Investasi kebun jarak pagar untuk 800 Ha memerlukan biaya sebesar Rp. 7,7 milyar, sedangkan investasi pabrik biodiesel bernilai Rp. 6,5 milyar, seperti
yang terinci pada Tabel 12 dan Tabel 13. Tabel 12. Biaya investasi kebun jarak pagar
Komponen Nilai
Rp Persentase
Investasi Kebun Jarak Pagar - Tenaga Kerja
2.040.000.000 26,46
- Bahan baku bibit 5.660.000.000
73,42 - Peralatan
8.750.000 0,11
Total 7.708.750.000
100,00
Tabel 13. Biaya investasi pabrik
Komponen Nilai
Rp Persentase
Modal tetap -Pra investasi
315.000.000 4,84
-Bangunan 2.200.000.000
33,81 -Mesin
dan peralatan
1.220.000.000 18,75
-Fasilitas Penunjang 43.950.000
0,68 -Alat kantor
22.000.000 0,34
Modal Kerja 2.705.094.296
41,58
Total 6.506.044.296
100
Berdasarkan Tabel 12 dan Tabel 13, investasi kebun jarak pagar terdiri dari biaya tenaga kerja yang menyumbang 26,46 persen dari investasi, bahan baku
untuk penanaman menyumbang paling besar yaitu 73,42 persen dan peralatan sebesar 0,11 persen. Pada investasi pabrik, modal tetap menyumbang sebesar
58,42 persen dari total investasi atau senilai 3,8 milyar, sedangkan untuk modal kerja menyumbang 41,58 persen atau senilai 2,7 milyar dari total
investasi pabrik. Investasi tersebut dikeluarkan pada tahun ke-0, yaitu pada saat pendirian kebun dan pabrik.
3. Harga dan Prakiraan Penerimaan
Harga produksi ditentukan berdasarkan metode Full Costing melalui persamaan sebagai berikut :
HP =
BV + BT + OH Jumlah
Produk Dihasilkan
Keterangan : HP = Harga Pokok Produksi
BT = Biaya Tetap BV = Biaya Variabel
OH = Biaya Over Head Sedangkan harga jual ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini :
HJ = HP + Mark up x HP Dengan :
HJ = Harga Jual HP = Harga Pokok Produksi
Markup sebesar 38,55 dari harga pokok produksi.
Pada penetapan harga jual produk biodiesel jarak pagar ini, biaya overhead
tidak dihitung karena biaya tersebut merupakan bagian dari biaya tetap sehingga penghitungan biaya tidak double. Penerimaan diperoleh antara
jumlah produksi dengan harga jual. Asumsi yang dipakai adalah produk terjual 100 dari yang diproduksi. Jumlah produksi untuk tahun pertama
sebesar 456.495 kg, tahun kedua sebesar 547.794 kg, tahun ketiga sebesar 639.093 kg, tahun keempat sebesar 730.392 kg, tahun sebesar 821.691 kg, dan
tahun keenam sampai tahun kedua belas sebesar 912.990 kg. Harga pokok dihitung dengan metode full costing dengan mempertimbangkan keseluruhan
biaya tetap dan biaya variabel dan harga jual produk ditetapkan sebesar Rp. 5.880 per kg atau Rp. 4.998 per liter sudah termasuk pajak penjualan sebesar
10. Dalam proyek investasi ini diasumsikan bahwa harga jual mengalami kenaikan sebesar 5 tiap tahun dengan pertimbangan meningkatnya
permintaan akan produk ini di pasaran. Apabila biodiesel dicampur dengan solar B20, B10, B5 maka harga
masing-masing campuran dapat dihitung sebagai berikut:
• Harga solar untuk konsumsi: Rp. 4.300liter
Harga Biodiesel : Rp 4.998liter Harga B20 solar 80, biodiesel 20 = 20 Rp. 4.998 + 80 Rp 4.300
= Rp. 4.440liter
Harga B10 solar 90, biodiesel 10 = 10Rp. 4.998 + 90 Rp 4.300 = Rp. 4.370liter
Harga B5 solar 95, biodiesel 5 = 5Rp. 4.998 + 95 Rp 4.300 = Rp. 4.335liter
• Harga solar untuk industri: Rp. 6.000liter
Harga pokok Biodiesel : Rp 3.607liter digunakan oleh PG Harga B20 solar 80, biodiesel 20 = 20Rp. 3.607 + 80 Rp 6.000
= Rp. 5.800liter Harga B10 solar 90, biodiesel 10 = 10Rp. 3.607 + 90 Rp 6.000
= Rp.5.900 liter Harga B5 solar 95, biodiesel 5 = 5 Rp. 3.607 + 95 Rp 6.000
= Rp.5.950 liter •
Harga solar industri : Rp. 6.000liter Harga Biodiesel : Rp 4.998liter
Harga B20 solar 80, biodiesel 20 = 20 Rp. 4.998 + 80 Rp 6.000 = Rp. 5.521liter
Harga B10 solar 90, biodiesel 10 = 10Rp. 4.998 + 90 Rp 6.000 = Rp. 5.761liter
Harga B5 solar 95, biodiesel 5 = 5Rp. 4.998 + 95 Rp 6.000 = Rp. 5.880liter
Berdasarkan perhitungan Harga B20, B10, dan B5 untuk konsumsi masyarakat memang lebih mahal dibandingkan dengan solar bersubsidi
Rp.4.300,-, hal tersebut dikarenakan biaya produksi yang tinggi untuk pembuatan biodiesel tersebut. Selain itu, faktor bahan baku sangat
mempengaruhi terhadap harga biodiesel. Sedangkan untuk harga B20, B10, dan B5 untuk bahan bakar industri masih lebih murah dibandingkan harga
solar Rp. 6.000,-. Pada kajian ini pihak pabrik mempunyai sumber bahan baku kebun supaya suplai bahan baku terus kontinyu, karena saat ini biji
jarak pagar masih sulit untuk didapatkan walaupun banyak lembaga dan perusahaan yang sedang mengembangkan tanaman jarak pagar .
Penerimaan tahunan didapatkan dari hasil penjualan pada tahun tersebut. Asumsi yang digunakan adalah setiap tahun seluruh biodiesel dan
produk samping yang diproduksi habis terjual. Hal ini disebabkan biodiesel yang diproduksi telah memiliki standar kualitas dan harga kompetitif,
sehingga dengan spesifikasi biodiesel yang dihasilkan diharapkan dapat bersaing dipasaran. Untuk tahun pertama sampai tahun kelima, dengan asumsi
produksi sebesar 50 persen; 60 persen; 70 persen; 80 persen; dan 90 persen dari total kapasitas pabrik, ditargetkan 100 persen biodiesel dapat terjual dari
total produk yang diproduksi pada tahun tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya penjualan tetap dipertahankan sebesar 100 pesen dari total
biodiesel yang diproduksi. Biaya operasi pabrik dapat dilihat pada Lampiran 10.
4. Proyeksi Laba Rugi