Budidaya Ikan di Karamba Jaring Apung

masalah tersebut. Efektifitas maksudnya sebuah sistem yang telah dikembangkan haruslah dapat dioperasikan. Oleh karena itu sistem haruslah merepresentasikan kondisi nyata yang sebenarnya terjadi, dan holistik mengharuskan merepresentasikan penyelesaian permasalahan secara utuh, menyeluruh dan terpadu. Menurut Eriyatno dan Sofyar 2007 metodologi sistem dapat dibagi dua yaitu hard system methodology HSM dan soft sistem methodology SSM. Pendekatan HSM memiliki asumsi bahwa: 1 masalah yang dimiliki system terdefinisi dengan baik, 2 memiliki solusi optimum tunggal, 3 pendekatan sains untuk pemecahan masalah akan bekerja dengan baik, 4 didominasi faktor teknis. Dalam pendekatan hard system teknik dan prosedur kaku untuk menghasilkan data dan pengolahan masalah yang terdefinisi dengan baik, difokuskan pada implementasi komputer. HSM dapat dikarakterisasi sebagai sesuatu yang memiliki tujuan atau akhir yang akan dicapai dan systemnya dapat direkayasa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara SSM merupakan sebuah pendekatan untuk pemodelan proses pengorganisasian dan hal itu dapat digunakan baik untuk pemecahan masalah umum maupun dalam manajemen perubahan. SSM dapat dikarakterisasikan sebagai sesuatu yang memiliki akhir yang diinginkan, tetapi cara mencapai hasil dan hasil aktualnya tidak mudah untuk dikuantifikasikan. SSM lebih mengarah pada model konseptual normatif yang bisa menghasilkan perencanaan dan strategi.

2.6.2 Pemodelan

Menurut Winardi 1999 model adalah suatu gambaran abstrak dari sistem dunia nyata dalam hal-hal tertentu. Suatu model yang baik akan menggambarkan dengan baik segi tertentu yang penting dari perilaku dunia nyata. Pernyataan yang senada juga dikemukakan oleh Eriyatno 1999 bahwa model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual. Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Model adalah suatu abstraksi dari realitas oleh karena pada wujudnya kurang kompleks daripada realitas itu sendiri. Model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji. Model adalah penyederhanaan sistem di alam yang dapat digunakan untuk memudahkan pengambilan keputusan Suratmo 2002. Model dalam arti luas merupakan penggambaran sebagian dari kenyataan,yaitu antara model dan kenyataan harus ada persamaan agar model yang bersangkutan dapat digunakan secara berarti Winardi 1999. Hal tersebut tidak berbeda dengan pendapat Ford 1999 yang mengartikan model sebagai pengganti sistem yang sebenarnya untuk memudahkan kerja. Untuk melakukan simulasi model dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang dinamakan Powersim . Arne et al. 1996 menjelaskan bahwa Powersim adalah suatu perangkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamik dengan kemampuan yang tinggi dalam melakukan simulasi. Powersim digunakan sebagai laboratorium mini untuk melakukan percobaan beberapa kebijakan sebelum dicobakan ke dunia nyata. Model tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit, untuk merealisasikan variabel sistem, namun model simulasi dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis. Simulasi model yaitu model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Menurut Djojomartono 1993, dalam proses membangun model simulasi komputer, terdapat enam tahap yang saling berhubungan yang harus diperhatikan, yaitu 1 identifikasi sistem, 2 konseptualisasi sistem, 3 formulasi model, 4 simulasi model, 5 evaluasi model, dan 6 penggunaan model dan analisis kebijakan. Identifikasi dan definisi sistem. Tahap ini mencakup pemikiran dan definisi masalah yang dihadapi yang memerlukan pemecahan. Pernyataan yang jelas tentang mengapa perlu dilakukan pendekatan sistem terhadap masalah tersebut merupakan langkah pertama yang penting. Karakteristik pokok yang menyatakan sifat dinamik atau stokastik dari permasalahan harus dicakup. Batasan dari permasalahannya juga harus dibuat untuk menentukan ruang lingkup sistem. Konseptualisasi sistem. Tahap ini mencakup pandangan yang lebih dalam lagi terhadap struktur sistem dan mengetahui dangan jelas pengaruh-pengaruh penting yang akan beroperasi di dalam sistem. Dalam tahap ini sistem dapat dinyatakan di atas kertas dengan beberapa cara: diagram lingkar sebab akibat dan diagram kotak, menghubungkan secara grafis antara peubah dengan waktu dan bagan alir komputernya. Struktur dan kuantitatif dari model digabungkan bersama, sehingga akhirnya kedua-duanya akan mempengaruhi efektifitas model. Formulasi model. Berdasarkan asumsi bahwa simulasi model merupakan keputusan, maka proses selanjutnya dalam pendekatan sistem akan diteruskan dengan menggunakan model. Tahap ini biasanya model dibuat dalam bentuk kode-kode yang dapat dimasukan ke dalam komputer. Penentuan akan bahasa komputer yang tepat merupakan bagian pokok pada tahap formulasi model. Simulasi model. Tahap simulasi ini, model simulasi komputer digunakan untuk menyatakan serta menentukan bagaimana semua peubah dalam sistem berperilaku terhadap waktu. Ditetapkan periode waktu simulasi. Evaluasi model. Berbagai uji harus dilakukan terhadap model yang telah dibangun untuk mengevaluasi keabsahan dan mutunya. Uji ini berkisar dari memeriksa konsistensi logis sampai membandingkan keluaran model dengan data pengamatan atau lebih jauh menguji secara statistik parameter-parameter yang digunakan dalam simulasi. Analisis sensitifitas dapat dilakukan setelah model selesai divalidasi. Penggunaan model dan analisis kebijakan. Tahap ini mencakup penggunaan model dalam menguji dan mengevaluasi alternatif yang memungkinkan dapat dilaksanakan. Sushil 1993 menekankan bahwa fokus utama dari metodologi sistem dinamik adalah pemahaman atas sistem, sehingga langkah-langkah pemecahan masalah memberikan umpan pada pemahaman sistem. Pemahaman atas sistem melahirkan identifikasi dan definisi atas permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut. Konseptual sistem kemudian dilakukan atas dasar permasalahan yang didefinisikan. Hal ini akan menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam atas sistem yang selanjutnya akan mendefinisikan masalah sampai konseptualisasi sistem dinyatakan dapat diterima. Didasarkan konseptualisasi sistem ini, selanjutnya model diformulasikan secara detail dalam persamaan matematis yang juga akan menimbulkan tambahan pemahaman atas sistem. Formulasi terus berlangsung dengan tujuan mendapatkan model logis yang dapat mempresentasikan sistem nyata. Model selanjutnya disimulasikan dan dilakukan validasi yang juga akan menimbulkan umpan balik tentang pemahaman atas sistem. Hasil validasi kemudian akan menimbulkan proses perbaikan dan reformulasi masalah. Tahap selanjutnya dilakukan analisis kebijakan pada model yang telah valid dan ini akan menambah pemahaman akan sistem. Kebijakan yang menimbulkan perbaikan selanjutnya diimplementasikan dan umpan balik yang diperoleh dari sistem nyata, pada akhirnya juga akan menimbulkan tambahan pemahaman akan sistem.

2.6.3 Sistem Dinamik

Sistem dinamik merupakan sebuah pendekatan yang menyeluruh dan terpadu, yang mampu menyederhanakan masalah yang rumit tanpa kehilangan esensi atau unsur utama dari obyek yang menjadi perhatian Muhammadi et al. 2001. Metodologi sistem dinamik dibangun atas dasar tiga latar belakang disiplin yaitu manajemen tradisional, teori umpan balik atau cybernetic, dan simulasi komputer. Prinsip dan konsep dari ketiga disiplin ini dipadukan dalam sebuah metodologi untuk memecahkan permasalahan manajerial secara holistik, menghilangkan kelemahan dari masing–masing disiplin, dan menggunakan kekuatan setiap disiplin untuk membentuk sinergi. Menurut Eriyatno dan Sofyar 2007, sistem dinamik merupakan salah satu teknik HSM yang dapat digunakan dalam rancang bangun sistem. Selanjutnya menurut Forrester 1961 dalam Eriyatno dan Sofyar 2007, sistem dinamik dititik beratkan pada analisis karakteristik struktur sistem yang selanjutnya dipetakan secara nyata. Sistem dinamik dapat digunakan untuk menganalisis aspek fisik suatu industri atau proses produksi serta hal-hal yang berkaitan dengan perumusan dimasa datang. Rancang bangun sistem dinamik mengutamakan pada non-linier feed-back loop yang mempengaruhi proses kedinamisan yang bersifat nyata dalam struktur sistem. Menurut Coyle 1996 dalam Eriyatno dan Sofyar 2007, manfaat utama dari sistem dinamik adalah mendapatkan kualitas yang dapat diperbandingkan dari rancangan maupun kinerja dan sistem yang dapat dikelola. Sistem dinamik yang dikembangkan pertama kali oleh Bellman 1957 dalam Wangsadipura dan Lubis 2006, merupakan suatu metode pendekatan untuk penyelesaian masalah yang rumit dan kompleks. Sistem dinamik mengoptimasikan suatu proses pengambilan keputusan berangkai dengan memberikan suatu ketetapan rangkaian keputusan