2045 terus meningkat dari 33,27 mgl menjadi 46,27 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu Pb yaitu 0,03 mgl. Gambar 97 Nilai baku mutu Cd dan perkembangan konsentrasi Cd 2005-2045. Gambar 98 Nilai baku mutu Pb dan perkembangan konsentrasi Pb 2005-2045. Gambar 99 memperlihatkan bahwa meningkatnya konsentrasi Mn di Waduk dipengaruhi oleh peningkatan total beban pencemaran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata–rata konsentrasi Mn pada periode 2005-2045 terus meningkat dari 4,52 mgl menjadi 8,92 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu Mn yaitu 0,10 mgl. Gambar 99 Nilai baku mutu Mn dan perkembangan konsentrasi Mn 2005-2045. Dari hasil simulasi Gambar 87 sampai dengan Gambar 99 di atas menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi kualitas air di Waduk Cirata terus meningkat pada periode 2005–2045 sehingga cenderung nilai kualitas airnya berada di atas nilai baku mutu PP 82 Tahun 2001. Hal ini membuktikan bahwa kondisi sumber pencemar harus tetap dikontrol agar tidak mengganggu keseimbangan ekologi Waduk Cirata. Oleh sebab itu dibutuhkan penanganan terhadap sumber pencemar melalui intervensi kebijakan dan penguatan kelembagaan. Seiring dengan pertambahan populasi penduduk, total beban sumber pencemar limbah dan total beban pencemaran maka daya dukung lingkungan terus menurun secara drastis Gambar 100. Daya dukung lingkungan terus turun dari 0,75 75 menjadi 0,1 10. Gambar 100 Hubungan populasi penduduk dengan daya dukung lingkungan 2005-2045.

5.5.4 Analisis Kebijakan

1. Skenario-Skenario Kebijakan

Skenario yang dilakukan adalah skenario pesimis PM, moderat MDR, dan optimis OP. Skenario optimis adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan industri dari 3,41 menjadi 2,0, laju pertambahan RPH dari 3,41 menjadi 2,0, laju penggunaan pupuk pertanian dari 0,02 menjadi 0,01 dan laju pertambahan penduduk dari 1,5 menjadi 1,3. Skenario moderat adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan penduduk RTP sebesar 0,0234 menjadi 0,01. Skenario pesimis adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan peternakan ayam dari 2,31 menjadi 1, peternakan itik dari 1,67 menjadi 1, peternakan domba dari 1,625 menjadi 1 dan peternakan sapi dari 2,06 menjadi 1 Gambar 101.

2. Pengembangan Kebijakan Alternatif

Analisis kebijakan adalah pengetahuan tentang cara-cara yang strategis dalam mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu aspek penting dalam proses analisis kebijakan dengan metode sistem dinamis adalah simulasi model yang merupakan tiruan perilaku sistem nyata. Dengan menirukan perilaku sistem nyata tersebut maka proses analisis akan lebih cepat, bersifat holistik, hemat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini akan diuraikan tentang bagaimana melakukan analisis kebijakan tersebut secara teknis 01 Jan 2005 01 Jan 2015 01 Jan 2025 01 Jan 2035 01 Jan 2045 2.000.000 4.000.000 6.000.000 J_Pddk_Tot EX DDL2 Tot _BP Tot _B_ lim bah_SelfpEx 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Ta h un P e n d u d u k ji w a D a y a D u k u n g L in g k u n g a n