Teknologi Proses Aspek Teknis Teknologis 1. Bahan Baku

52 Kapasitas industri biodiesel ini adalah 913 tontahun atau 1.074.105,86 litertahun; 75,56 tonbulan atau 88.891,52 liter bulan; 3,15 tonhari atau 3.703,81 literhari. Penentuan kapasitas ini berdasarkan jumlah bahan baku yang dihasilkan oleh kebun.

3. Lokasi Pabrik

Terdapat beberapa prinsip dasar dalam penentuan lokasi pabrik, yaitu peraturan dan kebijakan, pembobotan relatif, interaksi antar berbagai faktor input dan pasar, dan pertimbangan umum lokasi lainnya. Penentuan lokasi pabrik merupakan salah satu tahapan dalam studi kelayakan pendirian industri biodiesel jarak pagar di Indonesia. Menurut Umar 2001, faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik adalah letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual; letak bahan baku utama; sumber tenaga kerja; sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik, dan sebagainya; fasilitas transportasi untuk memindahkan bahan baku ke pabrik dan hasil produksi; fasilitas untuk pabrik; lingkungan masyarakat sekitar; dan peraturan pemerintah. Lokasi pabrik yang dipilih untuk pendirian industri biodiesel adalah kawasan PG Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena, bahan baku utama berasal dari perkebunan jarak pagar Jatitujuh 800 Ha, sehingga akan memudahkan proses produksi dan akan mengurangi biaya transportasi dan biaya lainnya..

4. Teknologi Proses

Proses pembuatan biodiesel jarak pagar terdiri dari dua tahap yaitu ekstraksi minyak jarak dan proses pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel. Biodiesel diolah dengan bahan baku minyak yang diperoleh dari berbagai hasil agroindustri, misalnya dari tanaman jarak pagar. Pengolahan bahan baku menjadi faktor penting untuk menghasilkan biodiesel yang berkualitas memenuhi standar. Proses produksi biodiesel dari buah jarak 53 pagar meliputi tiga tahap yaitu persiapan bahan, ekstraksi dan transesterifikasi. • Persiapan Bahan dan Ekstraksi Minyak Jarak Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Secara umum, bahan alam yang mengandung minyak diekstrak dengan tiga metode, yaitu metode mekanis, rendering perebusan, dan pelarut. Untuk bahan yang berkadar minyak tinggi 30-70 persen minyak dalam bahan, metode mekanis lebih dianjurkan, karena lebih cepat, lebih mudah, dan relatif lebih murah. Bahan-bahan berkadar minyak rendah harus diekstrak dengan metode pelarut, karena ekstraksi pelarut merupakan metode dengan efisiensi tertinggi yaitu dengan rendemen sekitar 98 persen. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah mahalnya pelarut organik pengekstraknya. Umumnya, heksana, petroleum eter dan karbon disulfida digunakan sebagai pengekstrak. Metode rendering digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Ketaren, 1986. Pada persiapan bahan ini, biji jarak pagar dikeringkan terlebih dahulu dengan pengeringan alami matahari atau apabila musim hujan dapat menggunakan oven pada suhu 110 o C selama satu jam. Pengeringan tesebut dilakukan sampai kadar air dalam biji sebanyak 7 persen. Biji yang sudah kering kemudian dimasukkan kedalam mesin pengolah minyak sehingga didapatkan minyak jarak kasar, mesin yang digunakan untuk ekstraksi ini menggunakan mesin Expeller With Cooking Kettle yang dilengkapi dengan mesin penyaring Filter Press buatan India Lampiran 4a. Minyak yang dihasilkan dinamakan minyak jarak mentah crude jatropha oil . Rendemen minyak jarak sebesar 35 persen, rendemen pengepresan sebesar 95 persen, sehingga didapatkan efisiensi rendemen minyak biji jarak adalah 33,25 persen. Ekstraksi dari biji kering 4.472,6 kgha menghasilkan minyak 1.618,27 liter, sedangkan untuk keseluruhan lahan 800 Ha dari 3.582 ton biji kering dapat menghasilkan minyak jarak 54 kasar sebanyak 1.191 ton atau setara dengan 1.295 kiloliter. Untuk proses ekstraksi minyak jarak dapat dilihat pada Gambar 9. Minyak jarak tersebut kemudian dianalisis sifat fisikokimianya. Sifat- sifat yang dianalisis diantaranya adalah viskositas, densitas, bilangan penyabunan dan kandungan asam lemak bebas. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat awal minyak jarak pagar sebelum diproses menjadi biodiesel. Gambar 9. Diagram alir proses ekstraksi minyak jarak pagar . • Proses Pengolahan Biodiesel Pada proses ini terdiri dari tiga tahap proses yaitu esterifikasi, transesterifikasi dan pemisahan gliserol. Proses transesterifikasi dilakukan untuk mengkonversi trigliserida dalam minyak jarak pagar menjadi metil ester. Alat untuk memproduksi biodiesel disebut dengan transesterifikasi. Ada dua jenis transesterifikasi yaitu jenis batch dan continues Graboksi dan McCormick, 1998, Allen dan Watts, 1996. Pada skala laboratorium tipe batch lebih cocok karena produksinya tidak terlalu besar Allen dan Watts, 1996, sedangkan untuk kapasitas yang kebih besar tipe continues lebih baik. Tipe seperti ini lebih cocok untuk proses komersial. Terdapat tiga tahap untuk menghasilkan metil ester dari minyak, yaitu; 1 katalisasi 55 minyak dengan metanol dalam rangka transesterifikasi; 2 katalisasi asam lemak dengan metanol dalam rangka esterifikasi 3; Mengubah minyak dari asam lemak menjadi metil ester. Menurut Tapasvi, et al. 2004, secara umum proses produksi biodiesel dibagi kedalam empat tahapan utama, yaitu:

1. Proses degumming minyak mentah dan pemurnian.